“Bisa dilihat bagaimana perubahan di keluarga saya, saya kehilangan cinta pertama saya yaitu ayah. Mengapa foto ini berkesan? Menurut saya proses menjadi wisudawati pada saat SMP sangatlah susah karena saya tidak ada pendampingan seorang ayah di saat itu, apalagi ibu yang sibuk bekerja untuk menjadi tulang punggung keluarga dan kakak juga bersekolah. Dari mulai kesepian, tidak fokus, sudah saya lewati selama itu, sempat berpikir kepada Tuhan bahwa Tuhan itu gak adil sama saya karena yang ditemani wisuda hanya kakak saya sewaktu TK. Mulai sekarang saya belajar untuk menerima apa yang diberikan Tuhan ke saya, walaupun kata rindu itu ada. I love my family and rest in peace dad💗”, sebuah cerita mendalam dari siswa kelas X Animasi bernama Shella Nur A. Ketika saya tanya tentang apa yang membuat foto tersebut memiliki kesan mendalam, Shella tidak mampu banyak berkata, justru cucuran air mata yang membasahi pipinya. Bahasa tulisannya sudah mewakili tentang cerita tentang rasa rindu pada ayahnya yang ia sampaikan kepada teman-temannya. Dari cerita ini, ia merasa bahwa keluarga adalah segala-galanya, sehingga kehadiran di keluarga, bagaimana membangun komunikasi yang bermakna di keluarga menjadi hal penting baginya. Itu salah satu bagian dari kegiatan deep story menggunakan foto berkesan untuk membangun keterbukaan di antara siswa.
Kemarin, 15 Februari 2023 saya masuk di kelas X Animasi 4. Sesuai dengan arahan pada minggu sebelumnya, siswa di kelas tersebut saya minta untuk memilih foto-foto yang berkesan dan memilih salah satu foto yang paling berkesan. Usai berdoa, mereka saya minta untuk menuliskan cerita yang mendalam dari foto yang sudah dipilih dan selanjutnya dipublish di instagram. Berikut beberapa hasil deep story yang dipublish di instragram.
“Foto ini menjadi bermakna bagi saya. Karena saat itu pertama kali terjadi kendala yang tidak diduga didalam hidup saya, saat itu di gunung merbabu saya mendaki bersama ayah dan teman temannya, namun karena saya agak ceroboh, entah kenapa bisa mencar sehingga dikatakan hilang sesaat dari jalur pendakian. Tak lama setelah saya sendirian menangis, sedikit saya mendengar suara ayah memanggil nama saya dan saat itu juga saya berlari dan memeluknya sesaat. Karena kejadian itu kami hanya sampai pada pos 1 dan tidak melanjutkan perjalanan. Sejak saat itu ketika saya berbuat salah kepada ayah saya, saya selalu teringat kejadian ini selalu. Saat sedang bersama beliau, saya merasa aman dan lebih diperhatikan. Itu merupakan kenangan paling berkesan bagi saya. Emmm jika ditanya keinginan yang paling ingin terwujud ya, semoga ke depannya saya lebih sering digandeng ayah saya”, cerita Arluna.
“Foto di atas hanyalah foto sederhana. Tetapi disetiap orang-orang ini ada cerita. Kita terbentuk tidak tahu kapan itu. Yaa! tiba-tiba saja terbentuk grup dari empat orang ini. Grub yang mempunyai nama Psikocak. Katanya sih itu nama plesetan dari psikopat jadi psikocak, karena kita semua memang kocak, ya walaupun saya tidak sekocak itu. Kita satu SMP. Kita sering main bareng, jalan-jalan bareng, saling cerita satu sama lain, ya senang dan sedih bareng lah. Dengan seiring waktu kita berpisah untuk nelanjutkan study nya masing-masing, rencananya ada tiga dari empat yang ingin masuk ke SMA salah satunya saya. Tetapi Allah berkehendak lain bahwa saya tidak bisa masuk SMA, dan mau tidak mau masuk SMK. Jadinya dua masuk SMA dan dua masuk SMK. Beruntungnya saya masuk satu SMK dan satu Jurusan sama salah satu orang yang ada di sini. Dan ini foto saat hari kelulusan kita. Itulah cerita singkat saya”, cerita Novita.
Masih banyak cerita dari siswa-siswa lainnya, karena memang selama dua jam pelajaran ini, mereka saya minta untuk mencurahkan cerita tersebut dan dipublish di intagram. Siswa yang sudah mengirim cerita selanjutnya mengisi link presensi karya. Cerita yang mendalam ini bukan sekedar cerita untuk membangun keterbukaan di atara mereka saja, namun bercerita merupakan komponen penting ketika akan bergelut dengan dunia animasi. Sebuah film animasi tidak lepas dari hasil cerita yang menarik. Dengan deep story ini ada dua aspek yang diperoleh yakni keterbukaan dan kemampuan menuliskan cerita pada kompetensi animasi.