“Saya merupakan salah satu guru yang sebenarnya tidak menginginkan kehadiran Pak Diyarko, karena biasanya wokshop yang sudah sering dilakukan, apalagi dengan tema sekolah menyenangkan, ya isinya itu-itu saja. Bahkan dari pagi saya sudah datang terlambat tapi toh sampai di sini saya tidak terlambat mengikuti kegiatan workshop. Namun setelah mengikuti kegiatan ini, saya justru terbuka mindset saya. Baru kali ini saya mengikuti kegiatan workshop yang materinya luar biasa, membuka mindset dan membuka wawasan dan terus terang saya merasa tertampar dengan apa yang sudah dilakukan Pak Diyarko selama ini. Intinya ada yang salah pada diri saya, dan saya akan berusaha memberikan pendidikan yang memanusiakan anak didik kami”, ungkap salah satu guru yang mengikuti kegiatan workshop pada sesi refleksi. Kegiatan refleksiĀ merupakan salah satu bagian penting dari Gerakan Sekolah Menyenangkan sebagai bentuk mengedepankan budaya dialektika.
Hari ini, 21 Desember 2022, saya mendapatkan undangan dari SMP Islam Plus Assalamah Ungaran Kabupaten Semarang dari pukul 09.00 sampai dengan 11.30 WIB. Berbahagia yang bisa bertemu dengan para arang pendidikan yang begitu antusias mengikuti kegiatan workshop. Dalam kegiatan workshop tersebut saya paparkan tentang teori otak dan pentingnya sosial emotional learning yang dilengkapi dengan pemaparan tentang praktik baik yang sudah saya lakukan di sekolah untuk dibagikan kepada para pendidik ini.
Diskusi dalam workshop ini berjalan gayeng, banyak guru yang antusias dan mengajukan pertanyaan tentang langkap awal apa yang perlu diterapkan di sekolah tentang GSM. Secara sederhana saya jelaskan bahwa dari hal yang paling sederhana perlu dilakukan oleh setiap guru, yaitu perbanyak penghargaan kepada anak. Kurangi 4 M yaitu menasehati, marah, menyuruh dan melarang. Ketika penghargaan selalu diberikan, maka ada hubungannya dengan hormon kebahagiaan yang akan muncul yang selanjutnya berdampak pada berkembangnya neocortex sebagai pusat penalaran, kreativitas, berpkir logis dan pengambilan keputusan. Memberi penghargaan kepada siswa yang berbuat baik sekecil apapun itu kuncinya. Hal-hal yang negatif dari anak, sebisa mungkin tutupi aibnya, jangan sampai diumbar, selesaikan secara internal dengan guru BK, wali kelas dan orang tua sehingga hanya orang-orang tertentu saja yang tahu tentang aib anak.
Itulah sekilas dari isi materi workhosp yang diselenggarakan di SMP Islam Plus Assalamah Ungaran Kabupaten Semarang. Salah GSM, berubah, berbagi, berkolaborasi.