Refleksi dari Kisah Burung Menyelamatkan Anak-anak-anaknya

Refleksi merupakan salah satu cara yang selama ini dipandang efektif untuk pengembangan budaya dialektika. Dialog merupakan landasan utama agar tercipta ruang ketiga yang efektif. Melalui refleksi itulah gerbang kesadaran diri akan terwujud. Di Hari Kartini, 21 April 2024 saya sengaja memberikan sebuah video tentang pengorbanan seekor burung demi menyelamatkan anak-anaknya dari ular pemangsa. “Di hari Kartini ini, marilah kita mengenang perjuangan ibu kita. Ibu kita adalah para pejuang seperti halnya Kartini. Setelah melihat video ini. Apa perasaan kalian? Hal baik apa yang dapat kalian petik? Apa yang akan kalian lakukan selanjutnya?”, pertanyaan tersebut sengaja saya kirimkan ke group animasi.

Jika dilihat dari pertanyaannya, memang ini bukanlah sebuah soal hots ataupun soal yang dapat dijawab dengan bantuan AI. Pertanyaan tersebut membutuhkan gabungan antara daya nalar dan rasa yang setiap murid tentu akan memberikan jawaban dengan persepsinya masing-masing. Pertanyaan yang memantik refleksi murid ini sengaja saya berikan agar murid mampu mengolah rasanya sehingga akan terpantik rasa welas asih terutama terhadap orang-orang yang berjasa untuk dirinya.

Beberapa menit kemudian, beberapa murid memberikan jawaban refleksi di group whatsapp. Meskipun tidak semua murid memberikan refleksinya, namun refleksi dari murid-murid tersebut akan dibaca oleh murid lainnya.

“Perasaan saya setelah menonton video tersebut adalah sedih dan terharu karena melihat pengorbanan seekor burung demi melindungi anak-anaknya dari rantai makanan. Hal baik yang saya petik ialah, seorang Ibu pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya dan akan selalu rela berkorban demi anaknya, mereka selalu berjuang dan tidak menunjukan kesedihan mereka didepan anaknya, walau tidak semua Ibu seperti itu. Setelah menonton video ini, saya menjadi lebih bersemangat untuk memberikan yang terbaik kepada Ibu saya untuk membuat beliau bangga”, ungkap Hanna.

“Perasaan saya setelah melihat vidio tersebut adalah terharu dan bangga dengan perjuangan seorang ibu dalam memperjuangkan keselamatan anak nya. Hal baik yang saya petik ialah, semangat juang seorang ibu yang mengorbankan nyawanya untuk melindungi anaknya. Yang akan saya lanjutkan selanjutnya, menghargai dan meneladani semangat juang seorang ibu yang rela mengorbankan nyawa nya demi anak-anaknya”, ungkap Qotrunada.

“Yang saya rasakan pasti adalah haru karena sosok ibu yang merelakan nyawa hanya karena supaya anaknya tidak dimakan oleh ular yg hendak memakan anak burung itu. Hal baik yang bisa saya petik ialah ibu berharap yang terbaik anaknya meski harus kehilangan harta benda atau nyawa. Hal baik yg saya akan lakukan selanjutnya ialah membuat ibu senang dan membuatnya bangga karena kita sukses dalam prestasi sekolah maupun berkarir dan mengangkat derajat orang tua saya”, ungkap Ridhofat

Sederhana, apa yang kami lakukan. Memberikan ruang bagi murid untuk menyampaikan pendapatnya melalui refleksi dengan harapan akan muncul kesadaran diri dan terus tumbuh rasa welas asih dan cinta kasih kepada semua makhluk. Semoga semua makhluk berbahagia.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *