Pemanfaatan Aset dengan Metode Bagja

Implementasi BAGJA pada Penerapan Model Pembelajaran Inovatif (Bagian Kedua dari Dua Tulisan) – depoedu.com

BAGJA merupakan akronim dari Buat pertanyaan, Ambil pelajaran, Gali mimpi, Jabarkan rencana, dan Atur eksekusi. Kelima langkah utama BAGJA diimplementasikan dalam proses inkuiri apresiatif. Kali ini kita akan belajar bagaimana penerapan metode Bagja dalam proses pemanfaatan aset yang dimiliki kelas oleh seorang guru sebagai pemimpin pembelajaran di kelas. Yuk simak video berikut.

Kegiatan/tindakan dilakukan oleh guru dalam tayangan video yang menggambarkan tahapan Bagja yang meliputi buat pertanyaan utama, ambil pelajaran, gali mimpi, jabarkan rencana dan atur eksekusi.

Buat pertanyaan utama. Dalam kegiatan ini guru menuliskan sebuah tulisan di papan tulis “Penyemangat Belajar”.  Meskipun guru menuliskan kalimat tersebut, tulisan tersebut membuat murid menjadi penasaran. Pertanyaan utama yang muncul dalam kegiatan ini adalah “Bagaimana cara mewujudkan kelas yang nyaman dan menyenangkan untuk belajar?”.

Ambil Pelajaran. Dalam kegiatan ini guru menanyakan pikiran apa yang muncul dari kalimat “Penyemangat Belajar”. Dari pertanyaan tersebut siswa menjadi aktif mengungkapkan apa saja yang dipikirkan oleh siswa ketika melihat kalimat “Penyemangat Belajar”, seperti makan, mendengarkan musik, duduk lesehan, duduk di dekat jendela dan sebagainya. Setiap siswa memiliki persepsi dan pikiran sendiri-sendiri apa yang membuat dirinya bersemangat dalam belajar. Selanjutnya guru juga meminta kepada murid secara berkelompok untuk melihat kelas lain, bertanya kepada murid-murid di kelas yang dikunjungan, hal-hal apa yang disukai di kelas. Selanjutnya mereka berdikusi tentang hal-hal apa saja yang disukai di kelas lain dan disukai di kelas sendiri.

Gali Mimpi. Dalam kegiatan di tahap Gali Mimpi ini ada yang unik yaitu guru meminta siswa untuk memejamkan mata, membayangkan kelas seperti apa yang diimpikan oleh siswa. Secara kelompok mereka menuangkan apa yang menjadi impiannya dalam bentuk gambar. Mereka juga diminta untuk mempresentasikan kelas seperti apa yang mereka inginkan.

Jabarkan Rencana. Dalam kegiatan ini guru melakukan tanya jawab dan mengajak murid untuk merencanakan, menuliskan kebutuhan apa saja yang dibutuhkan di kelas untuk merealisasikan mimpinya. Mereka diajak juga berbagi tugas dan menentukan kapan akan merealisasikan kelas  yang mereka inginkan.

Atur Eksekusi. Kegiatan ini murid bersama gurua melakukan kegiatan aksi mengatur kelas sesuai dengan rencana dengan cara bergotong royong.

Jika kita lihat kembali video tersebut ada sebuah prakarsa atau keinginan untuk melakukan perubahan di kelas. Prakarsa perubahan yang akan dilakukan oleh guru dalam tayangan video tersebut adalah mewujudkan kelas yang nyaman dan menyenangkan untuk belajar. Prakarsa perubahan tersebut dijabarkan menjadi pertanyaan utama yaitu: “Bagaimana cara mewujudkan kelas yang nyaman dan menyenangkan untuk belajar?”

Proses perubahan yang dilakukan di kelas tersebut dibutuhkan seorang pemimpin pembelajaran. Guru tidak lagi menyuruh dan memerintah siswa-siswa untuk mengatur kelas. Namun ia mampu memberikan pertanyaan pemantik yang powerfull “bagaimana cara mewujudkan kelas yang nyaman dan menyenangkan untuk belajar?”. Dari pertanyaan tersebut, guru mengajak siswanya untuk mengambil pelajaran dari berbagai hal yang ada di lingkungan melalui kunjungan ke kelas lain. Dari proses mengambil pelajaran tersebut selanjutnya diajak untuk menggali mimpi yaitu keinginan kelas seperti apa yang diinginkan. Dari setiap siswa menyampaikan apa yang menjadi keinginannya selanjutnya dibuat sebuah kesepakatan  di kelas melalui presentasi. Akhirnya mereka juga diajak untuk menjabarkan rencana. Di dalam proses perencanaan tersebut mereka diajak berdiskusi untuk menentukan aset-aset apa yang dibutuhkan seperti kebutuhan barang fisik, siapa saja yang melaksanakan, kapan waktunya. Dari rencana yang sudah matang, akhirnya mereka melakukan proses pengaturan aksi dan benar-benar direalisasikan secara bergotong royong.

Modal utama yang dimanfaatkan oleh pemimpin pembelajaran dalan tayangan video adalah potensi yang dimiliki oleh siswa. Melalui metode Bagja, segala aset yang dimiliki oleh siswa dan kelas dimanfaatkan secara optimal untuk melakukan sebuah perubahan untuk mewujudkan kelas yang nyaman dan menyenangkan untuk belajar.  Video tersebut menjadi contoh yang riil bagaimana menerapkan metode Bagja dalam rangka pengembangan komunitas berbasis aset. Guru tidak lagi melihat kekurangan yang ada, namun justru menggali kelas hal baik apa diinginkan oleh siswa dan berhasil mengajak untuk mewujudkannya. 

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *