Melalui proses wawancara dan pengiriman portofolio ia berhasil lolos untuk magang di Pickolab Studio yang ada di Semarang. “Semenjak saya mendaftar magang dan diterima magang, saya mulai serius menekuni modeling 3D”, ungkap Reynaldi. Banyak karya modeling 3D yang ia buat selama kegiatan diklat dan kegiatan magang yang selalu ia unggah di instagramnya. Meskipun ia mengikuti magang, ia masih bisa mengatur waktunya untuk pekerjaan di tempat industri dan untuk mengirim one day one project. Meskipun untuk siswa yang mengikuti magang tidak diwajibkan mengirim one day one project, namun ia masih menyempatkan untuk mengirim di group. Alasannya, selain menambah portofolio, ia berkeinginan untuk menyemangati teman-temannya untuk menjadikan kegiatan one day one project menjadi habbit yang positif.
Tantangan merupakan hal penting diterapkan kepada anak didik di sekolah. Tantangan bukan sekedar tugas, karena dari tantangan tersebut anak didik akan mengerjakan sesuai dengan passion dengan senang hati, bahkan ketika diberikan tantangan-tantangan yang lebih ia mampu menyelesaikan. Tantangan yang awalnya datang dari pihak luar, akan berubah menjadi kesadaran diri. Ia akan menyadari bahwa dirinya perlu naik level sehingga tercapai kepuasan tersendiri. Siswa tidak lagi harus menunggu naik kelas dalam waktu satu tahun, namun setiap saat ia bisa naik level sesuai dengan target dari dirinya. “Saya sangat senang saat diberikan tantangan dari guru. Membuat saya lebih bisa bereksplore lebih jauh”, ungkap Reynaldi ketika memberikan refleksi tentang tantangan yang diberikan.
Setiap karya modeling 3D yang dibuat selalu diunggah di Instagramnya sebagai tempat penyimpanan asset-aset digitalnya sekaligus untuk promosi dalam rangka membangun branding dirinya. Ia juga mengunggah karyanya di deviantart.com. Pembaca dapat melihat karya-karya di instagram dan deviantart melalui link berikut.
https://www.instagram.com/aldytore0
https://www.deviantart.com/alevenn/gallery
Tantangan merupakan salah satu bagian untuk memunculkan hormon kebagiaan. Ketika hormon kebahagiaan sudah ia peroleh dari tantantangan yang diberikan di sekolah maupun di lingkungannya, maka ia tidak akan melakukan kegiatan-kegiatan lainnya yang bersifat negatif. Kenakalan yang terjadi pada remaja pada umumnya karena sekolah belum bisa menciptakan ekosistem yang menyenangkan yang dapat memicu hormon kebahagiaan. “Saya lebih enjoy yang tantangan. Untuk Tantangan, saya suka karena kita dilatih seperti saat sedang menghadapi client. Harus membuat sesuai keinginan client (guru)”, ungkap Reynaldy. Selain tantangan, maka feedback menjadi bagian penting pada tahap selanjutnya. Sejatinya penilaian itu adalah feedback. Penilaian bukan sekedar angka-angka yang tidak bermakna, namun berupa respon positif dan saran sehingga siswa lebih terpacu untuk meningkatkan kualitas karya yang dibuatnya. Sudahkah kita sebagai guru beralih pada pemberian tantangan daripada tugas yang berorientasi matari? Sudahkah kita sebagai guru beralih dari penilaian yang berorientasi angka (nilai) ke pemberian feedback yang lebih bermakna?