Tali Kasih ke Panti Asuhan Bangun Empati Siswa

Kamis, 27 Juli 2023, perwakilan guru SMK Negeri 11 Semarang kembali mengunjungi panti asuhan Almahadul Qorona Al Islami yang berada di Desa Kalisidi, Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang dalam rangka kegiatan tali kasih. Ini merupakan rangkaian dari kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Ketika kegiatan tersebut, peserta didik baru diberikan tantangan berupa pengumpulan bahan sembako secara sukarela. Di luar ekspectasi, berkat pantikan olah rasa, olah pikir menghasilkan olah laku berupa pengumpulan bahan sembako dengan total yang banyak. Dari kegiatan tersebut terkumpul 1.169 bungkus mie instan, 139 kg gula, 90 kg minyak, 42 kg sabun, 43 kg teh, 140 kg beras, 2,5 kg tepung, 216 bungkus sabun mandi, 15 set shampo, 7 set pasta gigi, 17 set sabun cuci piring dan bumbu-bumbu lainnya. Kegiatan tali kasih ini juga digabungkan dengan sumbangan yang dilaksanakan pada saat dies natalis.

Sesampainya di sana, kami benar-benar disuguhkan dengan sebuah pembelajaran yang tidak akan diperoleh di dalam ruang-ruang kelas. Kami disuguhkan sebuah pembelajaran kehidupan yang benar-benar memantik kami untuk terus berempati kepada sesama. Seorang pasangan suami istri yang sekitar 5 tahun pernikahan, yang kebanyakan orang sedang fokus mengumpulkan finansial untuk memperkokoh kehidupan pasangannya, namun itu tidak dilakukan oleh Mas Pariyono beserta istrinya. Di saat Mas Pariyono yang genap berusia 32 tahun, mampu menghidupi dan mendidik sebanyak 32 anak asuh (anak yatim piatu). Dari kisah nyata ini kami benar-benar mendapatkan pelajaran bahwa berbuat baik, memberikan kebermanfaatan untuk orang lain tidak harus menunggu masa tua ataupun menunggu kita kaya. Justru dari Mas Pariyono inilah kami mendapatkan pelajaran tentang makna bersyukur yang sesungguhnya. Usai menyerahkan hasil bakti sosial dari siswa MPLS dan kegiatan dies natalis ke 33 SMK Negeri 11 Semarang, acara dilanjutkan dengan pembacaan doa. Kali ini ada tiga perwakilan siswa kelas X yang beragama Islam, Kristiani dan Buddha yang membacakan doanya dengan versinya masing-masing.

“Ya Allah Ya Rahman, pada hari ini, kami hendak menyelenggarakan acara Bakti Sosial dengan memohon ridha dan izinmu. Berkahilah semua langkah dan perbuatan kami dan jadikanlah itu semua nilai ibadah dan nilai ilmu yang bermanfaat kepada kami. Ya Alloh Kami mohon perkuatlah persatuan diantara kami, janganlah engkau biarkan ada perpecahan diantara kami. Kami ingin kuat dalam persatuan itu agar lebih bemanfaat untuk agama, negara dan bangsa ini. Ya Allah Ya Ghafur. Engkau yang Maha Pengampun atas segala dosa,ampunilah dosa kami, dosa orang tua kami, dosa para pemimpin kami, dosa para pejuang-Mu dan dosa para pendahulu kami. Tempatkanlah kami dan mereka semua ini dalam lindungan rahmat dan ampunanmu. Ya Allah, Ya Rabb Ya Malik, Hanya karena kuasaMU kami dapat berkumpul disini, di hari ini, di detik ini.. untuk berbagi kasih, berbagi cinta, & berbagi rasa syukur atas nikmatMU yang tak terkira, yg tak terhitung banyaknya. Ya allah Ya Mujib. Engkau yang Maha mengabulkan doa. Perkenankanlah doadan permohonan kami. Rabbana Atina Fiddun ya Hasanah. Wafil Akhirati Hasanah. waqinna ‘adza bannar, walhamdulillah hirobill Alamin”, doa yang panjatkan oleh Aditya Daffa Rahmadani siswa kelas X DKV 1 sebagai perwakilan siswa muslim.

“Tuhan yang Maha Kasih, kami bersyukur kepada Mu atas segala berkat dan anugerah yang Engkau berikan kepada kami. Engkau begitu mencintai kami dgn memberi kesehatan, kesejahteraan dan semangat untuk selalu berbagi dan mengasihi sesama kami. Hari ini kami ingin menyatakan rasa syukur kami bersama saudara kami di panti asuhan ini, dengan berbela rasa, berbagi sedikit dari rejeki  kami. Untuk Panti Asuhan ini: Berikanlah Damai dan sukacita Mu ya Tuhan,agar mereka selalu semangat untuk memperjuangkan kehidupan kesehariannya dengan penuh harapan. Berkati para pengasuh dan pendaming di pantiasuhan ini agar mereka mampu mendamingi anak”nya dengan sabar dan penuh kebijaksanaan, hingga  akhirnya anak-anak panti mampu berkembang tumbuh dengan penuh kegembiraan. Trimakasih Tuhan atas segala kemurahanMu kepada Kami. Doa ini kami persembahkan kepada- Mu. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami kini dan sepanjang segala masa. Amin”, doa yang dipanjatkan oleh  Margaret Kelisa Angel, siswa kelas X Animasi 1 sebagai perwakilan dari siswa Kristiani.

“Namo Sanghyang Adi Buddhaya, Namo Tassa Bhagavato Arahato Samma Sambuddhasa, Namo Sabbe Bodhisatvaya Mahasatvaya. Bhavatu sabba-mangalam. Rakkhantu sabba-devatā. Sabba-buddhānubhāvena. Sadā sotthī bhavantu te. Bhavatu sabba-mangalam. Rakkhantu sabba-devatā. Sabba-dhammānubhāvena. Sadā sotthī bhavantu te. Bhavatu sabba-mangalam. Rakkhantu sabba-devatā. Sabba-sanghānubhāvena. Sadā sotthī bhavantu te. Semoga semua berkah ada pada andaSemoga para dewa melindungi anda. Dengan kekuatan semua Buddha. Semoga kesejahteraan ada pada anda. Semoga semua berkah ada pada anda. Semoga para dewa melindungi anda. Dengan kekuatan semua Dhamma. Semoga kesejahteraan ada pada anda. Semoga semua berkah ada pada anda. Semoga para dewa melindungi anda. Dengan kekuatan semua Sangha. Semoga kesejahteraan ada pada anda”, doa yang dipanjatkan oleh  Pradita Bida Asrielliadi siswa kelas X DKV 1 sebagai perwakilan siswa beragama Buddha.

Sederhana yang kami lakukan, kegiatan tali kasih yang dilaksanakan untuk melatih kepekaan empati juga sekaligus memaknai tentang keberagaman. Nilai-nilai kebhinekaan harus ditanamkan kepada siswa meskipun dilakukan secara sederhana. Mereka akhirnya saling mengetahui bagaimana masing-masing agama ketika memanjatkan sebuah doa yang tujuannya adalah satu berdoa untuk anak panti asuhan dan pengasuhnya mendapatkan keberkahan.

“Secara universal, praktek memberi (berdana/beramal/sodakoh) dikenal sebagai salah satu keluhuran manusia yang paling mendasar, sesuatu yang membuktikan kedalaman sifat manusiawi dan melatih kelembutan hati untuk memiliki kepekaan terhadap situasi dan keadaan yg ada diluar diri kita. Praktek berdana memiliki tempat dan pengertian khusus, yaitu sebagai fondasi dan benih perkembangan spiritual. Melalui berdana (Sodakoh/beramal) dapat mengikis keterikatan kita pada suatu benda atau sesuatu yg dapat membuat penderitaan pada diri kita. Berdana adalah latihan untuk melepas apa yang kita miliki. Dengan melatih diri untuk melepas, maka seseorang akan memiliki kekuatan. Kekuatan di sini terbagi menjadi dua, yaitu kekuatan secara fisik maupun mental. Kekuatan fisik yang dimaksud berupa kesehatan jasmaniah seperti tidak gampang sakit-sakitan. Sedangkan kekuatan mental/spiritual akan melatih kita lebih mudah menerima keadaan yang tidak sesuai dengan harapan kita (tidak mudah kecewa, marah, benci dan irihati). Berdana adalah latihan dasar dalam mengembangkan sifat welas asih yg ada didalam diri kita. Merasa iba akan penderitaan orang lain/makhluk lain adalah sifat alami yang perlu senantiasa kita latih. Latihan yang paling mudah yaitu dengan berdana”, ungkap Daryono dalam perbincangan melalui whatsapp ketika membahas makna berdana dalam kehidupan ini.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *