Apa yang sering dilakukan agar siswa memiliki kesadaran tentang kebermaknaan hidupnya? Salah satu cara yang saya lakukan sebagai seorang guru adalah memantik siswa dengan video. Namun demikian saya bukan sekedar sharring video, namun saya tambahkan dengan pertanyaan-pertanyaan pemantik sehingga siswa melakukan olah pikir, olah rasa dan harapannya akan muncul olah laku.
“Pernahkah kalian mengalami hal serupa seperti yang digambarkan pada video. Apa yang kalian rasakan? Lalu tindakan apa yang kalian lakukan untuk menimbulkan vibrasi positif pada diri kalian?”, tanya saya sebagai pantikan bagi siswa kelas X Animasi untuk berpendapat, melakukan olah pikir dan olah rasa.
“Ya, pernah. Jika saya mengalami hal tersebut rasa bingung, kesal, dan sedih menjadi satu. Rasa tersebut sangatlah tidak mengenakkan hati. Yang sebaiknya saya lakukan agar diri saya selalu menimbulkan vibrasi positif yaitu menghindari hal yang sama pada video tersebut, karena sebagai makhluk sosial kita diharuskan untuk saling tolong menolong terhadap makhluk lain. Selain itu saya juga harus melakukan hal-hal positif, agar hal tersebut bisa menimbulkan vibrasi positif juga bagi saya maupun orang lain”, ungkap Devin. Dari ungkapan Devin terlihat bahwa dirinya akan selalu menebarkan vibrasi positif.
“Hal tersebut sering dijumpai di lingkungan sekitar, di saat orang lain membutuhkan bantuan kita, kita selalu berusaha untuk membantu mereka. namun terkadang di saat kita membutuhkan mereka, mereka justru tidak ada atau malah meninggalkan kita sendirian. manusia adalah makhluk sosial yang selalu membutuhkan bantuan dari orang lain. maka dari itu ketika membutuhkan bantuan, berbicaralah dengan baik, sopan, dan jangan menimbulkan kesan memaksa. apabila kita membutuhkan bantuan orang lain, sikap kita sebaiknya mengucapkan kata “tolong” kepada orang yang mau membantu kita”, ungkap Nesya. Sebuah pemikiran yang luar biasa dari Nesya. Tentu pemikiran-pemikiran positif ini dilandasi dengan kebiasaan yang dilakukan Nesya untuk terus memberikan vibrasi positif terhadap lingkungannya. “Di saat kita berada di posisi tersebut kita pasti akan meresa bahwa kita hanya di manfaatkan saja, karena di saat mereka butuh kita, kita selalu ada untuk mereka,sedangkan disaat kita membutuhkan kita mereka malah tidak ada. jadi yang harus kita lakukan adalah tidak perlu merubah orang lain. yang perlu kita ubah adalah cara pandang kita dan cara kita membawa hati dan bersikap. pada saat kita melihat orang yang mungkin hanya memanfaatkan kita yang pertama kita harus merasa beruntung kenapa?berarti kita adalah orang yang bermanfaat”, ungkap Nesya lebih lanjut. Buah pemikiran Nesya ini sangat menginspirasi sehingga dalam kondisi apapun kita hendaknya memberikan kebermanfaatan untuk lingkungan sekitar.
“Tetap terus berjuang melanjutkan perjalanan untuk menggapai keinginan, tidak perlu takut untuk terus berjalan di suatu pengorbanan orang lain, seperti halnya bapak ibu guru yang selalu mendukung kita semua, karena kesuksesan seorang guru yaitu disaat murid yang telah diajarkannya telah berhasil menggapai mimpinya, maka dari itu saat kita sukses disitulah seorang guru dikatakan dapat memberikan hal positif terhadap anak didiknya, maka tidak perlu takut untuk terus maju kedepan, dan takutlah jika orang yang rela berkorban demi kita kecewa akan kesalahan atau kegagalan kita sendiri”, ungkap Delvito. Hal serupa dengan Nesya, Delvito pun memiliki pemikiran yang serupa untuk terus berbuat baik.
Menjadi baik itu adalah sebuah pilihan hidup. Siapa yang menanam, dialah yang menuai, bahkan orang lain di sekitarnya pun dapat memperoleh kebermanfaatannya dari apa yang ia tanam. Dari morning sharring ini saya hanya memberikan garis besar kepada anak-anakku “Teruslah memberikan kebermanfaatan”.