GSM: Tungku Arang Kehidupan Pendidik Profesional

Menjadi lilin bagus mampu memancarkan cahaya, namun lama kelamaan lilin akan habis terbakar dan hilang cahayanya. Lebih baik jadilah arang, ketika ada api yang menyalakan, arang akan terus menyala, api akan terus membakar arang-arang yang lain. Meskipun satu arang akan habis menjadi abu, namun arang-arang lainnya akan terus menyalakan panasnya api dan memberikan kehangatan bagi sekelilingnya. Narasi yang sering disampaikan Founder Gerakan Sekolah Menyenangkan, Bapak Muhammad Nur Rizal ketika memberikan semangat pada para guru yang tergabung dalam komunitas Gerakan Sekolah Menyenangkan. Gerakan sekolah menyenangkan sebagai gerakan akar rumput yang mengajak para guru untuk menjadi guru yang profesional sebagai penuntun dan pembimbing anak didik sesuai dengan kodratnya (rasa ingin tahu, imajinatif dan keberagaman) agar potensi anak didik dapat berkembang untuk mencapai versi terbaiknya masing-masing. Dalam webinar yang dilaksanakan pada Selasa, 12 April 2022 menyatakan bahwa GSM ibarat sebagai tungku tempat berkumpulnya para guru yang memiliki semangat yang sama agar menjadi arang kehidupan, yang mampu saling mendukung, saling berbagi api semangat mendidik, saling mengasihi dan berkolaborasi untuk menuju sekolah masa depan yang dicintai oleh anak-anak didiknya. Tungku tempatnya arang kehidupan inilah sebagai kekuatan GSM dalam bergerak menarasikan perubahan paradigma dan mindset pendidik menuju sekolah yang bertumbuh dan berkembang. Salah ciri sekolah yang bertumbuh dan berkembang ketika para gurunya membicarakan masa depan, bukan sebaliknya membicarakan masa lalunya apalagi lebih banyak mengeluh segala kekurangan yang ada di sekolah. Di dalam proses pembelajarannya sekolah yang bertumbuh dan berkembang akan mengajak anak didiknya memikirkan masa depannya.

Selama ini peningkatan profesionalisme guru dilakukan melalui berbagai kegiatan diklat, webinar yang diselenggarakan oleh Pemerintah atau lembaga lainnya dengan biaya yang tidak murah. Namun apa yang diperoleh dari diklat  tersebut belum banyak perubahan yang terjadi, apalagi motivasi guru mengikuti diklat hanya sekedar mencari sertifikat untuk administrasi kenaikan pangkat. Seringnya usai mengikuti diklat tidak ada tindak lanjut dalam proses pembelajaran di sekolahnya. Berbeda dengan pola yang dilakukan selama selama ini, Gerakan Sekolah Menyenangkan menggunakan kekuatan komunitas sebagai tungku untuk membakar arang kehidupan para guru yang tergabung. Melalui komunitas ini para guru dapat saling berbagi best practice sehingga dapat memicu kualitas dalam mengajar, membangun mindset, saling menguatkan satu sama lain.

Dalam webinar tersebut Founder GSM menungkapkan mengapa learning community menjadi kekuatan GSM dalam bergerak. Learning community  membangun kekuatan imajinatif dan menjadikan komunitas yang profesional sebagai tempat para guru berkolaborasi dari jumlah yang besar dan fleksibel untuk menciptakan praktik dan gagasan baru. Komunitas ini bukan hanya untuk meningkatkan  keterampilan teknis guru, namun untuk memberikan dampak bagi siswa (interaksi, karakter dan performa belajar siswa). Komunitas profesional seperti ini ternyata sudah dilakukan di negara-negara yang memiliki kualitas pendidikan yang tinggi seperti Singapura dan Finlandia. Semoga Gerakan Sekolah Menyenangkan melahirkan arang-arang kehidupan yang terus menyala untuk perubahan pendidikan yang lebih baik.

 

 

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *