“Teman-teman pendidik, bahwasanya salah satu kompetensi yang harus dimiliki anak kita adalah growth mindset. Kita bisa melatihnya dengan teknik sederhana. Teknik 3-2-1 adalah sebuah pendekatan yang efektif untuk mendorong mereka menjadi pembelajar yang lebih baik”, ungkap Mas Ali di beberapa group GSM yang sempat saya baca. Saya tertarik dengan tulisan mas Ali. Akhirnya kulanjutkan untuk membaca bagaimana langkah-langkah teknik tersebut karena penasarannya. Dalam penjelasannya Mas Ali menyampaikan tiga teknik yaitu 1) tiga hal yang mereka pelajari di pelajaran sebelumnya; 2) dua hal yang mereka anggap menarik; 3) satu pertanyaan tentang pelajaran kemarin.
Dari teknik 3-2-1 ini, Mas Ali memberikan penjabaran sebagai berikut. 1) Anak didik diajak untuk merefleksikan tiga konsep atau fakta penting yang mereka pelajari dalam pelajaran sebelumnya. Ini membantu mereka untuk mengingat dan memahami materi yang baru dipelajari, serta membangun dasar pengetahuan yang kuat. 2) Anak didik diberikan kesempatan untuk mengidentifikasi dua aspek dalam pelajaran tersebut yang mereka anggap menarik atau paling mereka sukai. Ini mendorong mereka untuk menemukan aspek positif dalam proses belajar (meaningful). 3) Anak didik didorong untuk mengajukan satu pertanyaan terkait pelajaran yang mereka pelajari sebelumnya. Hal ini tidak hanya memperkuat pemahaman mereka, tetapi juga memicu rasa ingin tahu yang merupakan elemen kunci dari growth mindset.
Sederhana apa yang disampaikan Mas Ali dan mendorong niat yang kuat untuk segera menerapkan. Hari ini, 5 Oktober 2023, di kelas X Animasi 4 ketika pelajaran dasar-dasar animasi saya segera menerapkan menggunakan link padlet. “Anak-anakku, selama 2,5 bulan ini, kalian sudah belajar untuk mengungkapkan siapakah kalian sendiri melalui tantangan siapakah aku, belajar menerapkan garis, belajar membuat mandala secara manual maupun digital, belajar membuat gambar bentuk buah secara manual dan digital, serta menggambar kartun buah. Jawablah pertanyaan berikut. 1) Apa tiga hal yang kalian anggap penting dari apa yang telah kalian pelajari dan kalian lakukan menyelesaikan tantangan tersebut? Jelaskan! 2) Jelaskan dua aspek dalam pelajaran tersebut yang kalian anggap menarik atau paling kalian sukai. 3) Buatlah pertanyaan terkait dengan materi yang telah kalian pelajari’, tanya saya di kelas dan saya kirim link padlet ke group. Untuk melakukan evaluasi diri ini, saya memberikan waktu selama 30 menit untuk menjawab ke link yang sudah disediakan.
Tidak harus menunggu lama, mayoritas siswa langsung memberikan jawaban-jawabannya di padlet. :Hal yang penting bagi saya adalah kesabaran, karena butuh kesabaran untuk menyelesaikan tantangan sebelumnya, menggambar juga sangat membutuhkan kesabaran, contohnya ketika saya menyelesaikan tantangan garis, saya benar benar membutuhkan kesabaran yang cukup banyak untuk menyelesaikan tantangan garis. Selain kesabaran, ketelitian juga sangat penting bagi saya. Karena, sebelum saya menyelesaikan tantangan-tantangan sebelumnya saya harus sangat teliti ketika mengerjakan tantangan, agar orang lain melihat tantangan saya dan berkesan. Aspek yang saya anggap menarik, yaitu ketika saya mewarnai tantangan arsiran buah dan membuat arsiran buah digital melalui handphone. Selain itu, aspek lain yang saya anggap menarik, yaitu ketika saya mengerjakan tantangan garis karena tantangan garis sangat membutuhkan kesabaran yang cukup, maka dari itu saya sangat tertarik. Bagaimana menyesuaikan warna untuk objek gambar kita?”, ungkap Fildza dalam tulisannya di padlet.
“Tiga hal yang saya anggap penting dari yang telah dipelajari dan lakukan selama mengerjakan tantangan yaitu: 1) Kedisiplinan, ketepatan mengirim karya sesuai deadlinenya. 2) Ketelatenan, telaten dalam mengerjakan karya. 3) komunikasi, konsultasi karya atau mendengarkan masukan. Dua aspek yang saya anggap menarik dalam pelajaran: 1) dari tantangan mandala, saya belajar untuk membuat pola pola yang inovatif juga tidak membosankan. Saya juga bisa belajar memadukan satu warna ke warna lain dalam karya tersebut. 2) Dalam pembuatan animasi mendut, saya mulai mencoba beberapa teknik animasi baru yang membuat animasinya terlihat lebih menarik. Pertanyaan terkait materi yang telah dipelajari: 1) bagaimana caranya agar selalu termotivasi dalam mengerjakan karya? 2) Apa yang harus dilakukan ketika terlambat mengumpulkan karya? 3) manakah yang lebih penting; mengumpulkan karya sesuai deadline dengan hasil seadanya atau terlambat mengumpulkan karya dengan hasil memuaskan?”, ungkap Andinie.
“Hal yang saya dapatkan dari pembelajaran sebelumnya adalah tentang membuat animasi yang butuh waktu dan proses yang lumayan lama dan sulit tetapi dengan itu saya dapat bisa belajar yang pertamanya tidkk bisa membuat sekarang sudah bisa walupun butuh kesabaran dan bisa menikmati proses yang lama ada contohnya membuat karya garis tanpa penggaris membuat mandala dan juga membuat beberapa karya yang lain. Kedua, bisa melatih otak dan melatih emosional/kesabaran. Ketiga mengatahui bebarapa teknik menggambar, membuat karya digital yang pertamanya tidak saya ketahui. Aspek yang saya dapatkan dalam membuat karya karya wajib yaitu karya garis tanpa penggaris dan mandala itu butuh waktu lumayan lama dan melatih kesabaran. Aspek kedua adalah pembuatan karya karya digital. Hal apa saja yang didapatkan saat membuat karya karya wajib?”, tulis Rizkytama Jati Saputra.
“Hal yang saya anggap penting dari yang telah saya pelajari adalah 1) konsentrasi dan ketenangan. Tantangan garis membuat saya harus sabar dan tenang agar garis yang saya buat menjadi stabil. 2) Coloring. Dari tantangan-tantangan yang diberikan Pak Diyarko, saya sedikit bereksperimen dengan palet-palet warna pada karya saya untuk mencari palet warna yang sesuai dengan style saya. 3) Skill Up. Tantangan-tantangan yang diberikan membuat saya menjadi lebih sering menggambar daripada sebelumnya, sehingga membuat skill menggambar saya meningkat. Aspek yang saya anggap menarik dari pelajaran tersebut adalah: 1) pewarnaan. Seperti yang saya sebutkan sebelumnya, saya bereksperimen dengan palet-palet warna pada karya saya. 2) Arsiran. Membuat arsiran pada gambar manual cukup menyenangkan karena kita tidak bisa sembarangan mengarsir, namun kita perlu memperhatikan gelap terang dari objek yang kita gambar. Bagaimana cara agar style menggambar kita menjadi konsisten dan tidak berubah-ubah?”, ungkap Nasrullah Dava Asyary.
Luar biasa… seerhana konsepnyatapi mendalam dalam hasil pengalaman belajar anak
Terima kasih Pak Agus T