Callista: Mengisi Waktu Luang dengan Berkarya

Karya Callista

Masih terkait dengan group whatsapp yang masih aktif mendapat kiriman karya dari murid meskipun ini adalah hari libur bagi mereka, saya melihat karya Callista. Beberapa waktu yang lalu, Callista sibuk dengan pembuatan animasi dari kisah di balik salah satu panel relief di Candi Mendut. Ia mampu menyelesaikan karya animasinya dengan tepat waktu. Memang di semester ini, tidak semua murid menyelesaikan karya animasi, karena dari sisi kemampuan, sebagian besar masih perlu diasah terlebih dahulu kemampuan dasar menggambarnya. Berbeda dengan Callista, saya melihat dia sudah mampu membuat gambar dengan baik dan layak untuk masuk ke tahap berikutnya yaitu membuat animasi.

Di saat liburan ini, ternyata Callista mengirim karya gambar ilustrasi lengkap dengan pewarnaan yang matang didukung dengan video proses pembuatannya. Karya ilustrasi menggunakan software ibis paint dengan tabletnya ia mampu membuat gambar secara detail.

Dari kiriman karya Calista, saya tergelitik untuk bertanya lebih mendalam. “Mbak. Motivasi apa yang membuat Mbak Calista tetap mengirim karya padahal sudah mendapat nilai di raport?”, tanya saya melalui tulisan di Whatsapp. “Selamat sore pak Diyarko, motivasi saya hanya ingin mengisi waktu luang saya pak, kemarin kan classmeeting dua minggu jadi saya memiliki banyak waktu luang pak”, jawab Calista. “Mantap. Hal baik apa yang sudah kamu capai selama satu semester ini?”, tanya saya lebih lanjut, agar Calista melakukan refleksi dari apa yang sudah dilakukan selama satu semester.

“Hal hal baik yang saya rasa sudah saya capai selama satu semester ini adalah: 1) menyelesaikan tugas projek pak Diyarko dengan baik walaupun teknik saya masih terbatas. 2) saya mendapatkan pengalaman project sosial untuk meningkatkan kemampuan sosial saya. 3) Saya mempunyai teman-teman yang suportif, satu frekuensi dan saling mendorong serta saling memotivasi untuk mengerjakan tugas-tugas”, jawab Callista secara lengkap.

Seperti penjelasan awal, Callista adalah satu dari sepuluh murid yang mendapatkan tantangan membuat project animasi dari relief Candi Mendut. Selanjutnya, saya juga masih ingat dari laporan project sosial, ia mengikuti kegiatan kerja part time di sebuah hotel dan pekerjaan dia selama kerja partime adalah membersihkan kamar (baca: Kerja Part Time Tantangan Wajib Siswa Animasi – Diyarko.Com). Hal yang menarik selama satu semester ternyata ia mendapatkan teman-teman yang baik. Teman yang baik dalam bahasa Pali adalah Kalyanamitta (baca: Kalyanamitta: Sahabat Baik – Diyarko.Com). Saya merasa bahagia ketika murid selama satu semester ini dapat menyelesaikan tantangan-tantangan dari aspek hard skill, soft skill dan berada pada lingkungan sekolah yang menyenangkan, dimana mereka berada pada lingkungan psikologis yang mendukung seperti mendapatkan teman yang baik.

“Good. Kalau hal yang masih dirasa kurang dan ingin mbak Calista perbaiki seperti apa?”, tanya saya untuk mengorek lebih mendalam tentang Callista. “Yang saya rasa masih kurang adalah teknik dan pengalaman menggunakan teknik animasi supaya hasil animasi saya bisa lebih smooth dan lebih menarik lagi pak”, jawab Callista. “Saat ini menggunakan teknik apa?”, tanya saya lebih spesifik. “Yang animasi kemarin menggunakan teknik tweening pak dan itu pun masih belum sempurna, masih perlu banyak latihan pak, harapan saya juga bisa mempelajari teknik teknik lainnya selain tweening supaya hasil animasi saya bisa lebih bagus”, jawab Callista.  Dari jawaban Callista nampaknya ada dua problem yang perlu ditingkatkan. Pertama ia masih menggunakan teknik tweening namun hasilnya masih belum sempurna, dan kedua ia belum menguasai teknik lainnya. Akhirnya saya menanyakan lebih jauh lagi. “Jika ada dua pilihan, memperdalam teknik tweening dan satunya adalah mempelajari teknik lainnya. Dalam waktu dekat ini, mana yang akan kamu pilih?”, sebuah pertanyaan yang memperlukan pemikiran mendalam karena Callista harus memilih dari dua pilihan yang benar-benar sama bobotnya. Benar saja, Callista menjawab pertanyaan ini cukup lama. “Teknik lainnya pak, karena saya rasa saya perlu mengeksplore teknik-teknik animasi lainnya”, jawab Calistta. “Apa alasannya? Mengapa tidak memperdalam dengan menghasilkan karya yang lebih sempurna?”, tanya saya lebih lanjut.

“Karena menurut saya untuk membuat animasi yang bagus tidak cukup hanya menggunakan satu teknik sehingga saya perlu mengeksplor teknik-teknik animasi lainnya untuk kemudian nantinya bisa saya kombinasi sesuai kebutuhan pak”, jawab Callista yang memberikan alasan ia memilih ingin mempelajari teknik lainya dalam pembuatan animasi.

“Teknik apa yang akan dicoba dalam waktu dekat ini?”, tanya saya lebih lanjut. “Saya harus belajar untuk mengkombinasikan 2 teknik animasi yaitu teknik tweening dan teknik fps karena saya rasa animasi kemarin masih kurang halus dan gerakan in between kemarin masih kurang halus”, jawab Callista. “Good. Kapan akan dimulai? Terus cerita apa yang akan digunakan untuk melatih dua teknik tersebut?”, tanya saya lebih mendalam.

“Saya akan memulai belajar menggunakan teknik tersebut sesegera mungkin pak karena saya ingin mengikuti lomba animasi tentang kebudayaan Indonesia. Kira kira pak Diyarko punya ide mengenai permainan tradisional anak anak Indonesia?”, jawab Callista. Jawaban yang mengarah pada upaya Callista untuk merealisasikan rencananya. Ia akan membuat animasi tentang permainan tradisional untuk mengikuti lomba animasi tentang kebudayaan Indonesia. Dalam liburan ini ia ingin mengisi kekosongan dengan berlatih animasi. Semangat Callista, semoga mendapatkan hasil yang terbaik.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *