Di media sosial bermunculan berita viral tentang thudong, sebuah perjalanan spiritual dengan berjalan kaki oleh para bhiksu yang menempuh beratus-ratus kilometer. Di tahun 2023 menjelang perayaan Waisak 2567 BE (Budhis Era) pertama kali kegiatan ritual Thudong melintas Indonesia. Sebuah perjalanan spritual yang tak lepas dari proses meditasi sebagai point penting dari siswa sang Buddha untuk mencari kedamaian diri. Berjalan kaki pada ritual thudong tersebut bukan sekedar berjalan kaki, namun para murid Buddha ini melakukan proses meditasi untuk melatih kesadaran diri. Kalau kita simak lebih detail, ada tiga bendera yang dibawa oleh para bhiksu tersebut yaitu bendera merah putih (lambang negara Indonesia), bendera dhamma caka dan bendera budhis yang berwarna biru, kuning merah, putih dan jingga. Ada yang menarik untuk diulik dari bendera tersebut yang menjadi simbol dari berbagai sifat yang menjadi pedoman hidup.
Bendera merupakan salah satu lambang atau simbol dan dalam kacamata proses membangun identitas sebuah budaya, simbol tersebut berada pada lapisan terluar. Dari simbol tersebut orang akan lebih mengenalnya, namun di balik simbol tersebut terdapat lapisan-lapisan yang lebih dalam yaitu heroik, ritual dan value. Simbol bendera yang dibawa oleh Bhiksu tersebut memberikan pelajaran bahwa di dalamnya ada value yang terus mereka pegang sebagai pedoman kehidupan sebagai bhiksu. Kalau penasaran, yuk simak, value apa yang digambarkan oleh simbol bendera buddhis.
Warna biru berasal dari warna rambut Buddha yang berarti bakti. Sebagai siswa Buddha, mereka harus menjadi orang yang berbakti. Sikap bakti dapat ditunjukkan dalam berbagai cara. Menjalankan ajaran Dhamma yang diajarkan Buddha dalam kehidupan sehari-hari merupakan point penting dari bakti. Secara ritual, umat Buddha menjalankan proses puja bakti dengan membaca parita-parita dengan harapan akan belajar memahami kitab suci untuk pedoman dalam menjalankan sila, samadi dan panna (kebijaksanaan).
Warna Kuning emas dari warna kulit Buddha melambangkan kebijaksanaan. Bijaksana artinya mampu mengartikan mana perbuatan baik dan perbuatan tidak baik. Kebijaksanaan juga bisa diartikan sebagai sifat dan kemampuan untuk menggunakan pengetahuan, pemahaman, pengalaman, akal sehat dan wawasan yang dalam. sehingga akan tercipta keadilan. dimana ia tidak memihak salah satu pihak saja. Sebagai siswa Buddha harus senantiasa menjauhi perbuatan buruk, dan selalu semangat untuk melakukan perbuatan baik. Agar kebahagiaan senantiasa menyertai kita dan semua mahluk.
Warna Merah tua dari warna darah Buddha melambang cinta kasih tidak memandang siapapun, tanpa pamrih dan ikhlas. Setiap hari siswa Buddha bisa melaksanakan praktik cinta kasih ini dimanapun dan dengan siapapun.
Cinta kasih yang diajarkan oleh Sang Buddha adalah cinta kasih yang universal. Berbeda dengan cinta yang dirasakan saat anda menyukai seseorang lawan jenis. Cinta pada lawan jenis memiliki sifat kemelekatan atau keinginan untuk memiliki secara kekal, terpengaruh oleh emosi-emosi keduniawian, dan ada rasa pamrih, serta nafsu. Sedangkan cinta kasih yang universal adalah cinta kasih untuk semua makhluk, seperti sesama manusia, pada hewan, tumbuhan, bahkan musuh atau makhluk iblis sekalipun.
Warna Putih, warna tulang dan gigi Buddha melambang kesucian. Orang yang berhati suci akan memiliki kehidupan yang tenang dan damai. Ia tidak suka marah-marah. Tahu mana yang baik dan mana yang tidak baik. Senantiasa melatih pikiran, ucapan serta perbuatan dengan baik. Misalnya berucap yang baik, tidak berbohong, berbakti kepada orang tua, guru serta semuanya. Selalu semangat berbuat baik dengan berdana dan menolong orang.
Warna Jingga adalah warna yang diambil dari warna telapak tangan, kaki dan bibir Buddha yang melambangkan semangat. Untuk menjadi sukses, seseorang harus bisa menghadapi kegagalan. Berusaha menjadi lebih baik lagi dengan pengalaman yang didapatkan. Oleh karena itu, Sang Buddha menekankan kepada para siswa untuk berlatih dengan tekun, penuh semangat, dan disiplin. Karena setiap usaha yang dilakukan akan menghasilkan manfaat, harus terus semangat dalam belajar, semangat berusaha untuk menggapai cita-cita serta semangat untuk berbuat kebajikan. Agar kehidupan kita senantiasa bahagia dan memiliki masa depan yang lebih baik. Warna jingga yang dipakai oleh jubah para bhiksu itupun melambangkan siswa Buddha yang penuh semangat menjalankan Damma.
Gabungan kelima warna tersebut dikenal dengan istilah “Prabhasvara”, yang berarti bersinar sangat terang atau cemerlang. Itulah makna kelima warna bendera Buddhis yang harus dipahami dan praktikkan dalam kehidupan sehari-hari agar kebahagiaan, kedamaian serta kebaikan senantiasa menyertai semua makhluk. Sabbe sata bavantu sukhitata, semoga semua makhluk hidup berbahagia.
Bendera Buddhis merupakan pengejawantahan dari aura yg keluar dari Tubuh Buddha…sebuah makna yg tersimpan dalam lambang bendera Buddhis merupakan sebuah ajaran yg harus terus dipraktekkan oleh setiap orang sehingga mampu memaknai dari masing masing warna tersebut