Belajar Metta dari Bapak dan Adiknya

Kakak dan adik, sampai masa tuanya tetaplah saudara yang keduanya saling merindu. Rasa haru benar-benar saya rasakan saat menyaksikan kedua insan saudara itu saling bertemu. Meskipun keduanya hanya terpisah oleh sungai yang membatasi kedua desa tempat tinggalnya, karena kondisi fisik yang sudah menua akhirnya tidak bisa saling berjumpa.

Saat saya sekeluarga mudik ke desa yang lumayan jauh dari hiruk pikuknya keramaian kota, buru-buru diminta untuk mengantarkan bapak untuk menemui adiknya yang di desa seberang. Ya, kami menyanggupi agak sore saja, sembari istri menyiapkan beberapa makanan dan lauknya untuk dibawa. Sudah menjadi tradisi dan budaya setiap menjelang lebaran bahwa keluarga yang lebih muda melakukan “ater-ater” ke orang yang lebih tua. “Ater-ater” merupakan budaya berkunjung sambil membawa makanan beserta lauknya untuk diberikan kepada keluarga yang dikunjunginya.

Sore hari, kami bersama Bapak akhirnya sampai ke desa seberang. Meskipun sebenarnya jaraknya tidak terlalu jauh, namun karena medannya yang sulit dijangkau oleh mobil, akhirnya harus mengambil jalan memutar. Dengan susah payah, bapak akhirnya bisa bertemu dengan adiknya. Meskipun hanya berjalan dari mobil ke rumah adiknya, membutuhkan tenaga yang ekstra. Maklum kondisi fisik bapak yang sudah tua, sehingga kesulitan ketika berjalan.

Ketika bertemu, beliau berdua saling berpegangan tangan. Keduanya meneteskan air mata, meluapkan kerinduan yang lama tidak berjumpa. Pegangan hangat dari sang adik semakin rekat, karena hanya itulah yang bisa beliau lakukan, karena penglihatan yang sudah kabur dimakan usia.

Beliau berdua saling cerita, untuk menumpahkan kerinduan. Pegangan hangat masih melekat, seakan-akan enggan berpisah. Kenangan-kenangan masa lalu, ketika masih dalam satu rumah di saat kecil dengan keterbatasan ekonomi menjadi isi cerita berdua. Saudara tetaplah saudara. Kakak beradik selamanya adalah saudara yang tak terpisahkan, meski secara fisik sudah menjadi bagian keluarga masing-masing.

Haru kami menyaksikan beliau berdua. Ada satu pelajaran berharga yang bisa saya petik, cinta kasih (metta) yang menjadi perekat saudara. Saudara adalah tetap saudara, tidak ada istilah mantan saudara.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *