Apa yang Dibutuhkan Saat Magang?

Malam ini, 9 Februari 2024 saya mendapatkan kiriman karya dari Kinanti, salah satu murid kelas XI Animasi. Saat ini Kinanti sedang mengikuti magang di Kumata Studio Bandung. Kumata Studio merupakan salah satu studio animasi yang tergolong besar dan mengerjakan film animasi si Juki. Di sela-sela mengikuti magang, ia masih menyempatkan diri mengirim karya yang di luar pekerjaan di studio tersebut. Sudah menjadi komitmen dengan studio bahwa hasil pekerjaan dari studio tidak boleh dipublish di manapun, bahkan mengambil foto saat kegiatan magang di studio juga dilarang.

Karya Kinanti

Karya tersebut merupakan style dari Kinanti. Namun di saat melakukan pekerjaan di Kumata Studio ia harus mampu menyesuaikan dengan style yang digunakan di studio tersebut. Ketika melihat kiriman karya ini justru saya semakin tertarik untuk bertanya tentang pengalaman magang di studio tersebut sejak bulan Januari Tahun 2024.  “Bagaimana kabar di Kumata Studio. Belajar apa nok?”, tanya saya di group whatsapp agar tanya jawab ini bisa dibaca oleh adik-adik kelas X Animasi. “Alhamdulillah baik Pak, di Kumata saya belajar animasi di software toonboom menggunakan metode rigging animation”, jawab Kinanti. “Hal baik apa yang sudah kamu peroleh selama 1 bulan ini?”, tanya saya lebih lanjut. “Selama satu bulan saya sudah biasa untuk selalu bekerja sama dalam tim, mempelajari cara baru untuk membuat animasi, proses pembuatan animasi dalam tim, dan cara berkomunikasi dengan baik”, jawab Kinanti secara lengkap.

Berdasarkan jawaban Kinanti menggambarkan bahwa kemampuan yang sangat dibutuhkan di studio animasi adalah kemampuan berkomunikasi, kemampuan kerjasama dalam tim dan kemampuan beradaptasi dengan teknik animasi yang digunakan di studio.  Menurut Teguh Yassi (2014) menyatakan bahwa dunia pekerjaan adalah jenjang lanjutan dari bangku sekolah/ kuliah yang tak ayal membutuhkan banyak koneksi, baik antar sesama pekerja dan hubungan kerja dengan pihak luar. Kondisi ini mendorong perusahaan-perusahaan untuk mencari sumber daya manusia yang berkompetensi tak hanya di bidang keilmuannya, melainkan turut menguasai kemampuan berkomunikasi dan interpersonal skills. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh National Association of Colleges and Employers (NACE) terhadap 450 pemimpin perusahaan di Amerika, terdapat dua puluh nilai yang harus dikuasai lulusan universitas dalam melamar pekerjaan, dengan urutan pertama didominasi oleh kemampuan berkomunikasi, diikuti oleh integritas yang tinggi pada urutan kedua, dan indeks prestasi kumulatif (IPK) pada urutan ketujuh belas.

“Dari hal itu yang paling sulit bagian apa mbak? Kerjasamakah? Komunikasi? atau teknis animasinya?”, tanya saya lebih lanjut ke Kinanti. “Sejauh ini yang paling sulit menurut saya adalah teknis pengerjaan animasinya, karena harus mengikuti style sesuai dengan project yang saya kerjakan, jika tidak sesuai maka besar kemungkinan akan terkena revisi”, ungkap Kinanti. “Berarti kemampuan menurunkan ego sangat diperlukan ya mbak?”, tanya saya lebih lanjut. “Kalau untuk saya sendiri tidak begitu diperlukan pak, karena saya mudah beradaptasi dengan style industri agar saya tidak kesulitan untuk mengerjakan tugas-tugas dari industri”, jawab Kinanti. Kinanti sejak kelas X sudah terlihat bahwa dirinya mudah beradaptasi dengan situasi yang baru.

“Terkait dengan komunikasi mbak? Apa yang dibutuhkan agar mudah diterima pihak industri saat bekerja?”, tanya saya agar pengalaman Kinanti ini menjadi sumber informasi yang dibutuhkan untuk murid-murid kelas X yang belum mengikuti magang. “Untuk komunikasi tidak harus formal pak, komunikasi santai tidak apa asalkan tetap sopan dan tahu batasan, dan juga sebisa mungkin harus selalu fast respon agar mentor tidak perlu menunggu jawaban”, jawab Kinanti dengan jelas. “Mantap. ada satu point penting yang bisa saya garis bawahi adalah fast respon. Ini menjadi bagian pembelajaran untuk adik-adik di kelas X. ketika ada hal-hal yang terkait dengan pengumuman, pertanyaan dari guru dan lainnya untuk bisa fast respon. Kalau terbiasa cuek, maka akan terbawa saat magang. betul ya mbak?”, ungkap saya lebih lanjut. “Selanjutnya terkait dengan kemampuan kolaborasi atau kerjasama. Yang dibutuhkan seperti apa mbak?”, tanya saya lebih lanjut untuk Kinanti. “Yang paling penting adalah komunikasi Pak, dan kecepatan pengerjaan animasinya”, jawab Kinanti. Dari jawaban ini menggambarkan bahwa komunikasi menjadi point penting yang dirasakan oleh Kinanti ketika mengikuti kegiatan magang di Kumata studio.

“Terima kasih sekali mbak Kinanti. Informasi mbak Kinanti sangat bermanfaat untuk adik-adik di kelas X yang nantinya di kelas XI akan mengikuti magang. Oke. Apa saran dan pesan Mbak Kinanti untuk adik-adik di group ini?”, pinta saya kepada Kinanti untuk menutup forum komunikasi di group whatsapp. “Untuk saran saya mungkin bisa ditingkatkan lagi skill animasinya, bisa mencari referensi melalui google/youtube agar lebih membantu”, saran Kinanti kepada adik-adik kelas X Animasi. “Terima kasih. Semoga selalu sehat, bisa mengikuti magang dengan baik. Berkah untuk mbak Kinanti”, ungkap saya untuk menutup komunikasi di group.

Hal senada juga disampaikan oleh Cahaya Imania yang saat ini sedang magang di Ray Studio. Di sela-sela magang ia juga mengirim karya bebas di luar pekerjaan yang dilakukan di Ray Studio ke group. Berikut hasil karya Cahaya Imania yang dikirim ke group, sambil memberikan informasi tentang apa yang dibutuhkan oleh murid ketika akan mengikuti magang.

Karya Cahaya Imania

“Selain device yang mumpuni, diperlukan juga skill, sebenarnya dari yang saya lihat di grup ini, hal-hal yang diajarkan di Ray di awal sudah diterapkan di sini pak, logika dan bayangan tentang sebuah objek yang akan di animasikan juga perlu. Tapi selain itu soft skill juga gak kalah penting, komunikasi itu penting banget, terutama untuk pekerjaan tim. Supaya tidak terjadinya kesalahpahaman, dalam tugas yg dikerjakan. Sopan santun dan tahu batasan dalam bercanda juga penting pak”, ungkap Cahaya Imania menambahkan apa yang disampaikan Kinanti. “Sejauh ini karena komunikasinya berjalan lancar, jadi selama saya magang ini juga enjoy”, tambah Cahaya Imania. “Terima kasih informasinya mbak Cahaya. Bisa ditarik kesimpulan bahwa komunikasi adalah yang utama”, respon saya selanjutnya. “Terimakasih kembali pak, dan ya, benar, komunikasi itu penting banget, jadi kalau bisa buat yang disini, kalau kalian kesulitan atau kurang tahu caranya, bisa konsultasikan ke pembimbing kalian di tempat magang nanti, saya kemarin sempat kena trouble dan untungnya pembimbing saya bisa membantu dan memberikan saran untuk masalah tersebut. Jangan malu untuk bertanya dari pada sesat dijalan”, saran Cahaya kepada adik-adik kelas yang ada di Group.

Inilah gambaran dari komunikasi yang saya jalin di group whatsapp. Komunikasi dengan lebih mengedepankan pada pertanyaan yang powerfull kepada murid yang sedang mengikuti kegiatan magang memberikan manfaat untuk murid-murid yang belum mengikuti magang. Pengalaman orang lain merupakan hal penting untuk membuka pemikiran, sehingga diharapkan akan menjadikan perhatian bagi murid untuk menyiapkan sebelum mengikuti magang. Sederhana apa yang saya lakukan, budaya dialektika terus dibangun. Setiap hal apapun yang dapat menginspirasi bagi murid-murid perlu diangkat untuk bahan diskusi meskipun melalui group whatsapp. Inilah salah satu cara penerapan social emotional learning.

 

 

 

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *