Orang Tuaku Pahlawanku

Karya Yosepta

Ayahku bernama Narko, beliau bekerja sebagai ojek. Bukan masalah status pekerjaannya, namun beliau menjalankan pekerjaan tersebut dengan baik. Beliau adalah ayah yang baik, membanting tulang bekerja pagi dan malam, pernah mengantar orang jam 11 malam dan juga mengantar jam 5 pagi, hampir setiap hari. Ayahku itu orangnya tegas dan disiplin.

Saya masih ingat waktu SD, saat  pulang atau berangkat sekolah saya selalu diantar dan dijemputnya, meskipun waktu hujan ayahku tetap mengantar/menjemputku. “Pak sudah sampai sekolah belum? “, tanya saya pada ayah, karena memang saya tidak melihat sekeliling yang dilewati. Yang saya lihat hanya punggung ayah, karena saya berada di bawah mantel jas hujan ketika  air hujan terus mengguyur laju motor ayah yang beliau kendarai.” Sedikit lagi”, jawab ayah. Kalau diingat ingat lucu juga karena waktu itu penglihatan ku tertutup oleh jas hujan. Beliau tetap saja menerjang derasnya hujan, meski beliau basah yang penting saya tidak basah.

Ayahku adalah sosok pahlawan yang tidak kenal lelah, badai, hujan, panas ia terjang untuk mencari nafkah demi menghidupi keluarga. Beliau juga memberikan rasa aman dan perlindungan untuk keluarga. Terimakasih ayah untuk semua keringat yang kau teteskan untukku, aku akan membalasnya dengan kesuksesan yang membuat mu bangga (Cerita Yosepta, siswa kelas X Animasi SMK N 11 Semarang).

Karya Kilau

Apa itu pahlawan? Apakah seperti yang ada di film superhero? Tentu bukan, bagi saya pahlawan yang nyata adalah orang tua saya sendiri. Karena orang tua saya lah yang membuat saya menjadi diri saya yang sekarang ini, dan diri saya dimasa depan. Ah, akan saya sebutkan satu hal yang sangat bermakna dari superhero saya ini.
Sebenarnya ada begitu banyak hal yang bermakna dari orangtua saya, namun yang akan saya ambil untuk challenge kali ini adalah hal yang biasa saya lakukan dengan mama saya. Yaitu pelukan. Setiap hari, sebelum saya berangkat sekolah mama saya akan selalu memeluk saya dan mendoakan saya. Itu adalah hal yang sangat berkesan dan berarti untuk saya, memang biasa tetapi sangat terasa rasa sayang darinya untuk saya. Biasanya, saya juga selalu memeluk mama saya jika hati saya sedang resah atau sedih. Karena pelukan dari mama saya dapat membuat saya merasa lebih baik.

Karena saya sudah terbiasa dengan pelukan, saya sekarang menganggap bahwa berpelukan itu adalah salah satu cara mengungkapkan kasih sayang, karena itulah saya biasanya memeluk teman-teman perempuan saya. Untuk mengungkapkan rasa sayang dan memberikan kenyamanan kepada teman-teman saya.
Contohnya, ketika teman saya sedang terlihat sedih saya akan otomatis memeluknya. Tidak harus mengucapkan dengan kata-kata, namun hal sekecil pelukan dapat memberitahu oranglain bahwa kita mengasihi orang tersebut. Pelukan dari mama saya sangat berkesan bagi saya, karena bisa mengajarkan saya tentang kasih sayang (cerita Kilau, siswa kelas X Animasi SMK N 11 Semarang).

Itu adalah ungkapan dari Yosepta dan Kilau siswa kelas X animasi SMK N 11 Semarang yang diunggah di instagram dan disertai gambar ilustrasi yang menarik. Tulisan tersebut merupakan sebuah tantangan wajib yang ke 7 di semester ganjil tahun ajaran 2022/2023. Tantangannya berjudul Orangtuaku Pahlawanku. Dalam tantangan ini anak-anak saya pantik dengan video inspirasi.

Harapan dari anak setelah melihat video tersebut agar memiliki kepekaan rasa betapa penting dan berharganya orang tua dan bersyukur bagi anak yang masih memiliki orang tua yang lengkap. Usai melihat video, anak saya minta untuk mencermati sebuah puisi.

Ibu adalah bumi, yang menjadi tempat tumbuh dan berkembang benih kehidupan. Ibu adalah bumi. Tempat setiap anak belajar. Belajar berdiri dan melangkah menuju masa depannya. Ibu adalah bumi. Setiap jengkalnya menjadi pijakan sang anak untuk menjalani takdirnya. Ibu adalah bumi. Yang tak pernah bosan merengkuh tubuh anak-anak yang lahir darinya. Sekalipun sedikit yang mengingatnya dalam kebahagiaan atau mau dan memaklumi kekurangannya.

Setelah melihat video dan mencermati puisi tersebut, siswa diminta membuat gambar ilustrasi tentang orang tuanya berkaitan dengan kejadian yang paling diingatnya mengapa orang tuanya menjadi pahlawan di keluarganya.

Olah rasa menjadi kunci penting dari tantangan ini. Ketika siswa dipantik untuk olahrasa tentang mengapa orang tuanya menjadi pahlawan di keluarganya diharapkan perasaannya tidak tumpul, memiliki kebanggaan terhadap orang tua dan menjadi lebih dekat dengan orang tuanya. Gambar ilustrasi itu adalah kompetensi berikutnya setelah siswa memiliki kepekaan rasa. Dengan dipantiknya limbik sistem pada otak manusia yang berhubungan dengan emosi dan perasaan, harapannya akan memiliki kelembutan rasa. Ketika limbik sistem dioptimalkan maka neocortex akan berkembang dengan baik. Maka daya imajinasinya juga akan berkembang dengan baik.  Karya ilustrasi milik Yosepta di atas merupakan hasil imajinasi dipantik dengan olahrasa. Salam GSM, berubah, berbagi, berkokaborasi.

 

 

 

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *