Di awal semester genap tahun 2024 ini, Jurusan Animasi SMK Negeri 11 Semarang melaksanakan kegiatan program mentoring jumat berkah. Kegiatan mentoring yang dilakukan oleh murid-murid kelas XII dan kelas XI Animasi ini menyempatkan waktunya untuk mencari berkah dengan cara memberikan mentoring kepada adik-adiknya yang berada di kelas X. Program mentoring “Jumat Berkah” di bawah asuhan Pak Taufiq ini dilaksanakan usai pembelajaran berakhir pukul 14.00. Pak Taufiq membuat program mentoring ini dengan cara mengumpulkan murid-murid kelas XII dan XI yang memiliki kemampuan baik di bidang animasi 3D untuk sharring dan berbagi pengalamannya kepada murid kelas X. Program ini mendapatkan respon yang sangat positif, sehingga banyak yang mendaftar sehingga dilakukan secara bertahap.
Jumat, 19 Januari 2024, di ruang Inkubasi, para mentor sudah siap di ruangan dan diikuti dengan murid-murid kelas X yang segera masuk ke ruangan setelah pembelajaran selesai. Pada hari tersebut, mentor yang hadir dari kelas XII Animasi adalah Reynaldi dan Nanda Kuvara, sedangkan mentor dari kelas XI Animasi adalah Ahmad Yasin dan Benedictus. Reynaldi merupakan salah satu murid yang menimba ilmu animasi 3D di dua studio yaitu Pickolab dan Rans studio, sedangkan A. Yasin dan Benedictus menimba ilmu animasi 3D di Keitoto studio. Bahkan saat ini, A. Yasin masih mengikuti perpanjangan magang di studio tersebut hingga enam bulan mendatang. Di sela-sela kegiatan magang tersebut, A. Yasin masih menyempatkan waktunya untuk berbagi kepada adik-adiknya semata-mata untuk mencari berkah. “Saya merasa senang dapat membantu adik kelas yang kebetulan memiliki minat yang sama yaitu 3D pak”, ungkap A. Yasin.
Program “Mentoring Jumat Berkah” ini memiliki manfat ganda. Manfaat pertama murid kelas X akan mendapatkan bimbingan dari mentor untuk meningkatkan skill di bidang animasi 3D, sedangkan para mentor mendapatkan kesempatan untuk memenuhi kebutuhan aktualisasi dirinya. Para mentor akan merasa bahwa kemampuannya dapat disalurkan kepada adik-adiknya sehingga memberikan kebermanfaatan untuk orang lain. Pintar bukan untuk dirinya, namun pintar untuk bermanfaat bagi orang lain itu justru lebih bermakna.
“Yang saya rasakan dari kegiatan mentoring kemarin adalah saya merasa mendapatkan ilmu baru, merasa terbantu oleh kakak kelas mentor yang telah membantu saya dalam mengerjakan revisi animasi 3D bola sepak”, ungkap Calista salah satu peserta kegiatan Mentoring Jumat Berkah.
“Yang saya rasakan dari kegiatannya yaitu seru dan menyenangkan. Kegiatan diklat berjalan tidak secara formal yang membuat suasana cukup meriah namun tidak menganggu proses kegiatan. Kakak-kakak mentor juga ramah semua. Semuanya sabar ketika saya bertanya jika kebingungan. Kalau menjelaskan tentang suatu hal juga jelas. Jika setelah dijelaskan masih kebingungan, kakak mentor akan langsung turun tangan menunjukkan bagaimana caranya. Kakak mentor juga tak segan-segan membagikan pengetahuannya secara cuma-cuma. Padahal setahu saya kegiatan seperti ini dapat mengeluarkan uang yang tidak sedikit. Ilmu yang didapat pun terbatas agar terkesan eksklusif”, ungkap Nayla salah satu peserta kegiatan mentoring Jumat Berkah.
Manfaat kedua, kegiatan program mentoring Jumat Berkah ini dapat meminimalisasi bulying yang sering terjadi di sekolah. Mentoring ini mengajarkan betapa pentingnya mengembangkan sifat empati kepada sesama. Salah satu perilaku empati tersebut adalah dengan berbagi pengalaman dan kemampuannya agar bisa bermanfaat untuk orang lain. Murid-murid kelas X akan merasa hormat dan segan kepada kakak kelas bukan karena takut, namun hormat dan segannya karena tindakan dan perilakunya menjadi mentor yang bisa menjadi contoh. Dengan demikian, sebenarnya Jurusan Animasi sedang mewariskan budaya positif dengan harapan akan diteruskan oleh murid-murid kelas X nantinya. Mereka dapat meneruskan perilaku berbagi kemampuanya di kelas nantinya, atau saat kelas XI nantinya akan melanjutkan budaya mentoring ini.
“Menurut saya dalam hal mentoring itu adalah suatu hal yang baik dan berguna untuk mencegah bullying dengan kakak kelas dan adik kelas yang saling mengenal bisa mengurangi terjadinya bullying, jika saling mengenal maka bisa mengurangi bullying karena sering kali terjadi kalau tidak saling mengenal”, ungkap Calista peserta mentoring. “Terima kasih. Semoga kelak kalian juga akan berbuat serupa dengan berbagi kepada orang lain”, ungkap saya menanggapi pendapat Calista. “Baik pak jika memang dibutuhkan saya siap menjadi mentor bagi adik kelas nantinya”, ungkap Calista.
Bahagia setelah melihat respon Calista, sebagai perwakilan peserta dan saya yakin peserta lainnya pun memiliki perasaan yang sama. Mereka akan terus mewarisi budaya mentoring ini sebagai bentuk menjalankan kehidupan dengan penuh makna. Membuat dirinya bermanfaat untuk orang lain merupakan langkah kecil membangun kebermaknaan hidupnya. Terima kasih Pak Taufiq yang melanjutkan program budaya mentoring ini. Semoga apa yang dilakukan oleh Pak Taufiq dan para mentor ini menjadi berkah mulia. Aamiin.