Terus Membangun Empati

Selama 3 hari yang lalu, 22-24 September 2022, sebanyak 8 siswa perempuan yang mendaftar magang di Aconggraphic mendapat kesempatan untuk mengikuti diklat. Marwa, Aisya, Regina P, Teodore, Dewi Septyaningrum, Azahra, Arsa dan Anggun. Mereka didampingi oleh siswa lainnya yang sudah magang di Aconggraphic saat kelas X tahun lalu. Yehezkiel, Fathichatul, Fais, Akmaluzair, Nafiis Jaselio selalu membantu teman-temannya untuk menyelesaikan tugas diklat sebagai prasyarat mengikuti magang. Mereka dengan rela meninggalkan kelas untuk menjadi mentor bagi teman-temannya. Jiwa empati ini yang terus dipupuk dan dikembangkan sehingga mereka akan menjadi manusia yang utuh, yang memberikan kebermanfaatan untuk dirinya dan  sekitarnya.

Sesekali saya pun menanyakan perkembangan anak-anak yang sedang mengikuti diklat. Ada satu siswa ABK yang mengikuti kegiatan diklat tersebut sehingga perlu mendapatkan perhatian khusus. “Anggun bisa mengikuti mas?”, tanya saya ke Yehezkiel melalui WhatsApp.
“Masih tertingal dengan teman teman nya pak, tapi untuk gambarannya sudah agak bisa dan paham untuk mengikuti”, jawab Yehezkiel. “Oke. Diberi penguatan ya mas. Amalanmu menjadi berkah. Itu teman kita semua”, saya beri motivasi untuk Yehezkiel. Itu yang bisa saya lakukan dengan memberi penguatan melaui WhatsApp, karena jarak dari sekolah dengan studio Aconggraphic relatif jauh.

Hari berikutnya saya mencoba menanyakan perkembangan Anggun dalam mengikuti diklat. “Gimana nok. Perkembangan diklatnya?”, tanya saya ke Anggun melalui WhatsApp. “Bisa mengikuti. Alhamdulillah bisa mengikuti Pak Di. Alhamdulillah bisa menyelesaikan projects yang diberikan”, jawab Anggun. “Terus jaga konsentrasinya, kesehatannya ya. Dan motivasi temanmu Isabela. Biar bisa menyusul. Karena kamu yang lebih dekat komunikasi dengan Isabela”, lanjut saya memberi penguatan. “Baik Pak Di. Saya berterima kasih kepada Pak Di karena sudah diberi ijin mengikuti Diklat di aconggrapich sendangguwo dan berkat doa dari teman teman dan Pak Di”, ungkap Anggun ketika memberi respon. “Ya, tugas kita sebagai teman adalah saling menguatkan”, lanjut saya merespon jawaban Anggun.

Meskipun melalui WhatsApp, saya merasa ada kedekatan dengan anak-anak. Mereka butuh penguatan agar mampu melewati test untuk memasuki kegiatan magang di Aconggraphic.

Sore kemarin, 24 September 2022, saya merasa bahagia mendapatkan kiriman pesan whatsApp dari pemilik Aconggraphic. “Sore pak Diyarko, mereka sudah selesai mengerjakan tugasnya dengan baik, tanpa disangka dan tanpa melihat secara pasti dan detailnya hasil mereka, yang perempuan ternyata lebih banyak yang selesai dibanding laki-laki. Skill dan speed ada 5 orang (Dewi, Marwa, Zahra, Regina dan Arsya) dan sisanya speednya juga lebih baik dari laki-laki ada Anggun, Aisya dan Naomi mereka bertiga menyelesaikan tugasnya hanya kurang 1-2 materi. Demikian review dari saya, dan sampai ketemu dihari senin mereka sudah mulai magang secara resmi. Terimakasih”, pesan dari Pak Acong. 

Lega dan bahagia ketika mendengar kabar. Bukan hanya karena mereka berhasil menyelesaikan test yang diberikan Aconggraphic, namun kebahagiaan yang saya rasakan mereka memiliki kecerdasan kolektif yang penuh empati. Yehezkiel dan teman-temannya mampu membimbing, mengarahkan, rela berbagi pengetahuan dan keterampilannya agar teman-temannya mampu melewati test dan berhasil diterima magang di Aconggraphic.

Kegiatan ini tidak lepas dari dukungan orang tua siswa yang mengikuti diklat maupun yang menjadi mentor. Perubahan paradigma tidak hanya terjadi pada guru dan siswa, namun terjadi pada orang tua. “Alhamdulillah Pak. Ikut bangga dan terharu. Tentunya semua ini adalah hasil didikan guru yang selalu memberikan motivasi dan kesempatan kepada mereka.Berkah barokah ilmunya ya Pak. Saya sebagai orang tua merasa anak saya jauh dr kata percaya diri. Tapi dengan kesempatan yg diberikan pak Di menjadi mentor. Alhamdulillah itu menjadi modal awal baginya untuk melangkah lebih baik kedepannya. Terimakasih banyak atas bimbingannya dan semoga apa yg sdh pak Di berikan menjadi berkah dan ladang pahala Aamiin allahuma Aamiin”, ungkap orang tua Nafii Jaselio. Terima kasih anak-anakku atas perjuangan ini, terima kasih para mentor, semoga amalanmu menjadi berkah untuk kalian. Selamat bertugas mengikuti kegiatan magang.

 

 

 

 

 

1 thought on “Terus Membangun Empati”

  1. Assalamualaikum wr wb, Terimakasih banyak kepada Pak Diy yg sudah mendidik Anggun sehingga dapat mengikuti Diklat dan Magang. Kepada Aconggrapich dan para Mentor nya saya sangat bersyukur karena telah dengan serius dan sabar membimbing Anggun.Semoga ladang amal beliau²diberkahi Allah.Semoga siswi²yg saat ini magang,diberi ksht dan dimudahkan dalam menuntut ilmu.Aamiin💪💪🤲🙏

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *