Asah, Asih, Asuh di Pesastrian Animasi

Latar Belakang 

Pesastrian Animasi merupakan program di ruang ketiga pendidikan untuk mewadai budaya dialektika yang dibangun antara guru, mentor dan menti. Ruang ketiga ini menjadi tempat yang “sakral” di mana komunikasi menjadi jembatan antara hati dan jiwa yang harapannya tercipta saling berdialog dalam kejujuran hati. Program ini dilatarbelakangi oleh berbagai asset yang dimiliki oleh murid yang perlu ditumbuhkembangkan sehingga mencapai versi terbaiknya masing-masing. Banyak murid Jurusan Animasi SMK Negeri 11 Semarang yang memiliki kemampuan bagus setelah mengikuti kegiatan magang di perusahaan atau studio animasi, dan mereka perlu mendapatkan wadah untuk aktualisasi diri. Aktualisasi diri merupakan kebutuhan dari setiap orang yang perlu dipenuhi. Salah satu wadah untuk aktualisasi diri tersebut adalah berbagi pengalaman kepada murid lainnya seperti adik kelasnya atau temannya. Suasana di ruang ketiga inilah, selain kebutuhan aktualisasi diri terpenuhi, ruang keterbukaan, ruang empati, saling asah, asih dan asuh akan terbentuk.

Tujuan

Tujuan program Kesastrian Animasi ini antara lain: 1) Memberikan wadah bagi murid yang memiliki kemampuan lebih di bidang animasi untuk memenuhi kebutuhan aktualisasi dirinya dengan cara sharring pengalaman, menjadi mentor tentang animasi kepada teman-teman maupun adik kelasnya. 2) Memberikan kesempatan bagi murid yang akan belajar animasi dari kakak kelas yang sudah memiliki pengalaman magang atau mengikuti project industri animasi kembangkan Asah, Asih, Asuh. 3) Memberikan wadah bagi murid untuk berdialog dari hati di ruang ketiga agar tercipta kepekaan empati, saling asah, asih dan asuh.

Bagja

Program ini dibuat berdasarkan pengembangan berbasis asset dengan alur BAGJA yaitu Buat pertanyaan, Ambil Pelajaran, Gali Mimpi, Jabarkan Rencana, Atur Eksekusi.

Buat Pertanyaan

Ada pernyataan yang diajukan pada tahap ini, yaitu “Bagaimana mewujudkan program Pesastrian Animasi di SMK Negeri 11 Semarang untuk menumbuhkembangkan sikap asah, asih dan asuh?”.  Untuk menjawab pertanyaan tersebut saya melakukan proses dialog dengan teman sejawat mapun murid dengan tujuan untuk memperoleh  gambaran dan persepsi dari teman sejawat maupun murid tentang pentingnya kegiatan mentoring, bagaimana model kegiatan mentoring yang efektif. Dalam tahap ini, saya melakukan wawancara dengan Pak Taufiqul Khoyr, S.Pd selaku teman sejawat “Menurut, Pak Taufiq, apa pentingnya kegiatan mentoring di jurusan Animasi?”, tanya saya kepada Pak Taufiq. Menurut Pak Taufiq, kegiatan mentoring itu sangat penting dilakukan, karena dapat mengembangkan kompetensi animasi baik 3D maupun 2D. Yang kedua, murid memperoleh kompetensi yang tidak diperoleh di kelas. Mentoring yang dilakukan oleh murid yang selesai magang, tentu memiliki pengalaman sesuai kebutuhan industri sehingga dapat bermafaat bagi murid lain secara uptodate. Model mentoring yang dipandang efektif menurut Pak Taufiq adalah berupa kegiatan pelatihan berbasis project dan harus dilakukan pengembangan sampai pada marketing sekaligus untuk brading diri. Terkait kurikulum atau materi mentoring disesuaikan dengan kondisi yang sedang ngetrend. Sehingga proses mentoring dengan project disesuaikan dengan tema yang uptodate.

Di samping itu, saya juga melakukan proses dialog dengan murid yang sudah mengikuti kegiatan magang.  Nesya merupakan salah satu murid yang sudah selesai mengikuti kegiatan magang di Keitoto Studio. “Setelah selesai, magang, menurut Mbak Nesya, apa pentingnya melakukan kegiatan mentoring?”, tanya saya ke Nesya. “Menurut saya pentingnya melakukan kegiatan mentoring setelah magang adalah untuk berbagi ilmu yang telah saya dapatkan di industri dengan adik kelas atau teman seangkatan. Agar mereka menjadi lebih tahu seperti apa standar yang industri butuhkan, dan juga seperti apa syarat ketentuan untuk menjual suatu aset di sebuah marketplace. Kemudian berbagi ilmu bagaimana cara membuat suatu aset menjadi bagus dan sesuai standar industri dan marketplace”, jawab Nesya. Pertanyaan saya lanjutkan kembali. “Kira kira apa perasaan kamu ketika bisa menjadi mentoring untuk adik adik? Apa ada kebutuhan aktualisasi diri yg terpenuhi?”, tanya saya lebih lanjut. “Jujur saya sangat senang sekali pak bisa berbagi ilmu yang saya dapat, memang saya dari dulu sangat ingin berbagi ilmu pak. karena itu bisa menambah rasa percaya diri saya”, jawab Nesya secara jujur.

Ambil Pelajaran

Di tahap ambil pelajaran ini, saya mencari informasi tentang kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan di jurusan Animasi terkait dengan kegiatan mentoring yang dilakukan oleh Pak Taufiq. Saya menanyakan langsung tentang pengalaman yang menyenangkan dan berhasil yang pernah dialami guru yang melaksanakan kegiatan mentoring. Menurut Pak Taufiq, pengalaman yang menyenangkan ketika dirinya dapat memfasilitasi kegiatan mentoring ini sehingga murid dapat menyelesaikan project dan mampu mengirim ke market place. “Bagaimana proses kegiatan mentoring yang selama ini dilakukan?”, tanya saya lebih lanjut. Menurut Pak Taufiq, kegiatan mentoring ini dilakukan setiap hari Jumat pukul 14.00 sampai pukul 17.00 di ruang Inkubasi. Kegiatan mentoring yang dilakukan oleh mentor dari murid yang sudah selesai mengikuti kegiatan magang dan memiliki keinginan untuk berbagi. Menurut Pak Taufiq, murid-murid antusias dalam mengikuti kegiatan mentoring. Menurut Pak Taufiq, mereka lebih terbuka ketika melaksanakan kegitan mentoring, karena bahasa mereka lebih nyambung karena sebaya.

Berdasarkan hasil wawancara dengan murid,  diperooleh gambaran bahwa murid-murid memiliki harapan akan meningkat kompetensinya di bidang modeling 3D maupun animasi 2D ketika mengikuti kegiatan mentoring. Saya pun memfasilitasi mereka untuk berdiskusi dengan murid-murid tentang kegiatan mentoring seperti apa yang disukai. Mereka memberikan jawaban bahwa mentoring yang diinginkan adalah mentoring yang santai dalam komunikasinya, tidak kaku, namun tetap mengerjakan project. Mereka juga berharap, para mentor juga sabar ketika memberikan materi dan melatih membuat project animasi 3D dan animasi 2D. Dari proses diskusi ini, saya bersama murid-murid mencoba menginventaris kekuatan, potensi yang dimiliki. Kerkuatan yang dimiliki murid adalah para mentor yang handal, yaitu murid-murid yang expert di bidang modeling 3D dan memiliki keinginan kuat untuk berbagi.

Gali Mimpi

Saya memiliki impian besar bahwa melalui program Pesastrian Animasi ini, murid-murid yang tergabung baik sebagai mentor maupun sebagai menti akan menjadi wirausaha di bidang pembuatan asset digital. Mereka akan menjadi produsen pembuatan asset digital yang bisa dijual di market place internasional. Mimpi ini tidak lepas dari harapan para murid, Melalui proses dialog dengan murid diperoleh gambaran bahwa  sebagian besar murid memiliki harapan akan memperoleh keterampilan dan pengetahuan tentang pembuatan aset digital berbasis 3D, 2D maupun animasi 2D. Mereka juga memiliki harapan dapat berkarya yang dapat dijual di market place.

Desain kegiatannya cukup simpel, para mentor berbagi pengalaman, memberikan simulasi praktik pembuatan modeling 3D, pembuatan asset digital ataupun animasi 2D sesuai dengan materi yang sudah direncanakan, mendampingi para menti untuk praktik dan memastikan sampai karya yang dikerjakan oleh menti layak untuk dipublish di market place. Di proses inilah, asah, asih, asuh akan tercipta. Mereka saling asah atau mempertajam kemampuan dengan proses dialog yang terbuka di ruang ketiga dengan penuh kesetaraan. Tidak ada senioritas, yang dibangun justru kesetaraan dalam dialog, sehingga mereka saling asah. Ketika tidak ada senioritas, para mentor dengan tulus berbagi pengalaman pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh di industri, maka yang muncul adalah salih asih. Jiwa-jiwa empati akan muncul dan terus mereka pupuk untuk menyuburkan kebersamaan. Mereka juga saling asuh, karena dengan proses mentoring ini, para mentor benar-benar mencurahkan pikiran, tenaga, keterampilan semata-mata untuk memperoleh kebahagiaan dirinya, bahwa berbagi itu indah. Para mentor ikut andil besar untuk meningkatkan kompetensi adik-adik kelasnya, inilah yang disebut salih asuh.

Di dalam kegiatan mentoring yang dilakukan pada Pesastrian Animasi ini lebih mengedepankan tiga aspek yaitu mendengarkan suara, pilihan dan kepemilikan murid. Murid, dalam hal ini para mentor, menti benar-benar kami dengarkan suaranya. Bagaimana mereka para mentor dalam merancang materi yang akan disampaikan kita dengarkan. Materi bukan dari kita sebagai guru, justru materi datangnya dari murid. Di samping itu, kebutuhan pada menti, juga kita dengarkan. Kompetensi apa yang sebenarnya mereka butuhkan benar-benar didengarkan, sehingga kami fasilitasi adanya dialog antara mentor dan menti, sehingga kebutuhan menti bisa didengar oleh mentor.

Jabarkan Rencana

Setelah menggali mimpi-mimpi, selanjutnya kami menjabarkan rencana. Dalam pembuatan rencana ini, keterlibatan murid juga dilibatkan. Berdasarkan hasil dialog dengan murid-murid, diperoleh kesepakatan bahwa pelaksanaan kegiatan mentoring pada Pesastrian Animasi dilaksanakan setiap hari Jumat, pukul 14.00 wib sampai dengan 17.00 WIB di ruang inkubasi Animax SMK Negeri 11 Semarang. Prosedur yang dilakukan adalah: 1) pendaftaran mentor dan menti; 2) pembuatan materi dari masing-masing bidang yaitu modeling 3D, asset digital 2D dan animasi 2D; 3) Pelaksanaan kegiatan mentoring; 4) Pengiriman Karya ke drive yang sudah disediakan. Capaian yang realistis untuk setiap minggunya berdasarkan materi yang disampaikan dan dilatihkan berupa karya. 

Atur Eksekusi

Siapa saja aktor dalam kegiatan di Pesastrian Animasi? Kepala SMK Negeri 11 Semarang sebagai penasehat program ini, dan Ketua Jurusan Animasi sebagai penanggungjawab program. Saya dan Pak Taufiqul Khoyr, S.Pd, sebagai koordinator lapangan yang memiliki tanggungjawab terhadap keberlangsungan kegiatan yang ada di Pesastrian Animasi, memastikan bahwa para mentor merancang kurikulum atau materi yang ada disampaikan pada saat kegiatan mentoring dan melakukan evaluasi terhadap kegiatan yang berlangsung. Aktor lainnya yang tidak kalah penting adalah para mentor dan menti. Mentor adalah murid-murid yang kompeten di bidang modeling 3D, membuat asset digital 2D, ataupun animasi 2D yang sudah melaksanakan kegiatan magang, serta yang tidak kalah penting adalah memiliki kemauan dan rela untuk berbagi dengan adik-adik kelasnya. Menti atau peserta di kegiatan mentoring adalah murid-murid kelas X Animasi.

Hasil Kegiatan

Proses mentoring dan hasil kegiatan mentoring yang ada di Pesastrian Animasi dapat dilihat pada dokumentasi yang tercantum pada: https://s.id/diklat-animaxxstudio

Saling Asah, Asih dan Asuh di Pesastrian Animasi
Murid fokus menyelesaikan Project
Mentor dan Menti Bersama-sama Mengerjakan Project
Suasana Keterbukaan di Pesastrian Animasi

Aspek Suara, Pilihan dan Kepemilikan

Program Pesastrian Animasi melibatkan murid dalam mengusulkan/menyusun program kegiatan apa saja yang akan dilaksanakan di Pesastrian animasi, melibatkan murid dalam menentukan jadwal, menentukan siapa yang menjadi mentor. Program Pesastrian Animasi memberikan kebebasan kepada murid memilih materi yang akan diambil dalam kegiatan mentoring, memilih siapa yang akan menjadi mentornya. Di dalam proses mentoring yang ada di Pesastrian Animasi memberikan kesempatan kepada murid untuk bertanggungjawab mengikuti kegiatan yang ada di pesastrian animasi sesuai dengan pilihannya, menjaga kenyamanan agar kegiatan mentoring yang dijalankan denga baik. Bentuk yang paling sederhana dari rasa tanggungjawab tersebut adalah hadir dan membuat karya yang selanjutnya diposting di drive yang sudah disediakan. Pesastrian Animasi tidak memberikan penilaian berupa angka, hanya pada akhir kegiatan nantinya, para mentor dan menti akan mendapatkan sertifikat yang ditandatangani oleh kepala sekolah.

Hasil Refleksi

Setelah melaksanakan kegiatan merawat kegiatan mentoring yang ada di Pesastrian Animasi saya merasakan bahagia karena kami benar-benar mampu memberikan kesempatan kepada murid untuk menyuarakan pendapatnya, kami bisa belajar mendengarkan, memberikan pilihan-pilihan bagi murid, merancang bersama-sama program mentoring yang dilaksanakan, sehingga murid benar-benar bertanggungjawab terhadap kegiatan mentoring yang dilakukan. Kebahagiaan yang kedua, ketika melihat ada ruang dialog yang terbuka, saling asah, asih dan asuh yang berlangsung pada kegiatan mentoring di Pesastrian Animasi.

Pembelajaran yang dapat diambil dari kegiatan di Pesastrian Animasi adalah semakin menguatkan diri saya tentang kebermaknaan hidup. Ketika guru mampu menjadi fasilitator bagi murid sehingga mereka dapat belajar menjadi agency itulah buah kebahagiaan yang kami rasakan. Pelajaran berikutnya yang dapat diambil adalah saya dan Pak Taufiq merasakan bahwa inilah salah satu cara membawa suasana industri di sekolah, membawa suasana ruang ketiga di sekolah dengan dialog bersama, terbuka, bekerjasama membuat perencanaan dan melakukan aksi secara bersama-sama. Ada tantangan yang perlu ditingkatkan adalah pembiasaan bagi murid untuk mendokumentasikan setiap kegiatan yang dilakukan. Rencana perbaikan untuk di masa mendatang adalah memperkuat di bagian market place. Ketika murid-murid sudah mampu membuat asset digital, maka langkah berikutnya adalah mengoptimalkan agar market place yang digunakan dapat terisi dengan baik sehingga berpeluang menghasilkan finansial.

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *