Puisi tersebut ditulis oleh Isqha Nalla Putriadi, salah satu siswa kelas X Animasi SMK Negeri 11 Semarang. Tulisan ini dikirim melalui WhatsApp pada pukul 21.25 WIB, Rabu 20 April 2022. Saat itu saya memberikan tantangan untuk Nalla pada pukul 16.35 WIB. Puisi yang menggambarkan Seorang Pahlawan Emansipasi Wanita, R. A. Kartini yang diberi judul Sad Satya Sri Sena. Judul tersebut memiliki makna “Bukan Mawar Penghias Taman, tetapi Melati Pagar Bangsa”. Luar biasa puisi yang ditulis Nalla. Setiap kata, setiap kalimat dan setiap baitnya penuh makna.
Nalla selain memiliki hoby menggambar, ia memiliki hoby menulis cerita dan puisi. Hoby ini bukan sekedar hoby, namun menjadi sebuah passion, terbukti dari tantangan yang diberikan hanya beberapa jam, ia mampu menyelesaikan secara tuntas.
Tantangan bukan sekedar tugas, karena tantangan diberikan sesuai dengan passion seseorang, sehingga dari tantangan tersebut seseorang dengan sukarela mengerjakan dengan sepenuh hati. Sebuah tantangan perlu diberikan dalam sebuah pembelajaran di sekolah, karena tantangan yang tepat akan memicu hormon dopamine. Hormon Dopamine merupakan salah satu hormon kebahagiaan yang berkaitan dengan pemenuhan rasa.
Hormon kebahagiaan lainnya adalah oksitosin, serotononin dan eritrosin. Hormon oksitosin akan muncul ketika adanya sebuah kasih sayang, hormon serotonin ketika seseorang merasa apa yang dilakukan memiliki makna bagi dirinya dan hormon eritrosin ketika dalam suasana yang menyenangkan (gembira). Ketika hormon ini terpenuhi dari sekolah dan keluarga, maka anak tidak lagi membutuhkan pengakuan dengan melakukan hal-hal yang berkaitan dengan kenakalan remaja.
Sudahkah kita sebagai guru menciptakan ekosisitem yang menyenangkan, memberikan tantangan yang bermakna dengan penuh kasih sayang bagi anak-anak didik kita? Habis gelap, terbitlah terang. Selamat Hari Kartini