Menjaga Konsistensi

Pagi, 17 Januari 2024, SMK N 11 Semarang menyelenggarakan upacara bendera. Dalam amanat, Antonius Bowo Wasono, S.Pd.,S.IP., M.A selaku pembina upacara menyampaikan tentang pentingnya sebuah mimpi. Dari mimpilah, seseorang bisa mempertahankan konsistensi diri untuk meraihnya. Dari tema inilah, akhirnya saya jadikan motivasi di awal ketika pembelajaran di kelas X Animasi 3.  Di awal pembelajaran saya menanyakan kembali tentang isi dari amanat pembina upacara kepada murid-murid di kelas tersebut. Mereka menjawab tentang pentingnya sebuah mimpi. Dari situlah saya mengkaitkan tentang konsistensi diri. Kata-kata positif memiliki peran penting dalam membangun motivasi. Melalui kata-kata positif akan mendorong limbik sistem menghasilkan hormon kebahagiaan.  “Anak-anakku, terima kasih untuk kalian semua yang ada di kelas X Animasi 3, karena kalian telah membangun konsistensi diri dengan baik. Terbukti dari tantangan 1 dan tantangan 2 yang dilakukan dengan tepat waktu dan berhasil dengan baik”, ungkap saya kepada murid-murid kelas X Animasi 3. Disambut dengan tepuk tangan dari mereka. Dan itulah yang terjadi secara nyata. Murid kelas X Animasi 3 dan X Animasi 4 mampu membangun konsistensi diri. Dengan presensi karya yang diterapkan, mereka berusaha secara kompak untuk menyelesaikan tantangan-tantangan sesuai dengan deadline yang telah ditetapkan. Antar murid tidak ada persaingan, yang muncul di kelas tersebut adalah saling kerjasama. Yang sudah mampu menyelesaikan dengan baik, membantu teman-temannya sehingga mereka mampu menyelesaikan dengan baik. Pola-pola inilah yang terus kami bangun, sehingga mereka akan terus membangun kebermaknaan hidup. Sekecil apapun, mereka akan bangga ketika bermanfaat untuk orang lain.

Usai memberikan motivasi dengan kata-kata positif, kali ini saya hanya memberikan ulasan tentang tantangan ketiga yaitu membuat karakter melompat-lompat. Ada tiga prinsip animasi yang perlu dikuasai oleh mereka yaitu squash and stretch, anticipation dan arch. Karakter yang akan digerakkan bebas, dari hal yang paling sederhana berupa bola sampai hal yang kompleks diberikan kebebasan untuk membuatnya. Yang menjadi point pentingnya adalah gerakannya animasinya memenuhi tiga prinsip tersebut. Terkait dengan sofware yang dipakai, saya memberikan kebebasan kepada murid-murid yang disesuaikan dengan sumber daya yang dimiliki. Mereka boleh memilih memakai blender untuk 3D, ibis paint, rought animation, flipa clip untuk animasi 2D yang menggunakan androidnya. Inilah penerapan diferensiasi yang kami terapkan, sederhana, tidak memberatkan murid karena peralatan komputer atau laptop yang belum tentu dimiliki oleh murid. “Tidak ada rotan, akar pun jadi. Tidak ada komputer, androidpun jadi”. Diferensiasi yang kami lakukan juga tidak sebatas pada penggunaan media atau software yang dipakai, namun kami juga mempertimbangkan kemampuan awal murid. Bagi murid-murid yang sudah masuk pada level yang lebih tinggi,maka diberikan sebuah tantangan berupa project animasi dalam bentuk cerita yang lebih kompleks dengan menerapkan prinsip-prinsip animasi. Artinya murid-murid yang berada di level atas, mereka tidak harus melewati tantangan 1,2,3 dan seterusnya sampai tantangan ke-14, namun mereka boleh langsung masuk ke tantangan ke-15 yaitu pembuatan film animasi.

Dari proses inilah, ternyata membawa suasana yang lebih nyaman bagi mereka di kelas. Dari proses pembelajaran tersebut, tantangan ketiga yang dilakukan pada tanggal 17 Januari 2024 di kelas X Animasi 3, hanya ada 5 murid dari 36 murid yang belum menyelesaikan tantangan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mereka tetap menjaga konsistensi diri untuk menyelesaikan dengan tepat waktu, namun ada 1 murid yang sudah mengerjakan dengan baik tantangan 4.

Pembelajaran diferensiasi yang sederhana ini ternyata berpengaruh terhadap kreativitas murid dalam berkarya. Tidak hanya karakter bola yang digunakan dalam pembuatan animasi di tantangan ketiga ini. Mereka bereksplorasi membuat karakter-karakter unik untuk dibuat gerakan. Seperti yang dilakukan oleh Rasya, ia menggunakan karakter lampu belajar yang digerakkan memantul-mantul. Rasya tidak hanya sekedar membuat gerakan karakter memantul-mantul, namun gerakan yang dibuat memiliki pesan. Ia membuat konsep ada tulisan SMK N 11 Semarang.  Angka 1 ditekan-tekan oleh karakter dan akhirnya memendek dan digantikan oleh karakter tersebut.

Ini kreatif inilah yang  yang saya apresiasi dengan baik. Rasya mampu mengasosiasikan tantangan ketiga dengan cara yang berbeda dengan yang lainnya. Demikian juga dengan Affandeo. Ia membuat karakter karakter melompat-lompat dari tangga satu ke tanggal lainnya dan semakin tinggi. Ketika sudah sampai di tangga paling atas, karakter tersebut membesar dan akhirnya jatuh dan diikuiti dengan gerakan tertimpa oleh bola besi. Di slide akhir, ia menuliskan sebuah ungkapan, “Janganlah Engkau Sombong, Karena Jatuh itu Menyakitkan”. Ia juga menambahkan sound effect jeritan dari karakter tersebut saat jatuh dan tertimpa bola besi.

AFfandeo tidak hanya membuat gerakan melompat-lompat, namun ada pesan yang ingin diberikan kepada orang yang melihat animasinya. Karakter yang membesar sebagai konotasi orang yang sombong setelah mencapai puncak, dan akhirnya jatuh dengan tiba-tiba disertai oleh pukulan keras dari benda besi yang jatuh.

Animasi itu memang membutuhkan kreativitas. Apapun benda bisa menjadi mungkin digerakkan sehingga nampak hidup. Abel salah satu yang memiliki kreativitas tinggi. Ia membuat karakter karung goni yang mampu bergerak melompat-lompat.

Prinsip squash and stretch, anticipation dan arch yang ditampilkan lebih kuat dalam pembuatan gerakan animasi ini. Ia menggunakan 24 fps (frame per second), artinya dalam satu detiknya ada 24 gambar. Dengan sabarnya ia membuat gerakan satu demi satu, karena ia membuat dengan teknik frame by frame, karena membuat menggunakan android. Dapat dibayangkan, ketika Abel ini mampu mempesembahkan karyanya dnegan durasi 3 detik, maka ia harus menggambar sebanyak 72 gambar. Kesabaran menjadi kesadaran diri yang ia dapat selama mengerjakan tantangan ini.

Semangat untuk murid-murid kelas X Animasi 3 yang terus menjaga konsistensi. Semangat belajar ya, semoga kebersamaan dalam berkarya terus kalian jalin dengan baik.

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *