Pagi ini, 29 Januari 2024 saya mendapatkan kiriman karya tantangan ke-3 dari Samuel Alexander muris kelas X Animasi 2. Secara administasi memang murid ini tergolong terlambat dalam mengirim karya, namun di balik itu Samuel selama satu minggu melaksanakan kegiatan project industri di PT. Tri Amarta Sejahtera ikut menangani bidang elektronika pada pemasangan videotron di Kabupaten Kudus. Meskipun murid ini masuk jurusan Animasi, namun kompetensi lainnya yang ia miliki justru di bidang elektronika, sehingga ia mendapatkan kesempatan mengikuti project industri. Di sela-sela kegiatan project industri, Samuel masih tetap menyempatkan waktunya membuat karya tantangan ke-3 yaitu karakter meloncat-loncat, bahkan ia memilih menggunakan animasi 3D. “Dua Hari Pak, saya kerjakan saat projek di Kudus diwaktu senggang saya kerjakan 3D nya pak”, jawab Samuel ketika saya tanya berapa hari karya tersebut dibuat. Berikut hasil karya animasi Samuel dengan teknik 3D. Ia mampu membuat modeling eksterio 3D terlebih dahulu, selanjutnya membuat karakter bola yang ada ekornya dan tahap berikutnya adalah membuat animate melompat-lompat naik tangga.
“Wih mantap. Oke. Kemampuan kamu terkait animasi 3D. Hal apa yang masih perlu diperbaiki?”, tanya saya lebih lanjut. “Mungkin pencahayaan dan latarnya Pak, karena saya rasa pencahayaannya masih gelap dan untuk latarnya juga masih terlihat sepi”, jawab Samuel. Jawaban tersebut butuh perenungan lebih mendalam, karena hal ini bagian dari penilaian terhadap dirinya sendiri. Ia harus mampu mengorek dirinya sendiri berdasarkan karyanya sendiri, harus mampu melihat kekurangan yang ada. Kemampuan melihat dirinya sendiri merupakan bagian penting untuk menuju pada proses kesadaran diri untuk ke proses perbaikan.
“Terkait animatenya. Apa yang masih perlu ditingkatkan?”, tanya saya lebih mendalam lagi untuk mengorek tentang kemampuan animasi yang masih perlu ditingkatkan. “Pergerakan ekornya masih terlihat kaku dan tidak realistis pak. Untuk melompatnya juga masih terlalu cepat”, jawab Samuel. Jawaban Samuel ini memang sesuai dengan apa yang saya pikirkan. Namun karena saya tahu bahwa dirinya ikut project industri, akhirnya saya tidak terlalu memberikan saran yang lebih mendalam terkait dengan animate yang sudah dibuatnya. “Oke. namun itu saya anggap sudah bagus. Dengan beiringnya waktu, kemampuan itu akan semakin bagus. Selanjutnya apa yang akan kamu lakukan dengan membuat tantangan tantangan yang lain, karena sudah satu minggu ini kamu telah berhasil melaksanakan project industri?”, tanya saya sekaligus mengapresiasi kesuksesannya dalam mengikuti Project Industri. “Baik terimakasih pak, mungkin selanjutnya saya akan mencoba untuk membuat karakter bersama animatenya yang lebih baik dari tugas saya tadi”, jawab Samuel.
Saya merasa bahagia ketika ada kesadaran diri yang muncul dari Samuel untuk terus berkarya di bidang animasi 3D. Kesadaran diri yang kuat terlihat dari proses kegiatan project industri yang tetap mengerjakan tantangan dari sekolah. Semangat untuk terus belajar inilah yang patut mendapatkan apresiasi dan menjadi contoh bagi murid-murid lainnya.