Mendidik seperti Merawat Tanaman Kopi

Lebaran hari ketiga masih di kampung kelahiranku desa Jlegong Kecamatan Bejen, Temanggung, Jawa Tengah. Pagi-pagi saya menengok kebun kebun kopi. Kampungku sebagai sentra penghasil kopi Temanggung. Meskipun setahun hanya panen sekali, namun tanaman kopi ini tetap dipertahankan dan dilestarikan untuk menambahwa penghasilan masyarakat.

Pagi-pagi saya terkesima dengan buah kopi yang sudah mulai menua dan sebagian ada yang sudah berwarna merah. Ini pertanda tidak lama lagi sudah musim panen kopi.

Ada sebuah proses yang panjang untuk merawat pohon kopi hingga sampai panen. Pohon kopi membutuhkan tanah yang banyak nutrisi, sehingga perlu asupan pupuk kandang maupun pupuk buatan. Rumput-rumput di sekeliling tanaman kopi perlu dibersihkan. Rumput-rumput yang sudah kering justru akan menjadi humus yang dapat menyuburkan tanah tempat tumbuhnya pohon kopi. Di samping itu,  tunas-tunas yang baru tumbuh perlu dikurangi agar tidak mengganggu ranting tanaman tempat tumbuhnya biji kopi. 

Diperlukan proses yang panjang agar tanaman kopi dapat tumbuh dan menghasilkan biji kopi. Diperlukan ekosistem yang sesuai dengan kebutuhan tanaman kopi. Merawat ekosistem ini diperlukan waktu yang panjang, terus menerus agar setiap tahunnya mampu menghasilkan biji kopi yang banyak.

Demikian juga pendidikan untuk anak-anak didik kita, diperlukan proses panjang dan berkesinambungan. Anak-anak didik kita memerlukan ekosistem yang sesuai agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Ibarat merawat tanaman kopi ini, diperlukan tanah yang gembur, dengan asupan nutrisi pupuk yang cukup. Pupuknya dunia pendidikan adalah asupan gizi secara fisik dan psikologis yang hangat. Kehadiran guru di kelas menjadi pupuk bagi mereka, yang mampu membangkitkan semangat (motivasi), memberikan kehangatan secara psikologis, memberikan ruang komunikasi bagi anak didik, memberikan tantangan yang melejitkan potensi anak didiknya.

Tumbuhnya rumput-rumput liar yang menggangu  perlu disiangi dan dijadikan sebagai pupuk penyubur tanah di sekeliling tanaman kopi. Banyak pula faktor-faktor eksternal mengganggu perkembangan potensi anak didik kita, yang perlu dijadikan tantangan untuk dihadapi, dikalahkan sehingga menjadi penyuburnya. Untuk itu diperlukan social emotional learning secara kontinyu dalam mendidiknya, sehingga mereka mampu mengenali kekurangan dan kelebihan potensinya dan mengatur potensi tersebut untuk dikembangkan. Anak-anak itu hidup dan tumbuh sesuai kodratnya sendiri, pendidikan hanya merawat dan menuntun tumbuhnya kodrat tersebut. 

 

 

 

 

1 thought on “Mendidik seperti Merawat Tanaman Kopi”

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *