“Untung masih bisa manual, walaupun sedikit menurun”, ungkap Yosepta dalam update story whatsapnya. Saya tertarik dengan tulisan tersebut. Apa yang menarik dari tulisan tersebut? Sekilas tulisan itu biasa-biasa saja sebagai ungkapan seorang murid terkait dengan gambar yang diupload. Saya justru tertarik ketika tulisan tersebut saya hubungan dengan sebuah penilaian. Saya justru mengapresiasi kepada Yosepta yang telah melakukan penilaian terhadap dirinya sendiri.
Salah satu jenis penilaian yang sangat berguna dalam kegiatan proses belajar mengajar adalah penilaian diri sendiri. Namun, penilaian ini sangat jarang sekali dipergunakan di sekolah atau paling sedikit digunakan di kelas. Penilaian diri sendiri menjadi kritis, karena penilaian ini diperlukan bagi peserta didik pada saat ini dan digunakan sepanjang waktu dalam kehidupan mereka sebagai upaya memantau tindakan peserta didik. Sementara di masa depan, peserta didik mungkin akan mendapatkan beberapa penilaian setiap tahun di tempat kerja; sebagian besar dari apa yang harus mereka perlukan di masa mendatang, seperti “Ini adalah bidang pengetahuan yang harus dimiliki, namun saya masih belum menguasainya dalam arti masih kurang. Bagaimana saya dapat memperbaikinya?” Guru perlu membantu peserta didik dalam memahami kapan dan bagaimana melakukan penilaian atas diri sendiri secara mandiri, yang akan berdampak pada semakin baik diri mereka nantinya. Jika mereka hanya mengandalkan guru sebagai penilai luar atas kemajuan mereka, mereka akan bingung dengan bagaimana menilai diri sendiri di sepanjang kehidupannya. Penilaian diri merupakan salah satu teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi, sedangkan instrumen atau alat yang digunakan dapat berupa lembar penilaian diri.
Yosepta memandang dirinya telah mengalami penurunan kualitas dalam membuat gambar manual. Jiwa coaching saya seketika muncul ketika melihat penilaian diri sendiri yang dilakukan oleh Yosepta. Saya pun bertanya lebih mendalam, “Menurut kamu, hasil manualmu mengalami penurunan. Apa yang membuat menurun mas?”, tanya saya lebih lanjut. “Karena pertengahan magang saya sudah jarang sekali untuk menggambar di kertas, jadi saat di rumah saya sering melatih line dark art digital”, ungkap Yosepta. Keterampilan merupakan kemampuan yang perlu diasah terus. Sekali berhenti dan tidak melakukan latihan, maka berdampak pada penurunan kualitasnya. Inilah kesadaran yang perlu dimiliki oleh murid terutama di SMK. Keterampilan merupakan proporsi paling besar dibandingkan pengetahuannya, karena kualitas karya yang menjadi acuan untuk dunia usaha dan industri.
“Kalau dibandingkan dengan karya digitalmu. Seberapa pentingkah karya manual mendukung karya digitalmu?”, tanya saya lebih lanjut. Pertanyaan ini merupakan pemantik yang power full untuk menanyakan tentang seberapa penting apa yang dilakukan selama ini dalam membuat karya manual. Ketika hal itu dianggap penting, maka diharapkan akan muncul kesadaran diri untuk melakukan tindakan yang bermakna untuk dirinya. “Penting sekali pak karena di gambar digital itu ada alat bantuan dan kalau sudah terbiasa dengan itu kesan menggambarnya kurang pak, jadi saya harus tetap berlatih manual agar garis-garisnya bisa sat-set sat-set dan lebih efisian ketimbang sedikit-dikit mengedit garis”, ungkap Yosepta menjawab pertanyaan saya. Menurut Yosepta, kemampuan menggambar manual merupakan hal penting yang perlu diasah.
“Oke. Apa yang akan kamu lakukan untuk mengasah manualnya?”, tanya saya lebih lanjut. Pertanyaan ini memantik Yosepta melakukan sebuah perencanaan. Dalam tahapan coaching, pertanyaan pemantik ini penting dilakukan karena akan membawa dampak pada proses membuat perencanaan atas kesadaran dirinya. “Tetap latihan di kertas walaupun itu hanya 15 menit dan konsisten”, ungkap Yosepta. Sebuah kesadaran diri yang bagus untuk terus menambah skill di bidang gambar manual. Meskipun ia sudah terbiasa dengan gambar-gambar secara digital, ternyata ia masih memiliki rencana untuk melatih gambar manual meskipun hanya 15 menit setiap hari namun secara konsisten.
Mengenal dirinya sendiri tentang kemampuannya dan akhirnya menyadari untuk meningkatkan kemampuannya merupakan bagian penting dalam proses penilaian diri. Bahkan penilaian diri lebih berarti daripada penilaian dari orang lain, karena ia lebih merdeka untuk melakukan sebuah perencanaan demi mencapai kompetensi sesuai versi terbaiknya. Salam GSM, berubah, berbagi, berkolaborasi.