Bangau yang Culas: Tantangan Komik dari Relief Candi Mendut

Ketika musim kering tiba, sungai dan danau menjadi kering tanpa air, air semakin surut dan berkurang, sehingga membuat penghuninya mati kekurangan air. Sang bangau berpura pura baik hati, ia bersedia memindahkan ikan-ikan dari danau yang kering tersebut ke danau yang lain yang memiliki limpahan air yang cukup banyak. Satu persatu para ikan dibawanya, namun tidak dibawa ke danau yang dimaksud, akan tetapi di tengah perjalanan sang bangau memakan ikan-ikan yang di pindahkan dari tempat asalnya. Giliran sang kepiting ingin dipindahkan juga dari danau yang kering menuju ke danau yang banyak airnya, seperti awal perkataan kepada para ikan. Ketika di tengah-tengah perjalanan, sang kepiting melihat banyak tulang tulang ikan berserakan, seperti habis dimakan oleh burung bangau yang membawanya. Ketika mengetahui niat jahat sang bangau, maka kepitingpun mencapit leher sang bangau hingga putus lehernya dan akhirnya burung bangau tersebut mati.

Cerita fabel tersebut merupakan cerita jataka yang diambil dari relief Candi Mendut. Cerita yang memiliki pesan moral tentang hukum karma. Siapa yang menanam akan menuai hasilnya. Bangau yang memiliki sifat culas akhirnya mati dicapit kepiting.

Relief Candi Mendut tentang Bangau yang Culas

Relief ini merupakan karya yang menarik dari leluhur nusantara. Sebuah cerita yang dituangkan dalam sebuah pahatan yang detail dan halus di batu menjadi sebuah relief yang sangat menarik. Kalau di Jepang banyak menghasilkan komik-komik yang diminati oleh banyak orang, orang-orang nusantara di zaman lampau sudah mampu membuat karya gambar yang dipahatkan di batu. Kesimpulannya bahwa leluhur nusantara sudah memiliki jiwa seni yang luar biasa. Kebanggaan terhadap budaya nusantara inilah yang hendaknya dibangun kepada generasi saat ini, dengan harapan akan tumbuh motivasi untuk menampilkan karya-karya yang disesuaikan dengan zamannya. Kodrat zaman hendaknya dimiliki oleh generasi saat ini.

Ketika pembelajaran dasar-dasar animasi, siswa tidak hanya diberi tantangan menggambar saja, mereka juga mendapatkan tantangan untuk memiliki kepekaan terhadap pelestarian budayanya. Oleh karena itu, saya memberikan pantikan kepada siswa yang memiliki kemampuan menggambar lebih baik  untuk membuat komik dan animasi dari relief Candi Mendut. Sheyla Claudya Hapsari merupakan salah satu siswa kelas X Animasi yang memiliki kemampuan lebih di bidang gambar digital. Berbekal dari aset berupa android yang ia miliki ia mampu menyelesaikan komik dari cerita di atas.

      

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *