Pengelolaan Program Berdampak Positif pada Murid

Pentingnya Pendidikan Karakter di Sekolah - Kompasiana.com

Bersyukur saya sampai hari ini dapat mempelajari materi pada modul 3.3 tentang pengelolaan program berdampak positif kepada murid. Ada perasaan bahagia karena sampai hari ini dapat menyelesaikan 10 modul pada program pendidikan bagi calon guru penggerak. Bukan berarti bahwa modul ini menjadi modul pengakhir, karena belajar menjadi guru merdeka tidak berhenti hanya sampai pada penyelesaian modul-modul yang diberikan dalam program ini. Justru ada PR besar untuk terus merealisasikan dalam keseharian di sekolah yang semuanya diharapkan berdampak positif terhadap murid. Dari hal yang paling kecil dan sederhana, ketika dilakukan secara terus menerus maka saya punya keyakinan akan memberikan pengaruh yang positif murid.

Setelah mempelajari materi pada modul 3.3 ini ada satu hal yang menarik tentang bagaimana seorang guru atau pemimpin pembelajaran dapat mengoptimalkan kepemimpinan murid dapat tumbuh dan berkembang. Hal ini sesuai dengan filosofi yang disampaikan Ki Hajar Dewantoro tentang maksud pengajaran dan pendidikan yang berguna untuk perikehidupan bersama adalah memerdekakan manusia sebagai anggota persatuan (rakyat). Agar kita sebagai guru dapat menjadikan murid sebagai pemimpin bagi proses pembelajarannya sendiri, maka kita perlu memberikan kesempatan kepada murid untuk mengembangkan kapasitasnya dalam mengelola pembelajaran mereka sendiri, sehingga  potensi kepemimpinannya dapat berkembang dengan baik.  Apa peran kita? Mendampingi murid agar pengembangan potensi kepemimpinan mereka tetap sesuai dengan kodrat, konteks dan kebutuhannya dan kita perlu mengurangi kontrol kita terhadap mereka. Untuk itu dalam mengelola program yang berdampak positif terhadap murid hendaknya memperhatikan suara murid, memberikan pilihan dan memberikan kesempatan murid untuk terlibat langsung atau mempromosikan kepemilikan murid.  Materi sangat berkaitan dengan modul-modul sebelumnya.  Modul ini sangat berkaitan dengan modul 3.1 terkait refleksi filosofis Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara. Pendidikan adalah proses menuntun kodrat anak didik untuk mencapai kebahagiaan setinggi-tingginya agar memberikan kebermanfaatan untuk dirinya, masyarakat dan bangsanya. Membuat program yang berdampak positif kepada murid hendaknya bukan bersifat dari top ke down, namun harus mampu menuntun murid, sehingga suara murid harus didengarkan.  Modul ini juga terkait dengan modul 1.2 yaitu nilai-nilai dan peran guru penggerak yaitu berpihak pada murid, reflektif, mandiri, kolaboratif, serta inovatif. Program yang dibuat hendaknya berpihak pada murid dengan mengedepankan pada nilai-nilai kebajikan. Ketika membuat program agar berdampak positif pada murid, maka hendaknya menggunakan pendekatan inkuiri apresiatif melalui BAGJA yaitu Buat Pertanyaan Utama (Define). Ambil Pelajaran (Discover), Gali Mimpi (Dream), Jabarkan Rencana (Design)  dan Atur Eksekusi (Deliver).  Asset yang dimiliki  menjadi dasar untuk dikembangkan yang dijabarkan di program yang dibuat. Kita sebagai guru atau pemimpin pembelajar hendaknya melihat dari sudut pandang asset yang bisa diberdayakan, bukan lagi melihat sisi kelemahannya  (modul 3.2). Karena dalam pembuatan program tersebut perlu memperhatikan suara murid, memberikan pilihan dan kepemilikan murid, maka budaya dialektika sangat dibutuhkan. Proses menuntun inilah diperlukan teknik coaching dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang powerfull, sehingga program yang direncanakan dan yang akan dilakukan benar-benar dari murid. Akhirnya mereka akan bertanggungjawab atas program yang dibuat. Inilah sebenarnya peran guru untuk memberdayakan kepemimpinan murid.  
Program apapun yang dilakukan di sekolah hendaknya bermuara pada keberpihakan kepada murid. Program tersebut bukan bersifat top down, namun harus digali dari kebutuhan murid dengan memperhatikan suara murid, memberikan pilihan dan akhirnya muridlah yang bertanggungjawab untuk melaksanakan program tersebut. Program tersebut hendaknya berangkat dari asset yang dimiliki dan berhenti berpikir dari kekurangan yang ada. Program tersebut hendaknya direncanakan dengan mengacu pendekatan inkuiri apresiatif melalui BAGJA. Program dijalankan sesuai dengan rencana dan dilakukan evaluasi agar program-program tersebut dapat berdampak positif pada murid. Pelibatan murid untuk melakukan evaluasi dan refleksi akan membawa pada kesadaran diri murid, sehingga murid akan menjadi pembelajar sejati, yang terus belajar mencapai versi terbaiknya. 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *