“Sungguh saya terharu dan salut dengan anak-anak PMR kelas X. Saya memvideo dari balik jendela karena kaget. Siang-siang panas banget kok tiba-tiba ada anak menyapu, tanpa disuruh sama sekali”, ungkap Bu Damma pembina PMR.
Sebuah ungkapan yang tulus dari seorang guru yang merasa bahagia ketika melihat anak didiknya melakukan sesuatu tindakan yang baik, bukan karena disuruh, bukan karena hukuman, bukan karena ingin mendapatkan pujian atau penghargaan. Mereka melakukan murni karena kesadaran dirinya bahwa kepekaan lingkungan merupakan bagian dari kehidupannya. Mereka melakukan kegiatan peka terhadap lingkungan merupakan bagian dari proses menjalani hidup untuk lebih bermakna, yang bermanfaat untuk dirinya dan lingkungannya.
PMR Wira Karuna SMK Negeri 11 Semarang merupakan salah satu ekstra kurikuler yang memberikan wadah bagi siswa-siswa yang akan beraktualisasi diri, mengembangkan kompetensi dirinya dalam bidang palang merah remaja. Jiwa menolong dan kepekaan terhadap lingkungan menjadi jiwa mereka yang terus diasah dalam kegiatan-kegiatan setiap harinya. Setiap hari Senin, ketika ada upacara bendera, mereka secara bergiliran melaksanakan tugas untuk menjaga di lini belakang dari hal-hal yang tidak diinginkan oleh siswa yang mengikuti upacara seperti jatuh sakit, semaput dan sebagainya. Belas kasih (karuna) menjadi jiwa PMR yang terus menerus dipupuk untuk menjadi manusia-manusia yang bermanfaat. Sebaik-baiknya manusia, adalah yang bermanfaat untuk orang lain dan alam sekitarnya. “Memayu hayuning bawana”. Semoga vibarsi positif ini terus menyebar dan menjadi budaya positif di SMK N 11 Semarang.