Kalau Bisa Cepat, Mengapa Harus Lambat?

IRREGULAR VERBS | Baamboozle

Pagi ini, 25 Maret 2024 saya mendapatkan kiriman film animasi pendek dengan judul “Angeli Belajar Pythagoras” dari Nadilah atau yang sering dipanggil Ara. Ara merupakan salah satu murid kelas X Animasi 4 yang memiliki semangat tinggi untuk menyelesaikan project animasi. Awalnya ia menyelesaikan tantangan wajib secara individu dengan cepat. Ketika yang lainnya masih pada tantangan gerakan karakter berlari, ia sudah mampu menyelesaikan tantangan karakter menggangkat dan mendorong benda. Dari sinilah saya mendapatkan informasi bahwa Ara ini perlu mendapatkan tantangan yang lebih. Prinsip saya, “Kalau Bisa Cepat, Mengapa Harus Lambat?”.  Dari informasi inilah, akhirnya Ara saya beri tantangan yang lebih dibandingkan murid-murid lainnya.

Diyarko: Nok. Karyamu sudah bagus. Ini kalau kamu saya beri satu storyboard yang berbeda sanggup buat animasinya Kamu sampai akhir semester ini cukup dari storyboard itu.
Nadhilah: terimakasihh pak diyarko. Maaf pak boleh lihat dulu tidak storyboard nya untuk mengukur kemampuan saya, saya juga lagi belajar pak
Diyarko: Hampir sama denga model yang saya kirim. Masih berkutat cerita Pak Di dan Angeli. Jika sanggup. Gas langsung pool.
Nadhilah: baik pak akan saya coba, tapi mohon maaf sekali kalau tidak sesuai ekspektasi pak Di soalnya saya lagi belajar.
Diyarko: Nanti modelnya setiap cut tetap laporkan. Besok saya beri storyboardnya
Nadhilah: baik siap pak Di
Diyarko: Jika sudah selesai akan diupload di YouTube animax sekaligus sebagai portofoliomu
Nadhilah: baik pak diyarko terimakasih sudah memberi saya kesempatan, semoga pak Di tidak kecewa sama hasilnya
Diyarko: Proses berlatih ya seperti itu nok. Pak Di gak bisa dibuat sama untuk setiap anaknya

Dari obrolan tersebut, akhirnya sejak 8 Maret 2024, Ara mulai melaksanakan project animasi secara individu setelah saya beri script dan storyboad.

Script cerita-Rumus Phytagoras

Storyboard-Rumus Phytagoras

Selama 17 hari, Nadhilah dengan semangat mengerjakan project tersebut. Komunikasi hampir setiap hari untuk berkonsultasi terhadap karya yang dibuat setiap cutnya. Dalam kegiatan project ini saya membantu dubbing dari karakter Pak Di. Inilah yang dibutuhkan murid ketika membuat karya animasi. Dibutuhkan kehadiran kita, bukan semata-mata hadir di kelas, namun hadir sepenuhnya menjadi teman diskusi. Murid juga membutuhkan respon yang cepat ketika mengirim hasil karya dari progresnya.

Saya masih ingat ketika Nadhilah berkonsultasi hasil karya meskipun melalui Whatsapp. Ia bahkan menuntut saya untuk mengkritik hasil karyanya.

Nadhilah: tidak ada responkah pak, atau kritikan?
Diyarko: Sudah bagus. Lanjutkan
Nadhilah: terimakasih pak Di, saya kalau ada respon jadi tambah semangat pak untuk melanjutkan cut selanjutnya.
Diyarko: Lha itu respon jempol. Itu artinya lanjut. Kalau belum  ada jempol, pasti saya minta revisi
Nadhilah: hehehe iya pak Di

Obrolan tersebut menggambarkan bahwa kehadiran kita sebagai guru, bukan sekedar hadir di kelas, namun mereka menbutuhkan apresiasi maupun saran untuk perbaikan dalam pembuatan karya di setiap progressnya.

Hari ini, saya merasa bahagia, karena Ara mampu menyelesaikan karyanya sesuai dengan expectasinya. Dalam waktu 17 hari, ia mampu menyelesaikan karya animasi dengan durasi 1 menit 29 detik. Ia secara konsisten membuat karya tersebut dari proses membuat gambar bergerak, menggabungkan dengan dubbing, melakukan proses compositing dan editing.

Setelah mengirim karya tersebut, sebagai bentuk penghargaannya, karya saya posting di youtube Animax dan dishare ke berbagai group whatsapp agar mendapatkan like, coment dan subcribe. Bentuk penghargaan yang sederhana, karena dukungan like, coment dan subcribenya akan mendukung hasil penilaian selanjutnya. Karya ini selanjutnya akan diikutkan dalam lomba animasi di tingkat sekolah. Hasil refleksi Nadhilah menunjukkan bahwa dirinya merasa senang dengan pencapaian ini. “Yang saya rasakan senang pak, akhirnya selesai, saat proses pengerjaan animasinya pun saya senang karena saya dapat belajar banyak animasi yang sebelumnya, saya belum tahu dan waktu luang saya tidak terbuang sia-sia. Terimakasih atas kesempatan yang pak Di berikan”, ungkap Nadhilah.

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *