Merawat Bakat dan Talenta: Motivasi dalam Persekutuan Jumat Siang

“Selamat siang, pak Di mau mengingatkan saja nanti jadi menyampaikan motivasi nggih pak. Sekalian titip pesan ke anak-anak, kalau mapel agama Kristen, tidak hanya pengetahuan, tetapi juga sikap hati (pembentukan karakter) dan pengembangan bakat/ketrampilan (dalam wadah persekutuan jumat siang). Maturnuwun pak Di”, ungkap Bu Neti guru Pendidikan Agama Kristen SMK N 11 Semarang melalui whastapp. Pesan ini mengingatkan bahwa siang ini, 8 September 2023 saya diminta untuk memberikan motivasi kepada siswa-siswa yang beragama Kristen di ruang P2.3.

Ketika memasuki ruangan saya disambut dengan lagu rohani dengan judul Hati sebagai Hamba karya Ps. Jonathan Prawira.

Ku tak membawa apapun juga
Saat ku datang ke dunia
Ku tinggal semua pada akhirnya
Saat ku kembali ke surga
Inilah yang ku punya
Hati sbagai hamba
Yang mau taat dan setia
PadaMu Bapa
Kemanapun ku bawa
Hati yang menyembah
Dalam roh dan kebenaran
Sampai slamanya

Saya merasa bulu kuduk berdiri, bukan karena ada aura yang menakutkan, tapi justru terasa ada aura positif yang menyentuh sanubari ini. Ada vibrasi positif yang menyebar di ruangan tersebut.  Wajah semringah, penuh senyum dengan sorotan mata anak-anak yang memiliki aura kasih dapat saya rasakan. Sehingga sempat saya bingung mau ngomong apa.

“Anak-anakku ada di antara kalian yang orang tuanya sebagai petani?”, tanya saya untuk mengawali motivasi ini. Salah satu siswa perempuan dengan bangganya menyampaikan bahwa orang tuanya sebagai petani. “Ya, mengapa petani yang bijaksana ketika menanam tanaman dapat tumbuh berkembang dan akhirnya menghasilkan buah yang bagus?”, tanya saya lebih lanjut. Petani tersebut memiliki tangan dingin yang memiliki kasih di dalam pikiran, hati dan tindakannya. Bayangkan, ketika biji yang berkualitas baik, ketika jatuh di aspal, apakah akan tumbuh? Tentu tidak, karena tidak ada alam yang mendukungnya. Ketika biji yang sama jatuh di tanah yang bercadas, mungkin akan tumbuh dan akan berkembang kurang baik, karena kekurangan nutrisi. Namun petani yang bijak, akan menyediakan tanah yang gembur yang sudah bercampur dengan pupuk, menyediakan air yang cukup sehingga biji tersebut dapat tumbuh. Namun itu semua tidak cukup, biji yang tumbuh itu akan berkembang dengan baik ketika selalu dirawat, diberi pupuk, diberi air secukupnya, mendapatkan sinar matahari yang cukup, bebas dari gulma pengganggu. Ketika sudah dirawat, maka biji yang tumbuh dan berkembang tersebut akan memiliki akar yang kuat, yang secara mandiri akan mencari sari makanan atau unzur hara yang ada di tanah dan terus tumbuh dengan daun yang lebat dan menghasilkan buah yang ranum dan enak untuk dimakan.

Ini sebuah perumpamaan, anak-anakku yang terkasih. Biji yang ditanam oleh petani bijaksana itulah talenta, passion, bakat yang sudah kalian miliki dan itulah karunia Tuhan. Oleh karena itu, siapa yang bisa merawatnya? Yang bisa merawatnya adalah diri kita sendiri. Oleh karena itu, anak-anakku saya ajak untuk merawat dan menjaga talenta, bakat dan passion yang telah kita miliki. Kita bisa menjadi petani yang selalu merawat tanaman yang telah tumbuh itu, demikian juga kita harus mampu merawat talenta, passion dan bakat yang kita miliki.

Tentu di era zaman dulu dengan era saat ini berbeda cara merawatnya. Ketika Pak Diyarko dulu, harus berkilo-kilo jalan kaki untuk menuju sekolah dalam rangka merawat passion dan bakat yang saya miliki, tentu berbeda dengan kalian yang hidup pada era saat ini. Era dimana semua fasilitas sudah banyak tersedia. Android sudah tidak lagi sebagai barang mewah, namun sudah menjadi kebutuhan, bahkan kita tidak bisa lepas dari sang android ini. Tapi yang patut kita tanyakan pada diri sendiri, sudahkah android itu digunakan seoptimal mungkin untuk sarana merawat passion, bakat dan talenta kita?

Ketika seseorang memiliki passion di bidang animasi, sudahkah kita gunakan android itu sebagai sarana sumber belajar untuk memperdalam animasi. Ketika seseorang memiliki passion di bidang musik, sudahkah kita gunakan android itu sebagai sarana sumber belajar untuk memperdalam musiknya, dan sebagainya. Mari anak-anakku yang terkasih, kita bersama-sama kita rawat passion, bakat dan talenta yang sudah ada ini sehingga tidak harus menunggu lama, justru passion tersebut akan menghidupi kita.

Terima kasih, Bu Neti atas waktunya, terima kasih anak-anakku yang mengundang saya untuk memberikan motivasi ini. Mari kita jaga kebinekaan ini di bumi Grafika. Mulai tahun ini, kita akan mendengarkan di setiap pagi, selain lagu-lagu nasional, kita akan mendengarkan lagu-lagu rohani dari Islam, Kristiani dan Buddha dalam rangka merawat kebinekaan itu. Selamat siang dan salam kasih untuk kita semua.

 

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *