Zona Kehadiran Digital untuk Meningkatkan Disiplin Siswa

SMK N 11 Semarang salah satu sekolah model Gerakan Sekolah Menyenangkan terus konsisten mengembangkan empat area perubahan menuju sekolah masa depan.  Empat area tersebut adalah pengembangan lingkungan belajar positif, keterhubungan sekolah, pengembangan personal dan interpersonal serta pembelajaran penalaran dan kesadaran.  Pengembangan keempat area perubahan tersebut dilakukan untuk menuju sekolah yang mampu menciptakan ekosistem menyenangkan yang menuntun kodrat anak didik (kodrat rasa ingin tahu, imajinasi, dan keberagaman) agar potensinya dapat berkembang mencapai versi terbaiknya masing-masing.

Untuk mengembangkan lingkungan positif yang menyenangkan selain dikembangkan lingkungan fisik yang nyaman dengan mengubah lingkungan sekolah menjadi taman-taman yang terlihat asri sehingga dapat digunakan sebagai ruang-ruang belajar di luar kelas, dikembangkan pula lingkungan psikologis yang mendukung pada proses kesadaran diri.  Salah satu langkah yang dilakukan sekolah untuk membangun kesadaran diri terhadap kedisiplinan diri, dibuatlah zona kehadiran yang berbasis teknologi.  Zona kehadiran ini berupa seperangkat android yang dipasang di tiga area yang diseting khusus untuk melakukan presensi kehadiran. Berdasarkan hasil pengembangan yang dilakukan oleh Pak Taufiqul Qoir, S.Pd, android tersebut mampu menyimpan data kehadiran melalui barkot dari setiap siswa. Siswa diberikan barkot yang berbeda dan bersifat unik, sehingga ketika akan melakukan presensi, siswa tersebut cukup mendekatkan barkot di depan android yang disediakan dan secara langsung merekam kehadiran siswa. Data kehadiran secara otomatis akan terekam setiap harinya yang dapat digunakan sebagai data bagi guru Bimbingan Konseling dan wali kelas dalam rangkap pembinaan siswa. Data yang diperoleh juga mencantumkan waktu presensi, sehingga dapat digunakan pula bagi pihak sekolah untuk memberikan bintang kebaikan bagi siswa yang secara konsisten datang lebih awal.  Bintang kebaikan merupakan salah satu bentuk penghargaan yang diberikan kepada siswa, untuk memicu hormon kebahagiaan. Selama ini, siswa yang sering mendapatkan piagam penghargaan adalah yang sering mendapatkan kejuaraan di bidang akademik. Setelah bergabung dengan Gerakan Sekolah Menyenangkan, cara-cara seperti itu ternyata kurang membangun ekosistem menyenangkan, karena sebenarnya setiap siswa memiliki hak untuk mendapatkan penghargaan. Setiap anak dapat mencapai juara dengan versinya masing-masing, sehingga memiliki hak untuk dihargai.

Cara-cara lama yang dilakukan untuk mendisiplinkan siswa datang ke sekolah biasanya dengan menutup gerbang, memberi hukuman dan sebagainya. Namun cara-cara tersebut bukan menjadi cara yang efektif untuk memberikan kesadaran pada anak didik tentang pentingnya disiplin. Setelah mengenal GSM, cara-cara tersebut diubah dengan memberikan ruang-ruang penghargaan bagi siswa yang melakukan perilaku positif. Melalui zona kehadiran tersebut sebagai salah satu wadah untuk menertibkan siswa untuk disiplin hadir ke sekolah. Siswa yang sering terlambat mendapatkan pembinaan (bukan hukuman) dari guru bimbingan dan konseling dengan proses diskusi, sharring melalui pendekatan social emotional learning.  Semoga menginspirasi.

 

 

Leave a Comment Cancel Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Exit mobile version