Magang 2 Tahun Kok Bisa?

Magang untuk gelombang pertama sebentar lagi selesai. Secara resmi, tanggal 22 Desember 2023, siswa SMK N 11 Semarang yang mengikuti magang dinyatakan ditarik untuk kembali ke sekolah. Adwa Nayla salah satu siswa Animasi yang saat ini kelas XII, namun ia mengikuti magang selama 2 tahun. Saya masih ingat 2 tahun yang lalu, saat kelas X Semester 2, Adwa Nayla diterima magang di Vokasee, terus berlanjut magang di Pickolab, dan lanjut mengikuti magang di Rans animation dan berlanjut lagi di Pickolab. Jadi dalam 2 tahun ia sudah mencicipi 3 studio yang tentu saja memiliki karakteristik berbeda-beda. Di saat kelas X, saya masih ingat sekali, gadis ini masih malu-malu, kurang percaya diri ketika berbicara dengan orang lain. Entah apa yang membuat saya memilih Adwa Nayla untuk saya ikutkan kegiatan pelatihan 3D bersama mentor dari Vokasee.id saat itu. Berbekal dari pelatihan tersebut, akhirnya ia diterima magang di Vokasee.id. Ia bahkan membuat modeling 3D yang disesuaikan dengan tema yang sedang ngetrand saat itu. Berbekal dari kebiasaan ini, ia mencoba mendaftar magang yang kedua di Pickolab karena portofolionya di anggap bagus. Selesai magang di Pickolab, ia bersama Reynaldi mendaftar magang di Rans Animation milik Rafi Ahmad dan ia menekuni bidang animate 3D. Selama 6 bulan ia jalani kegiatan di Rans Animation. Di awal kelas XI semester 2, ia kembali mendaftar  project industri di Pickolab sampai bulan Desmber 2023. Jika dibandingkan dengan waktu di sekolah, ia banyak menghabiskan waktunya di studio untuk mengasah kompetensi di bidang animasi terutama bidang 3D.  Ia hanya utuh di sekolah pada saat kelas X semester 1 dan nanti saat kelas XII di semester 2. Inilah cara kami di Jurusan Animasi SMK N 11 Semarang memberikan kemerdekaan dalam belajar, memberikan kesempatan murid untuk mengembangkan passionnya. Terkait dengan pelajaran teori yang ada di kelompok normatif adaptif ia menyelesaikan tugas-tugasnya melalui online dan berkomunikasi langsung dengan guru mata pelajarannya, sedangkan untuk pelajaran produktif, kami mempercayakan sepenuhnya kepada industri.

Adwa Nayla, Di akhir-akhir Kegiatan Magang di Pickolab
Adwa Nayla, Menyelesaikan Project di Pickolab

Karena sebentar lagi, Adwa kembali ke sekolah, saya tergelitik untuk berdialog meskipun melalui whatsapp agar tahu apa yang dirasakan, apa yang diperoleh selama 2 tahun kegiatan magang dan rencana apa yang akan dilakukan selanjutnya setelah magang. Dialog yang sederhana ini saya lakukan, namun paradigma coaching tetap saya lakukan.

“Mbak..tanggal 22 Desember 2023 sudah pulang ke sekolah. Sudah 2 tahun  mengikuti magang. Hal baik apa yang kamu peroleh dan dirasakan?”, tanya saya mengawali dialog dengan murid yang tinggalnya di daerah Ungaran ini. “Jadi lebih bisa mengatur waktu sih pak, lebih sering berinteraksi sama orang di pickolab jadi bikin saya gak terlalu malu buat interaksi ke orang lain soalnya dulu sebelum disini saya lumayan pemalu”, jawab Nayla. Jawaban ini jika saya bandingkan saat kelas X sudah tergolong panjang. Saya masih ingat sekali ketika kelas X, dia menjawab hanya seperlunya, singkat dan padat.

“Oo berarti komunikasi kamu meningkat ya? Jika dinyatakan dalam skor 0-10, dulu skor berapa dan sekarang skor berapa untuk komunikasinya mbak?”, tanya saya lebih lanjut. Sengaja saya membawa Nayla untuk melakukan penilaian diri sendiri secara kualitatif. “Iyaa pak, mungkin dulu skornya di 4 tapi sekarang udah 7 atau 8”, jawab Nayla. “Wah perubahan luar biasa. Hal apa yang membuat peningkatan sangat besar?”, respon penghargaan dan sekaligus bertanya apa yang menyebabkan perubahan yang besar. “Karena disini mau gak mau harus komunikasi ya pak, jadinya secara gak langsung melatih skill”, ungkap Nayla.

Budaya kerja di Pickolab selain harus memperhatikan deadline, yang bekerja di studio tersebut harus memiliki attitude yang baik. Komunikasi menjadi prioritas utama. Saya masih ingat cerita dari Mas Faqih, sebagai pemilik Pickolab, secara rutin mereview karya-karya dari karyawannya melalui google meet maupun secara langsung. Kemampuan komunikasi menjadi bagian penting dalam proses pelaporan hasil karya. Wajar jika Adwa secara langsung terlatih kemampuan komunikasinya karena kebiasaan dan tututan pekerjaan.

Keppo saya semakin tinggi, karena saya yakin tidak hanya komunikasi yang ia peroleh. “Selain komunikasi. Hal baik apa yang meningkat drastis?”, tanya saya ke Nayla. “Time management pak. Sama mungkin mentalnya lebih kuat dari sebelum magang”, jawab Adwa. “Wow..kuat mental ya. Mental seperti apa yang dipandang meningkat?, tanya saya lebih lanjut. “Jadi nggak gampang baper pak dan bikin saya lumayan percaya diri”, jawab Adwa. Sebuah proses yang luar biasa dan berdampak pada ketangguhan Adwa. Ketika di era Strobery generation ini, masih banyak ditemui remaja-remaja yang mudah baper, mudah terkena masalah kesehatan mental, justru Adwa merasa dirinya lebih tangguh. Kegiatan magang yang menempa dirinya dengan pekerjaan-pekerjaan dengan deadline ketat, kemampuan komunikasi yang harus baik menjadikan dirinya lebih tangguh. Ibarat saat kelas X Adwa hanya mampu mengangkat beban 15 kg, karena dilatih setiap hari untuk mengangkat beban yang lebih berat, akhirnya ia menjadi kuat dan tangguh untuk mengangkat beban yang lebih berat, mungkin bisa sampai 2 kalinya. “Oo..lebih tangguh ya”, respon saya memberikan penekanan dengan jawaban Adwa. “Hal apa yang masih dirasa kurang dan masih pengin diperbaiki mbak Adwa?”, tanya saya lebih lanjut untuk menggali informasi dalam proses identifkasi masalah. “Emosionalnya pak, kadang saya moodnya suka gak nentu. Jadi lumayan berpengaruh ke ngerjain tugasnya”, jawab Adwa. Jawaban yang jujur dan menggambarkan kondisinya.

Memasuki pada menggali informasi tentang rencana aksi. “Ada rencana apa untuk melatih emosional ini?”, tanya saya. “Rencananya mau lebih fokus ke tugas dan mungkin melakukan kegiatan yg bikin mood saya jadi bagus lagi. Ngerjain sambil dengerin lagu atau mungkin nonton YouTube/film sebentar”, jawab Adwa. “Oke oke. Cara yang bagus. “Terkait dengan skill di bidang 3D bagaimana kemampuanmu. Dulu skor berapa sekarang berapa?”, tanya saya lebih lanjut ke arah kemampuannya dalam bidang 3D. “Kalau dari vokasee dulu rate-nya di 3 tapi sekarang saya rasa rate-nya di 8”, ungkap Adwa. Sebuah proses perubahan yang luar biasa dari skor 3 menuju 8. “Mantap. Lalu apa rencana setelah kembali ke sekolah terkait dengan skill 3D ?”, tanya saya lebih lanjut. “Tetap bakal didalami lagi sih pak karena ada Hoshi dan mungkin mau ngejalanin fiver”, jawab Adwa. “Wow sip. Lanjutkan”, respon saya. “Siap Pak Di”, jawab Adwa Nayla.

Dari obrolan dengan Adwa menunjukkan bahwa magang selama 2 tahun memberikan dampak yang positif terhadap peningkatan kemampuan berkomunikasi, lebih tangguh dalam mentalnya dan secara hard skill hasilnya semakin mantap.

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *