Rutinitas Memahat Kesadaran Diri

Refleksi pagi yang rutin dilaksanakan di setiap pembelajaran animasi di SMK 11 Semarang. Apa yang kamu rasakan? Pertanyaan yang sudah tidak asing bagi siswa animasi. Pertanyaan ini terus menerus ditanyakan di setiap mata pelajaran animasi akan dimulai, asing, aneh, sudah menjadi tanggapan lumrah bagi mereka yang baru memulai pendidikan di sekolah kami.

Bisa dibilang ini memang terlihat aneh, sebab pembelajaran yang sebelumnya diikuti, hanya menerapkan pola belajar materi dan mengerti materi saja. Jarang di antaranya yang menerapkan refleksi, kegiatan belajar materi dan harus mengerti terus mengrandungi dunia pendidikan yang menyebabkan banyaknya beban dan tuntutan bagi siswa. Namun pada pembelajaran di sekolah kami refleksi merupakan salah satu titik awal para murid untuk menemukan jati diri dan mengarahkan menuju tujuan masing – masing. Dimulai dari pertanyaan apa yang kamu rasakan, membuat para murid yang sebelumnya tidak memperhatikan hal ini menjadi sadar akan betapa pentingnya mengerti akan apa yang dirasakan diri sendiri.
Semakin lama, semakin merembet ke berbagai hal. Cara meningkatkan kinerja, meningkatkan rasa kesadaran diri, menerima keadaan, meningkatkan pertahanan diri semuanya tersampaikan dengan cara penyampaian yang asyik. Banyak dari kami yang tertawa sebab lucunya guru pembimbing kami dalam menyampaikan hal ini. Bercerita sambil menambah ilmu.
Hal ini juga terus dilakukan meskipun tidak ada pembelajaran animasi, berdiskusi secara online melalui grup yang sudah tersedia. Tanggapan dari berbagai siswa yang tentunya berbeda– beda membuka pandangan dalam berpikir. Rutinitas ini sangat berpengaruh bagi perilaku sehari – hari kami, merubah kebiasaan lama yang hanya itu–itu saja menjadi belajar merubah diri menjadi lebih baik dengan versi masing – masing, untuk siap menghadapi kengerian dunia luar.

Tulisan tersebut merupakan hasil refleksi dari Giwang, seorang siswa animasi SMK Negeri 11 Semarang. Sebuah refleksi yang mengungkapkan perasaan siswa terhadap pembelajaran animasi yang selama ini berlangsung. Bahagia yang saya rasakan, ternyata apa yang kami lakukan melalui pembelajaran kolaborasi, saya dan Pak Istoro yang mengampu dasar-dasar animasi, serta Pak Munif dan Bu Desyana yang mengampu mata pelajaran informatika berusaha meletakkan budaya dialektika dalam pembelajaran. Mungkin bisa saya katakan, materi itu nomor sekian, namun pembentukan kesadaran diri melalui kegiatan sharring, pagi berbagi, circle time sering dilakukan ketika awal-awal memulai pembelajaran. Dilanjut melalui kegiatan sharring melalui group whatsapp, itu menjadi rutinitas. Kegiatan ini nampaknya sederhana, namun ternyata dirasakan ada sesuatu yang membawa pada kesadaran diri siswa. Ketika kesadaran diri terbentuk, materi yang awalnya menjadi prioritas kedua, justru bagi siswa menjadi hal penting untuk diraih. Kegiatan ini berdampak pada melejitnya skill siswa. Ada siswa yang melejit pada skill animasi 3D, pembuatan ilustrasi, maupun animasi 2D.

1 thought on “Rutinitas Memahat Kesadaran Diri”

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *