Lomba Film Animasi SMK N 11 Semarang Pantik Kepemimpinan Murid

Jurusan Animasi SMK Negeri 11 Semarang, pada semester 2 di tahun 2024 ini menyelenggarakan lomba film animasi di tingkat sekolah.  Lomba film animasi ini akan diikuti oleh setiap kelas X dan XI jurusan Animasi dengan mengambil tema bebas sesuai kesepakatan kelas. Setiap kelas boleh wajib mengirimkan minimal 1 film animasi yang dapat dikerjakan secara mandiri maupun secara kelompok. Lomba dilaksanakan selama semester genap dan proses pengerjaannya dilalukan pada saat pembelajaran produktif animasi. Penilaian dilakukan melalui presentasi karya dan pengumpulan hasil karya maksimal pada akhir bulan Mei 2024.  Lomba tersebut diselenggarakan oleh panitia yang diketuai oleh Ketua Jurusan Animasi, Ronald Justice, S.Sn., M.Ars dengan anggota panitia adalah Taufiqul Khoyr, S.Pd dan Diyarko, M.Pd.

Mengapa lomba tersebut dilaksanakan? Ada keresahan yang kami rasakan terkait  dengan kolaborasi antara sesama murid di kelas yang masih perlu ditingkatkan. Project-project yang dilakukan di kelas selama ini bersifat individu, sehingga kurang memantik kerjasama. Melalui lomba film animasi ini diharapkan, setiap kelas akan mengirim karya film animasi yang dibuat secara berkelompok, sehingga kepemimpinan murid akan terbentuk. Ketika proses pembuatan film animasi dilakukan secara kelompok, mereka akan saling berdiskusi, membuat kesepakatan sendiri, membagi pekerjaan yang tentu disesuaikan dengan potensi dan kemampuan dari setiap individunya, namun semuanya akan memberikan perannya masing-masing untuk terlibat demi kesuksesan dalam memproduksi film animasi di kelas tersebut.

Suara murid (voice) menjadi perhatian dalam proses pembuatan film animasi yang ada di kelas. Ketika kelompok akan membagi tugas dan perannya, ketua kelompok diharapkan akan melihat potensi-potensi kelompoknya. Mereka juga diberikan kesempatan untuk memilih dalam mengambil bagian untuk berperan. Ketika kelompok produksi film animasi, tentu saja akan dibutuhkan kemampuan murid yang pandai membuat cerita, sehingga dibutuhkan murid sebagai script writer. Ketua kelompok akan melihat potensi murid yang unggul dalam membuat sketsa, maka akan menempatkan murid tersebut sebagai storyboard artis, membuat standar karakter. Ketua kelompok akan memetakan murid yang memiliki suara khas yang dapat menjadi dubber. Ketika script, dubbing, storyboard sudah jadi dan dilakukan review secara bersama-sama di kelompok tersebut, tentu saja usulan-usulan dari kelompok akan diperhatikan untuk perbaikan proses pra produksi, sebelum mereka mengeksekusi pembuatan animasi di tahap produksi. Di sinilah peran kelompok untuk terus mendengarkan suara dari anggotanya dan tentu saja dibutuhkan komitmen bersama untuk bertanggungjawab menyelesaikan film animasi tersebut.

Setelah storyboard diselesaikan dan disepakati bersama, maka storyboard tersebut sebagai kitabnya. Setiap anggota yang sekaligus menjadi animator harus tunduk dan taat dengan storyboard tersebut. Storyboard merupakan papan yang berisi alur cerita yang di dalamnya terdapat nomor scene, nomor cut, durasi, angle camera, action dan dialog beserta keterangan-keterangan yang membantu dalam proses pembuatan gerakan dari animator. Rasa tanggungjawab dan rasa memiliki dengan taat pada storyboard tersebut yang mempersatukan mereka untuk menyelesaikan film animasi yang sudah dirancang dan disepakati bersama.

Ketika setiap anggota mendapatkan bagian nomor-nomor cut dari ketua kelompok, maka mereka bertanggungjawab untuk mengerjakan pembuatan gerak animasi sesuai dengan storyboard. Karena setiap cut memiliki keterkaitan dengan cut-cut yang lainnya, maka mereka harus saling berkoordinasi satu sama lainnya, sehingga akan menghasilkan keharmonisan dalam bekerja. Seorang yang mengerjakan cut nomor 4 misalnya, maka ia harus melihat cut nomor 3 dan cut nomor 5 dan sekaligus harus memperhatikan script ceritanya. Di sinilah peran kerjasama akan terlihat agar menghasilkan karya animasi yang baik. Peran ketua kelompok yang sekaligus sebagai lead animator bertindak sebagai supervisi terhadap gerakan yang dibuat oleh masing-masing anggota. Setiap anggota memiliki kewajiban untuk taat terhadap aturan yang berlaku, sehingga ketika lead animator memberikan saran untuk merevisi, maka mereka tidak boleh menolak. Dengan demikian, kegiatan ini memantik murid untuk bertanggungjawab terhadap apa yang menjadi tugasnya, bertanggungjawab untuk taat terhadap aturan yang disepakati dengan kesadaran diri.

Ada yang menarik dari lomba film animasi di tingkat sekolah ini. Guru-guru produktif animasi dengan suka rela menyisihkan rejekinya untuk hadiah pemenang lomba sebagai uang pembinaan. Di samping itu, kami melakukan kerjasama dengan pihak industri seperti Bapak Pucung Studio, Keitoto Studio, Funnymotion Yogyakarta, Animars Yogyakarta dan Pickolab untuk menjadi penilai film dari peserta lomba. Industri-industri tersebut juga dengan suka rela memberikan uang pembinaan untuk memberikan semangat kepada murid-murid animasi SMK N 11 dalam berkarya.

 

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *