Kallita Belajar Menulis

Beberapa hari kemarin, Anakku Kallita mengikuti kegiatan di luar sekolah. Anak perempuan saya ini masih duduk di bangku kelas 4 SD Negeri Sekaran 01. Ada yang unik dari kegiatan yang dilakukan di sekolah tersebut, yaitu berkunjung ke suatu tempat di Salatiga dan mereka diajak belajar untuk melihat langsung, mempraktikkan secara langsung proses pembuatan makanan dari bahan singkong. Tidak hanya itu, anakku dan teman-temannya diajak mempraktikkan menjadi petani singkong. Usai kegiatan tersebut anakku juga mendapatkan tugas untuk menuliskan pengalamannya selama kegiatan. Malam-malam, anakku meminjam laptop ibunya. Meskipun masih latihan, anakku mencoba menulis pengalamannya secara detail. Untuk melihat hasil tulisan Kallita simak saja narasi yang dibuat sebagai berikut.

Keseruan PLS

Saat kelas 2 dan 3 sekolah kami SD Negeri Sekaran O1 belum mengadakan kegiatan Pendidikan di Luar Sekolah (PLS) karena ada covid 19. Saat kelas 4 ini alhamdullilah sekolah bisa mengadakan kegiatan PLS , PLS tersebut dilaksanakan di Kota Salatiga yaitu di Argo Telo. Kami tiba di sekolah pukul 6.00 dan menunggu persiapan. Baru pukul 6.30 kendaraan yang kami tumpangi berangkat menuju lokasi.

Kendaraan yang kami tumpangi adalah mini bus. Ada tiga minibus yang digunakan.  Sebelum berangkat kami diberi oleh panitia berupa roti untuk sarapan pagi. Setelah kami mendapatkan roti semua, tepat pukul 6.30 bus kami berangkat. Tidak lupa juga kami diberi kresek untuk jaga-jaga karena takut ada yang mabuk. Lucu kan, tapi itulah bentuk perhatian panitia terhadap kami. Saat perjalanan, kami melewati jalan tol menuju Salatiga.   Semua gembira karena akan mengikuti kegiatan bersama dan perjalanan dari Kota Semarang sampai ke tujuan sekitar satu jam.

Baru saja makan roti, sesampai di lokasi Argo Telo kami langsung disuruh mencoba makanan khas ketela.  O, pantesan, kami diminta mencicipi makanan dengan bahan dari ketela yang rasanya enak. Tempat yang disebut Argo Telo itu memiliki arti gunung ketela. Argo itu kata ayahku artinya gunung, sedangkan telo itu artinya ketela. Sesudah itu kami diajak untuk membuat makanan dengan bahan ketela. Dari bahan-bahan ketela, kami diajarkan oleh mbak-mbak untuk membuat makanan. Senang rasanya, kami dapat belajar membuat makanan khas ketela.

Tidak lupa, teman-teman, kami berfoto bersama dengan makanan hasil buatan kami. Setelah itu, kami disuruh memakai caping dan diajak jalan-jalan.  Caping merupakan topi yang terbuat dari anyaman bambu berbentuk kerucut, teman-teman. Kira-kira kami mau diajak apa ya? Ternyata kami disuruh mencoba memotong ketela satu persatu-satu. Asyik kan, kami bisa merasakan menjadi petani, lho.  Dan satu persatu kami  mencobanya, setelah itu kami di suruh melihat proses pembuatan makanan dari awal sampai akhir. Ada banyak pelajaran lho, ternyata makanan yang kita makan, tidak sesederhana prosesnya. Bayangkan, petani harus menanam ketela dari batangnya, yang sebelumnya tentu tanahnya harus digemburkan dulu. Butuh menunggu lama teman-teman, agar akar dari batang ketela tersebut membesar menjadi ketela. Dari kegiatan ini kami menjadi lebih bersyukur terhadap Tuhan sang pencipta. Alhamdullilah ya Allah, kami mendapatkan rizkiMu.

Teman-teman, selanjutnya kami berangkat ke suatu tempat menggunakan odong-odong. Dibutuhkan tiga odong-odong untuk mengangkut kami dan saya ikut odong-odong ke-3. Perjalanan bersama ini semakin asyik teman-teman. Sesampai di tempat, kami langsung disuruh joget, ya seperti senam atau nari, gitu lho. Kami merasa bahagia, ternyata joget yang dilakukan  secara  bersama-sama membuat kami tidak malu. Setelah joget kami disuruh mencoba menanam ketela dan cara mengambil ketela yang sudah jadi.

Selanjutnya kegiatan semakin seru, teman-teman. Coba tebak kegiatan apa teman-teman? Ternyata kami diajak bermain game. Seru kan? Kami disuruh duduk berbaris dan orang paling depan terdapat ember berisi air. Ternyata kami harus bermain estafet air. Seru lho, teman-teman, karena kami harus mengisi air sebanyak-banyaknya sampai pada barisan yang terakhir. Karena wadahnya berlubang, kami pun akhirnya basah semua. Meskipun ada rasa dingin-dinginnya, namun kami bisa tertawa lebar. Senang rasanya. Ada yang lebih seru lagi sesudah main estafet air, ternyata kami bermain estafet tepung. Lucu sekali, yang awalnya basah, akhirnya  kami belepotan kena tepung semua. Permainan ternyata belum selesai teman-teman. Ternyata masih ada lagi permainannya. Kami diberi tepung warna-warni.  Saya mendapat warna pink lho. Hik hik, warna kesukaan saya,  lalu kami disuruh melemparkannya ke atas dengan hitungan 123.  Pokoknya seru banget. Semua sudah terkena cat tepung dan kami berfoto bersama terlebh dahulu. Sesudah berfoto kami disuruh istirahat dan kami diberi burger dan jus jambu. Kenyang rasanya perut ini.

Sesudah itu kami menaiki odong-odong lagi untuk ketempat selanjutnya yaitu berenang di mata air Senjoyo.  Semua orang melihat kami, karena kami penuh warna dan tepung. Kami tidak sabar untuk masuk ke kolamnya. Air yang jernih membuat kami ingin segera berbasah-basahan. Ada yang unik lho teman-teman. Di sana kami juga bisa menangkap ikan.  Setelah menaruh tas kami langsung masuk ke kolam airnya.  Dingin sekali ternyata air kolam Senjoyo.

Sesudah berenang kuputuskan untuk  mandi karena badanku sudah mulai kedinginan. Akhirnya aku izin ke bu Patmi sebagai wali kelas 4b untuk mandi. Saya membawa uang dua ribu untuk ke toilet. Sesudah mandi saya bergegas ke tempatnya seperti semula  dan diberi makanan. Selesai makan saya beli jajan es susu lalu kami pulang. Lelah, tapi kami senang. Pengin sekali kegiatan ini terulang kembali. Terima kasih panitia, terima kasih Bu Patmi yang telah mendampingi kami. Kami semakin akrab, sebagai keluarga yang tak terpisahkan.

Ketika membaca tulisan tersebut, saya sebagai orang tuanya merasa bersyukur, ternyata anakku bisa merangkai kata-demi kata dengan baik. Di usianya yang masih 11 tahun, ia mampu menulis tulisan narasi dengan gaya bahasa khas anak-anak. Bahagia yang saya rasakan, karena di bagian terakhirnya ia menuliskan ungkapan terima kasih kepada panitia dan kepada gurunya yang telah mendampingi kegiatan tersebut. Tulisan ini secara tidak langsung menggambarkan ekosistem yang menyenangkan sudah terbentuk di SD Negeri Sekaran 01. Semoga ekosistem yang positif tersebut terus tumbuh sehingga membuat siswa-siswanya memiliki kepekaan yang tinggi.

1 thought on “Kallita Belajar Menulis”

  1. This design is incredible! You obviously know how to keep a reader entertained.
    Between your wit and your videos, I was almost moved
    to start my own blog (well, almost…HaHa!) Fantastic job.
    I really loved what you had to say, and more than that, how you presented it.
    Too cool!

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *