Ijin Pelatihan setara dengan Pembelajaran di Kelas

“Selamat Pagi, Pak Diyarko. Mohon maaf pak, saya mohon izin hari ini tidak dapat mengikuti jam pembelajaran Pak Diyarko, dikarenakan hari ini saya akan mengikuti acara di Hansa Photo Studio, Pak. Saya hanya izin sampai jam 10. Berikut saya lampirkan surat izin dispensasi njih, Pak”, tulis Hanna melalui whatsapp. Hanna merupakan salah satu murid kelas X Animasi 4 yang hari ini, 18 April 2024 tidak bisa mengikuti pembelajaran di kelas karena mengikuti pelatihan yang ia pandang lebih penting. Bukan berarti pembelajaran di kelas tidak penting, namun event pelatihan yang dilakukan Hanna di foto studio tersebut belum tentu didapatkan pada waktu yang lainnya. Karena pelatihan ini dianggap penting oleh Hanna, sehingga ia lebih memprioritaskan kegiatan tersebutn daripada pembelajaran di kelas. Penting bagi guru untuk memahami kebutuhan murid, sehingga apa yang dilakukan Hanna merupakan kebutuhan yang perlu diberikan hak untuk mengikutinya. Saya justru mengapresiasi apa yang dilakukan Hanna. Pertama dengan sopannya, Hanna meminta izin yang dilengkapi dengan surat izin dispensasi dari Hansa Photo. Kedua, pelatihan yang diikuti oleh Hanna merupakan kebutuhan yang bisa bermanfaat untuk Hanna dan saya yakin ketika Hanna akan berbagi pengalamannya justru bermanfaat untuk teman-temannya. Sebagai bentuk apresiasi saya terhadap Hanna, maka pelatihan yang dilakukan oleh Hanna saya konversi setara dengan pembelajaran di kelas. Bagaimana bentuk pertanggungjawaban Hanna dalam mengikuti kegiatan tersebut? Saya hanya meminta kepada Hanna untuk membuat laporan kegiatan dan dikirimi foto-foto kegiatan.

“Pada pagi hari ini, saya belajar bagaimana cara menganalisa ciri khas dan karakter suatu gambar/animasi. Saya juga diajarkan untuk membuat kostum serta mendalami peran tersebut. Lalu saya mempraktekan bagaimana cara makeup karakter, menata kostum dan memakaikan kostum. Hal-hal baik yang saya dapatkan ialah, saya mendapat wawasan baru di bidang tata busana dan saya mengetahui suatu ‘pakem’ dari pembuatan baju. Saya juga mendapat ilmu yang berhubungan dengan bidang yang saya tekuni, yaitu animasi. Saya bisa lebih mengekspresikan gerakan dari sifat karakter tersebut. Saya juga senang mendapatkan teman-teman baru dengan berbagai skill dan karakter”, ungkap Hanna melalui tulisan sebagai bentuk laporan kegiatan dan sekaligus mengirim foto-foto kegaitan di studio foto tersebut.

Hanna Belajar Menata Kostum

Hanna Belajar Merias

Seperti biasa, jiwa coaching saya selalu mengalir. Pertanyaan selanjutnya langsung menohok pada aksi nyata yang akan dilakukan Hanna selanjutnya. “Aksi nyata apa yang akan kamu lakukan untuk OSIS atau teman lain di kelas berdasarkan hasil pelatihan ini?”,  tanya saya selanjutnya.

“Saya akan memberikan ilmu yang saya dapatkan ini kepada teman-teman saya. Seperti mengenalkan manfaat dari kegiatan ini kepada teman-teman saya yang tertarik/berpotensi dibidang ini. Menurut saya, dengan mengikuti kegiatan ini dapat meningkatkan banyak skill. Seperti skill makeup, membuat kostum, melatih logika, analisis, teliti, berlatih menggambar dan berlatih berkomunikasi. Kita juga mendapatkan banyak ilmu baru oleh budaya lain, sehingga bisa dijadikan referensi untuk kapan saja & dimana saja. Harapan saya, saya dapat mengajak teman-teman yang sekiranya tertarik/berpotensi dibidang ini sehingga ia dapat menemukan bakat baru atau bisa dijadikan bisnis”, ungkap Hanna. Dari laporan inilah, akhirnya ada sebuah kesepakatan bahwa pada hari Kamis, minggu depan, Hanna akan membagikan pengalamannya kepada teman-temannya di kelas.

Sederhana apa yang kami lakukan. Cukup memberikan izin, meminta laporan kegiatan, memberikan pertanyaan pantikan, apa yang akan dilakukan selanjutnya. Dari hal inilah justru apa yang dilakukan Hanna akan lebih bermanfaat. Tidak hanya bermanfaat untuk dirinya, namun akan menyebar ke yang lainnya. Seringkali saya katakan bahwa kita sebagai guru adalah pembuat kurikulum itu sendiri. Dibutuhkan guru yang fleksibel terhadap keadaan, dibutuhkan guru yang memegang esensi filosofi pendidikan yang mendasar dan tidak terjebak pada usaha mempetahankan eksistensi. Semoga menginspirasi.

Leave a Comment Cancel Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Exit mobile version