Di hari kedua lebaran tahun 2022 ini, saya masih di kampung kelahiranku, dan tidak sengaja bertemu sahabat saat sekolah di SD dulu. Sahabat yang di masa itu terkenal dengan kecerdasannya di atas yang lainnya. Sayangnya setelah SD, sahabatku ini tidak bisa melanjutkan ke SMP dan memilih kerja dan keluar dari kampungku. Kecerdasannya dalam bernalar, memecahkan masalah sudah terlihat dan lebih menonjol di bidang matematika. Meskipun tidak belajar, karena daya nalarnya yang tinggi membuat dirinya selalu bisa menyelesaikan soal-soal matematika dengan benar.
Sudah bertahun-tahun berpisah dan akhirnya bertemu pada usia di atas 40 tahun. Akhinya kenangan masa lalu di saat SD terbesit untuk diceritakan kembali. Terkenang ketika masa-masa sekolah dulu dan bersyukur karena dididik oleh guru yang menginspirasi di masa itu. Pak Bambang Sarjani, seorang guru yang memiliki dedikasi yang tinggi untuk memajukan sekolah kami, sekolah yang berada di dusun yang jauh dari jalan beraspal. SD Jlegong I, yang awalnya tidak pernah mendapatkan tempat di papan atas di Kecamatan Candiroto saat itu. Semenjak Pak Bambang Sarjani mengajar di kelas atas, sekolah kami selalu diperhitungkan di kecamatan tersebut. Rata-rata NEM dari outputnya semakin tahun mengalami peningkatan dan mencapai hasil yang bagus.
Ada strategi yang digunakan Pak Bambang saat itu untuk mendongkrak NEM, yaitu dilakukan proses belajar secara kelompok dan dijadikan satu di tempat Pak Bon (Pak Warno). Berbekal iuran membeli minyak tanah untuk mengisi lampu petromak, akhirnya kami satu kelas dapat belajar bersama. Ketika belajar dilakukan bersama inilah, kami bisa saling berbagi, saling memotivasi sehingga semangat dalam belajar.
Perjuangan Pak Bambang saat itu memang luar biasa. Meskipun rumah beliau jauh dari desa kami, sekitar 5 km dan harus ditempuh menggunakan sepeda motor, beliau harus berjibaku dengan sulitnya medan untuk dilalui. Jalan yang masih bertanah, sulit sekali dilalui saat musim penghujan. Namun hampir 3 kali dalam seminggu beliau selalu menengok kami di malam hari ketika kami belajar bersama. Sebuah perjuangan seorang guru di desa pelosok yang mampu membawa nama sekolah kami semakin diperhitungkan di kecamatan saat itu.
Setiap pendidik ada kekurangan dan kelebihan masing-masing, namun kami merasa bahwa cara-cara beliau, dedikasi beliau dalam mendidik kami menjadi inspirasi bagi kami dalam menghadapi kehidupan kami.
Ada nilai-nilai kedisplinan dan semangat yang dapat kami teladani. Obrolan kami diakhiri karena harus dilanjutkan dengan silaturahmi ke tempat famili lainnya. Yang jelas kami berdua terkenang dengan sosok guru yang menginspirasi, Pak Bambang Sarjani. Di hari pendidikan nasional ini, saya hanya bisa berdoa semoga Pak Bambang dan guru-guru kami mendapatkan keberkahan, kesehatan, dan semoga apa yang telah diberikan kepada kami menjadi dana yang tertinggi nilainya. Selamat hari Pendidikan Nasional.
http://slkjfdf.net/ – Ihagoqoc Umubefey php.qfit.diyarko.com.pcg.eg http://slkjfdf.net/