Haru dan Doa Menyatu dalam Bakti Sadhana di SMK Negeri 11 Semarang

“Perasaan saya saat mengikuti kegiatan Bakti Sadhana yaitu senang dan sedih bersatu, karena kegiatan tersebut pertama kali dalam hidup saya. Membuat saya mengingat masa kecil saya. Betapa semangatnya mereka mencari nafkah untuk menghidupi saya & kedua kakak saya, hingga terkadang beliau lupa terhadap kesehatannya sendiri. Saya berharap semoga kegiatan tadi pagi menjadi titik awal kesuksesan saya, dan hal yang saya lakukan untuk kedepannya yaitu untuk selalu membanggakan dan membahagiakan orangtua”, ungkap salah satu siswa animasi usai mengikuti kegiatan Bakti Sadhana. “Perasaan saya ketika mengikuti Bakti Sadhana, sedih terharu, bercampur bahagia bisa memohon restu dan membasuh telapak kaki beliau bersimpuh memohon doa restu, rasa nyaman ketika Ibu memeluk dan mengusap kepala saya. Yang saya lakukan setelah mengikuti kegiatan Bakti Sadhana lebih menyayangi, menghormati orang tua”, ungkap Citra salah satu siswa PPLG. “Perasaan yang saya rasakan setelah melakukan bakti sadhana adalah rasa haru teringat perjuangan orang tua membesarkan kan saya. Walaupun saya sering membantah perintah mereka, mereka tetap memaafkan. Selanjutnya yang saya lakukan setelah kegiatan tersebut adalah ingin menjadi anak yang berprestasi, tidak menjadi seseorang yang membebani orang tua dan membuat mereka bangga terhadap diri saya yang lebih baik”, ungkap Giselle Direly Leonard salah satu siswa Desain Komunikasi Visual usai mengikuti kegiatan Bakti Sadana.

Itulah beberapa pendapat yang disampaikan melalui refleksi yang mereka tuliskan di group kelas Animasi, PPLG dan DKV. Tidak bisa saya sampaikan tulisan-tulisan siswa tersebut di web ini, karena begitu banyak siswa yang merasa terharu, bercampur bahagia serta adanya kesadaran dari dalam diri setelah mengikuti kegiatan tersebut untuk semangat belajar di SMK Negeri 11 Semarang. Bakti Sadhana merupakan sebuah kegiatan yang baru pertama kali dilakukan di SMK Negeri 11 Semarang sebagai bagian dari rangkaian kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang menghadirkan orang tua ke sekolah, sehingga secara bersama-sama siswa tersebut membasuh kaki orang tuanya dan menyatakan hormat atau sujud kepada orang tua. Dalam sujud dan hormat tersebut, siswa meminta maaf atas kesalahan yang telah diperbuat dan memohon doa restu. Dari doa restu inilah menjadi energi pendorong yang luar biasa untuk mengikuti pembelajaran di SMK Negeri 11 Semarang.

Sederhana kegiatan ini, namun penuh makna, bahkan dari orang tua banyak yang tidak kuat meneteskan air mata. Air mata haru, air mata doa yang diberikan kepada anaknya sebagai pintu jalan untuk menuju kesuksesan. Bakti Sadhana merupakan istilah dalam bahasa sanskerta yang berarti latihan menghormati. Kegiatan ini merupakan kegiatan untuk memantik siswa untuk belajar menghormati orang yang patut dihormat dan salah satunya adalah orang tua. Dalam sastra kuno, 2500 tahun yang lalu, orang tua adalah Brahman yang nampak. Orang tua adalah perwakilan Tuhan, yang seharusnya dan sepatutnya mendapatkan perhormatan setinggi-tingginya. Tidak ada yang mampu menandingi jasanya dalam merawat anaknya, meskipun kita sebagai anaknya dalam seumur hidupnya memikul kedua orang tua kita.  Inilah filosofis yang terus kami alirkan kepada peserta didik, sehingga kekuatan doa orang tua akan menjadi energi positif yang dapat membawa pada kesuksesan. Selamat datang anak-anakku di SMK Negeri 11 Semarang.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *