Pantikan Kemandirian Murid

“Selamat pagi anak-anakku. Pagi ini untuk siswa kelas X Animasi 3 yang sudah melaksanakan kegiatan kerja part time, saya minta untuk melaporkan dengan bercerita”, ungkap saya melalui group whatsapp. Pagi-pagi saya datang di kelas manual untuk bertemu mereka. Seperti biasanya, dilakukan mindfullness terlebih dahulu dan mengecek kehadiran murid. Saya pun akhirnya mengecek tantangan-tantangan wajib yang sudah dikirim. Dari pengecekan inilah akhirnya saya dapat mengetahui, tantangan mana yang masih banyak belum dikerjakan oleh murid. Rata-rata mereka belum mengerjakan tantangan kedua yakni  “Siapakah Aku”, versi video ataupun animasi. Setelah saya telisik lebih mendalam, ternyata mereka masih belum percaya diri untuk menyampaikan dalam bentuk lesan yang direkam dalam video. Inilah kondisi murid-murid yang masih memiliki kemampuan komunikasi yang rendah, dan inilah tantangan yang harus saya hadapi dan untuk segera diatasi. “Mereka tidak bisu, namun sulit berbicara”, itulah ungkapan yang sering saya sampaikan.

Dalam pembelajaran kali ini, mereka memiliki kesempatan untuk menyelesaikan tantangan-tantangan wajib maupun tantangan bebas untuk dijadikan presentasi. Di saat murid mengerjakan tantangan-tantangan yang belum diselesaikan, saya meminta satu demi satu secara bergantian untuk menyampaikan laporan kegiatan kerja part time.

Fildzah murid kelas X Animais 3 yang pertama kali berani menyampaikan laporannya tentang kegiatan kerja part time. Fildzah bercerita tentang pengalamannya ketika kerja partime di sebuah warung yang menjual bakso. Ia bercerita tentang kegiatannya membantu meracik pembuatan bakso dan melayani pembeli. “Yang saya rasakan setelah bekerja part time kali ini yaitu senang dan bangga. Senang karena dapat membantu sesama dan bangga karena dapat melatih cara bekerja saya bersama orang lain dan bagaimana saya berkomunikasi pada orang asing.

Ia juga bercerita bahwa kemampuan komunikasinya masih rendah, sehingga dengan kegiatan kerja part time tersebut dapat melatih keberanian untuk berbicara dengan orang lain yang belum dikenalnya. “Yang saya dapatkan setelah bekerja parttime ini berusaha untuk lebih baik lagi lain kali dalam bekerja bersama orang lain, dan lebih baik lagi dalam melayani dan berbicara kepada masyarakat”, ungkap Fildzah. “Kekurangan yang harus saya pelajari lagi yaitu, bagaimana melayani pelanggan dengan benar karena masih bingung dan kaku. Jadi, saya akan terus belajar bagaimana berkomunikasi yang baik dan benar pada pelanggan/masyarakat”, cerita Fildzah di hadapan saya. Fildzah saat ini hidup bersama dengan orang tuanya dan saat ini kehidupannya sepenuhnya dibiayai oleh kedua orang tuanya. “Mbak, Pak Di akan berbicara realistis saja. Kehidupan besok dan kehidupan mendatang adalah sebuah misteri. Mungkin hari ini orang-orang yang terdekat dengan kita, masih sehat-sehat saja, namun kita juga tidak tahu bahwa besok seperti apa. Kematianpun juga tidak diketahui kapan akan menghampiri kita. Tentu kita tidak bisa menggantungkan kehidupan kita terhadap orang tua terus menerus. Menurut mbak Fildzah, apa yang akan dilakukan selanjutnya setelah mengikuti kegiatan Part time ini?”, tanya saya. Pertanyaan yang realistis dan memantik murid untuk berpikir demi kemandirian dalam hidupnya dan kemandirian dalam finansialnya. Termenung agak lama, akhirnya Fildzah menyampaikan bahwa di saat liburan setelah penilaian akhir semester akan melanjutkan kegiatan kerja part time, dengan harapan akan melatih kemandirian dan mendapatkan finansial sendiri. Fildzah lebih bangga meskipun mendapatkan finansial yang sedikit namun berasal dari jerih payahnya sendiri.

Shehnie ketika melaporkan kerja part timenya menceritakan  pengalamannya berjualan minuman yang dilakukan pada Minggu, 19 November 2023. Ia bercerita berjualan di jalan rumpun, Kecamatan Banyumanik. Ia membantu melayani  penjualan minuman. Ia bercerita bahwa awalnya tidak memiliki kepercayaan diri namun pengalaman itu menyenangkan karena menambah pengalamannya. “Saya merasa grogi dan saya merasa senang karena bisa menambah pengalaman”, ungkap Shehnie.  Seperti halnya pada pertanyaan sebelumnya, saya memantik lagi tentang apa yang akan dilakukan setelah kegiatan PAS untuk meningkatkan kemandirian. Shehnie memiliki rencana akan melakukan kerja part time kembali. Dari 12 murid yang pada hari ini melaporkan kegiatan kerja part time, sebanyak 9 murid memiliki rencana untuk melakukan kegiatan kerja partime kembali pada saat liburan usai kegiatan penilaian akhir semester, sebanyak 1 siswa memiliki rencana akan berjualan makanan sendiri, 2 siswa akan membantu memasarkan usaha yang dimiliki orang tuanya.

Dari hasil wawancara ini pada tahap pertama ini saya bersyukur bahwa ada keinginan yang kuat dari murid untuk melatih kemandirian. Mereka ingin belajar tidak terlalu tergantung kepada orang tuanya. “Masa depan adalah misteri”, telah memantik murid untuk berbenah diri, bersikap dan bertindak secara mandiri. Saya tidak memberi nasihat, saya hanya memberikan pertanyaan-pertanyaan yang membawa pada kesadaran diri, memantik murid untuk melakukan sebuah perencanaan. Kerja part time yang saya berikan di semester ini, meskipun mereka lakukan hanya 1 sampai 2 hari ternyata membawa hikmah sendiri bagi mereka untuk melakukan kegiatan yang lebih bermanfaat. Dengan pertanyaan yang power full membawa kesadaran diri murid untuk bertindak secara mandiri. Semoga hal kecil ini menginspirasi yang lainnya.

 

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *