Bahagia Sesederhana Itu

“Siswa sudah tak antar pak Di, Alhamdulillah”, kata Pak Taufiq melalui whatsapp, sambil mengirimkan sebuah foto pada hari Senin, 1 April 2024 pada pukul 11.45 WIB.  Bahagia yang saya rasakan saat itu, karena ada 3 murid kelas X Animasi 2 yaitu Nayla, Callista dan Michele yang diterima portofolionya sehingga di kelas X ini sudah dapat mengikuti magang  di Pickolab studio. “Bahagia itu ternyata sederhana”, itulah yang bisa saya ungkapkan. Ketika melihat murid-murid saya bisa lebih cepat diterima untuk magang di perusahaan atau industri kreatif, ternyata membawa kebahagiaan tersendiri. Mengapa membahagiakan? Ya, karena masuknya mereka ke industri kreatif tidak lepas dari peran pembelajaran yang dilakukan. Mungkin tidak banyak yang kami lakukan, namun apa yang dilakukan dalam pembelajaran tersebut sejak awal masuk di jurusan Animasi, mereka lebih ditekankan pada proses pembuatan portofolio. Nilai berupa angka-angka itu urusan yang paling bontot, yang paling penting adalah bagaimana mereka dapat terus berkarya menjadi portofolio. Di awal tidak harus perfect, karena yang terpenting adalah kontinyu. Dengan beriringnya waktu, ketika mereka terus berkarya maka saya yakin kualitasnya akan semakin meningkat. Ketiga murid yang diterima di Pickolab tersebut membuktikan bahwa konsistensi murid untuk terus berkarya membuahkan hasilnya setelah 8 bulan mengikuti pembelajaran di kelas X Animasi.

Bagaimana perasaan mereka selama mengikuti kegiatan magang di Pickolab? Inilah pertanyaan yang saya ajukan kepada mereka bertiga ketika menjalankan kegiatan magang di Pickolab.

“Pengalaman saya selama mengikuti magang pertama kali ini cukup menyenangkan. Rekan rekan saya selaku para mentor ramah dengan saya dan kawan kawan saya sejak menapak kaki untuk pertama kalinya. Dalam dua hari ini saya diminta untuk mengerjakan beberapa Icon dan juga satu maskot dengan character sheetnya menggunakan software Adobe Illustator. Dan bila ada kesulitan mentor kami akan membantu kami hingga paham. Yang saya rasakan dalam magang kali ini tentu saja senang sekali, karena saya memang sudah menargetkan untuk mengikuti magang sejak kelas X. Di samping itu saya merasa sedih karena tidak dapat bertemu dengan teman-teman saya selama magang 6 bulan ke depan. Hal baik yang saya dapatkan adalah saya merasa semakin baik dalam memanajemen waktu untuk mengejar tenggat yang telah diberikan. Karena biasanya saya sering sekali kesulitan dalam memanajemen waktu. Untuk hal yang perlu ditingkatkan tentunya adalah kemampuan saya dalam menggunakan software. Ini adalah pertama kalinya saya membuat ilustrasi berbasis vektor, jadi saya masih agak kesulitan untuk beradaptasi. Saya berharap saya dapat lebih ahli dalam menggunakan software Adobe Illustrator ke depannya”, ungkap Nayla.

“Yang saya rasakan pertama kali magang jujur saya agak kaget dengan perbedaan suasana kerja dan sekolah karena saat magang kami diberikan target” membuat icon dan maskot yang harus segera diselesaikan. Hari pertama kami membuat icon. Hari ini kami membuat maskot. Tapi secara keseluruhan kami bisa melaksanakan tugas-tugas tersebut. Disana kami juga mendapat bimbingan dari kakak mentor yang sudah berpengalaman. Hal yang baik adalah saya bisa mendapat pengalaman kerja, menghargai yang bekerja dan belajar untuk menghargai waktu. Yang harus saya tingkatkan lagi adalah saya perlu mempercepat pengerjaan tugas sebelum deadline”, ungkap Callista.

“Pengalaman magang pertama saya sangat menyenangkan. Awalnya agak canggung bertemu dengan para mentor, tapi mereka menyambut kami dengan hangat. Pada hari pertama, kami membuat icon tentang travel, dan hari kedua, tugasnya adalah membuat mascot beruang untuk tema camping. Saya senang bisa belajar lebih banyak tentang Adobe Illustrator. Yang perlu saya tingkatkan adalah menghindari menunda-nunda pekerjaan dan memanfaatkan waktu dengan lebih baik”, ungkap Michele.

Cerita-cerita baik dari ketiga murid yang mengikuti magang di Pickolab tersebut sengaja saya minta untuk menceritakan di group whatsapp Animasi, dengan harapan akan memotivasi murid-murid lainnya yang belum mengikuti kegiatan magang. “Dari pendapat Nayla, Callista dan Michele, apa yang teman-teman yang masih di sekolah dapat petik atau diambil?”, tanya saya di group. “Yang dapat diambil dari pendapat Nayla, Callista dan Michele adalah jangan takut untuk mencoba hal-hal yang baru contohnya magang, dan bersosialisasi kepada teman-teman di sana mengingat di sana tidak hanya anak SMKN 11 Semarang  saja tetapi banyak orang orang yang mungkin asing karena belum kita kenali. Maka dari itu hal yang dapat saya ambil adalah jangan takut mencoba hal baru dan jangan takut untuk bersosialisasi kepada sesama pekerja atau bahkan senior kita”, ungkap Tifani. Pendapat saya tentang cerita Callista, Nayla dan Michle saat magang adalah harus bisa beradaptasi dengan perubahan untuk mengejar diadline dan juga harus bisa/ berani untuk berkomunikasi jika semisal ada kendala dalam melakukan magang supaya tidak terjadi kesalahpahaman saat magang”, ungkap Ridhofat.

Dialog di ruang ketiga terus saya lakukan agar berdampak pada kesadaran diri dan menginspirasi yang lainnya dan harapannya akan berpengaruh pada kebahagiaan mereka. Ternyata bahagia itu sederhana.

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *