Membangun Kesadaran Hemat Energi

“Perhatikan video berikut! Kondisi ini terjadi di sekolah kita, meskipun tidak di kelas kalian XI Animasi, namun saya akan bertanya pada kalian, apa yang kalian lihat? Apa yang kalian rasakan? Apa yang akan kalian lakukan?

Pertanyaan olah rasa, olah pikir dan olah laku untuk memantik kesadaran siswa tentang pentingnya hemat energi. Pertanyaan tersebut saya lontarkan di group WhatsApp kelas XI Animasi.

Fadli salah satu perwakilan siswa kelas XI Animasi 2 memberikan jawaban sebagai berikut. “Yang saya lihat adalah kipas tidak di matikan saat murid sudah pulang. Yang saya rasakan, Sebagai murid merasa bersalah karena tidak mematikan kipas. Yang akan saya lakukan, mulai kedepannya akan mematikan kipas agar kipas tidak rusak”. “Apa hanya itu”, saya bertanya lagi. Fadli akhirnya memberikan jawaban, agar tidak boros. Masih saya kejar dengan ungkapan. “Listrik kan sudah dibiayai oleh pemerintah dan negara, mengapa kita harus memikirkan tentang pemborosan?” Akhirnya sampai pada kesimpulan bahwa uang negara yang membiayai adalah rakyat melalui pajak. Sampailah pada sebuah kesimpulan dengan tidak mematikan kipas angin, berdampak pada pemborosan. Yang terkena dampaknya adalah rakyat sendiri dan kembali pada kita sendiri. 

Alfat juga berpendapat bahwa ketika kipas angin tidak dimatikan oleh siswa yang menempati kelas tersebut akan berdampak pada tumbuhnya sifat boros terhadap penggunaan sumber daya dan mengakibatkan pembayaran listrik yang mahal. Ia merasa bersalah ketika melakukan hal tersebut dan akan menggunakan kipas angin seperlunya dan mematikan jika sudah tidak terpakai.

Pertanyaan pemantik ini meskipun sederhana namun membawa pada proses kesadaran diri. Ini menjadi tanggungjawab kita bersama sebagai pendidik untuk menuntun pada kesadaran diri anak didik kita. Pelajaran Fisika, pelajaran kimia, pelajaran IPAS bukan sekedar pelajaran yang berisi konten-konten keilmuan saintifik semata, namun perlu menyuguhkan dan mengajak anak didik kita untuk olah rasa, olah pikir dan olah laku sehingga hemat energi ini benar-benar terealisasi dalam kehidupan sehari-hari. Pelajaran bukan sekedar mengisi materi, memberi ulangan dan menghasilkan nilai angka di atas kertas, namun harus masuk pada proses kesadaran diri anak untuk berperilaku.

 

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *