Vibrasi positif yang ditimbulkan dari kegiatan bakti sadhana terus mengalir dan menimbulkan aura positif. Ini yang benar-benar saya alami dan saya rasakan. Bahagia hari ini karena terkoneksi dengan hal-hal yang baik. Salah satunya mendapatkan sebuah kiriman sebuah tembang dari salah satu guru (Mas Daryono), yang mungkin di era saat ini tembang (lagu) tersebut sudah mulai ditinggalkan oleh generasi muda. Jangan-jangan lagu tersebut juga belum dikenal oleh masyarakat luas. Tembang atau lagu dalam bahasa Jawa yang mengandung banyak nasehat dan menjadi pedoman dalam hidup bersama perlu dilestarikan. Tidak salah ketika tembang tersebut saya tuliskan kembali dengan harapan bisa dibaca, didengarkan oleh orang banyak dengan harapan akan berdampak pada meluasnya vibrasi positif sehingga meningkatkan kualitas dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara baik secara nasional maupun secara global.
Pandadaring gesang kang lumadi
Leladi sesama ning gesang
Mrih tentrem bebrayaning
Rumekso mituhu
Tan nyikara sesamining jalmi
Dhatan mituno lan
Ngrusak pager ayu
Tan ngucap kang tan prayoga
Den eling lawan waspada
Dimen permadi
Tembang yang diciptakan oleh Bhante Sasana Bodhi Maha Thera ini mengandung banyak nasehat yang dapat menjadi pedoman kehidupan bermasyarakat. Sebuah ajaran tentang kehidupan yang sedang berjalan untuk melayani terhadap sesama manusia di alam kehidupan. Ketika ajaran ini diterapkan diharapkan akan berdampak pada kedamaian dalam hidupnya. Apa isi ajaran tersebut? Pertama adalah tidak melakukan tindakan pembunuhan terhadap sesama makhluk, tidak merugikan orang lain dan merusak keharmonisan rumah tangga orang lain, tidak menguncapkan hal-hal yang tidak patut diucapkan serta selalu ingat dan waspada (memiliki kesadaran diri). Itulah ajaran yang patut untuk dilaksanakan oleh manusia untuk mencapai ketentraman dalam kehidupan ini.
Jika dirunut lebih lanjut, tembang tersebut merupakan terjemahan dari ajaran Buddha, sekitar 2500 tahun yang lalu dan masih relevan hingga sekarang dan lebih dikenal dengan Pancasila.
- Aku bertekad akan melatih diri untuk menghindari pembunuhan makhluk hidup.
- Aku bertekad akan melatih diri untuk menghindari pengambilan barang yang tidak diberikan.
- Aku bertekad akan melatih diri untuk menghindari perbuatan asusila.
- Aku bertekad akan melatih diri menghindari ucapan yang tidak benar.
- Aku bertekad akan melatih diri menghindari segala minuman keras yang dapat menyebabkan lemahnya kewaspadaan.
Tekad tersebut dapat menjadi pedoman secara pribadi oleh setiap yang terlahir sebagai manusia dan tidak memandang suku, ras dan agamanya, maka akan berpengaruh pada kebahagiaan. Kebahagiaan bukan sesuatu yang diperoleh, namun kebahagiaan adalah sesuatu yang diciptakan dan dibentuk oleh diri sendiri.
sambil mendengarkan tembang jawa, yang dilantunkan sembari memaknai bahwa Ejawantah nilai luhur budaya Indonesia yang bilamana tiap guru mampu menjadikan inspirasi tindakan atau idenya, selain untuk memiliki kompetensi prosionalisme kepribadian akan mampu merefleksikannya dalam pembelajaran yang berelasi dengan sosial emosional peseta didik. Semangat berkarya pak diyarko
Matur suwun Bu Ragil.