Guru bukanlah sekedar mengisi materi secara tekstual saja, justru harus mampu mengaitkan materi secara kontekstual sehingga apa yang dipelajari akan memiliki kebermaknaan terhadap hidupnya. Tugas guru bukan sekedar mengajar, namun secara lebih luas adalah mendidik. Oleh karena itu peran guru adalah bukan sekedar mengisi pengetahuan, namun perlu mengaliri vibrasi positif agar memiliki kehalusan rasa.
Bahagia hari ini saya mendapatkan kiriman sebuah video dari teman guru agama yaitu Mas Daryono. Beliau bukan mengajar secara tekstual, karena teks bisa dibaca dan dicari di internet, namun kontekstual hanya bisa dialami dan dirasakan. Setiap kali mengajar, beliau justru memberi tantangan yang bermakna. Contoh yang paling sederhana, di awal pembelajaran justru memberikan tantangan untuk berlatih menghormat. Siswanya mendapatkan tugas untuk melakukan kegiatan bakti Sadhana, yaitu bersujud di kaki orang tuanya dan membasuh kaki orang tuanya. Cara yang sederhana, namun lebih bermakna, yang mengajarkan bagaimana menghormati orang tua. Orang tua adalah Brahman yang nampak, sehingga orang tualah yang patut pertama kali dihormati. Menghormati orang tua adalah berkah mulia. Ketika banyak bermunculan guru-guru seperti Mas Daryono ini, maka vibrasi positifnya akan menjadi vitamin yang menyuburkan benih-benih cinta kasih (metta) pada anak didiknya.