“Who Am I”, merupakan salah satu judul tantangan wajib yang saya berikan kepada seluruh murid di kelas X Jurusan Animasi SMK Negeri 11 Semarang. Di dalam tantangan ini, setiap murid mengungkapkan siapa dirinya dalam bentuk tulisan, tulisan dan gambar ataupun berbentuk video ataupun animasi. Mereka diberikan kebebasan untuk memilih sesuai dengan minatnya, yang terpenting adalah mereka berani menyampaikan tentang siapa dirinya. Inilah pertama kali tantangan diberikan sebelum mereka menyelesaikan tantangan-tantangan selanjutnya. Ada hal penting yang perlu dikenali sebelum mengenal yang lainnya yaitu mengenali dirinya sendiri. Dalam pembelajaran sosial dan emosional, ada lima kompetensi yang perlu dimiliki murid yaitu kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi dan kemampuan mengambil keputusan yang bertanggungjawab. Mampu mengenal dirinya sendiri merupakan bagian dari kemampuan kesadaran diri yaitu kemampuan untuk memahami perasaan, emosi, dan nilai-nilai diri sendiri, dan bagaimana pengaruhnya pada perilaku diri dalam berbagai situasi dan konteks kehidupan.
Berikut saya paparkan salah satu contoh tantangan bagaimana murid memiliki kesadaran diri melalui proses mengenali dirinya sendiri. Saya memberikan tantangan kepada murid untuk menuliskan siapa dirinya, hal-hal apa yang disukai, apa yang menjadi kelebihan dan kekurangannya, apa yang menjadi tujuan hidupnya. Pertanyaan-pertanyaan tersebut sebagai acuan dalam mendeskripsikan tentang dirinya melalui tulisan, gabungan tulisan dan gambar ataupun dalam bentuk video ataupun animasi. Diferensiasi produk sudah saya terapkan dalam pembelajaran ini. Berikut salah satu contoh hasil tulisan murid yang bernama Calista siswa kelas X Animasi 2 yang mengungkapkan siapa dirinya dalam bentuk cerita naratif.
Matahari telah tersenyum cerah dan sepasang suami istri dan anak laki-lakinya yang baru berumur 4 tahun bergegas ke rumah sakit panti wilasa dr. Cipto untuk sang istri yang segera melahirkan.Sesaat keluarga tersebut sudah sampai disana. Sang istri melahirkan seorang anak pada 20 Oktober 2007 di semarang. Dari TK Iola suka kesenian terutama menggambar. Jadi dari kecil ibu ku menyuruhku untuk mengikuti les menggambar. Masa SMP telah tiba tetapi dan Iola mulai eksplorasi dunia kesenian digital. Ia takjub dengan karya seni digital, sehingga dia mulai mencoba menggambar secara digital, tidak hanya menggambar secara digital tetapi membuat animasi. Mumpung sekolah online, Iola memanfaatkan masa pandemi untuk mengikuti berbagai lomba animasi dengan teman dekatnya dari SMP Noeliv. Iola memenangkan lomba animasi 2 kali. Saat kelas 7 karya animasi pertamanya dapat medali emas dan saat kelas 9 dapat medali perunggu. Iola sifatnya pemalu, karena dari kelas 2 SD ia terbebani oleh tugas dari sekolah sehingga ia menjadi pemalu dan sering merasa insecure.
Walaupun begitu Iola berusaha untuk menjadi orang yang percaya diri dengan mengikuti berbagai kegiatan seperti lomba modelling dan pelatihan public speaking. Sekarang Iola sudah menempuh masa SMK, SMK yang dia pilih adalah di SMK 11 yang jaraknya jauh dari rumahnya. Walaupun begitu ia tetap memilih SMKN 11 karena ia ingin mengasah kemampuannya dalam menggambar dan animasi sedini mungkin.
Berikut contoh karya dari Andinie Kameilla, salah satu murid kelas X Animasi 4 yang mengungkapkan dirinya melalui gabungan tulisan dan gambar.
Dari ungkapan melalui gabungan tulisan dan gambar yang dibuat ia mampu mengungkapkan tentang dirinya. Mengenal dirinya sendiri merupakan kemampuan yang perlu dimiliki oleh murid sebelum mengenal orang lain. Untuk mengenal dirinya sendiri dibutuhkan perenungan yang mendalam. Murid tidak akan dapat menungkapkan siapa dirinya tanpa adanya perenungan, melakukan refleksi terlebih dahulu. Tantangan ini sengaja saya berikan dengan durasi waktu 2 minggu, sehingga mereka dapat lebih leluasa mengeksplore tentang dirinya sendiri lebih mendalam.
Berbeda dengan Mutiara siswa kelas X Animasi 4, ia lebih memilih mengenalkan dirinya dengan membuat video animasi yang sederhana. Untuk membuat produk pengenalan diri ini membutuhkan waktu yang lebih lama, karena ia menantang dirinya dengan membuat gambar terlebih dahulu yang banyak dan disusun menjadi gambar bergerak atau animasi. Ia mampu menggabungkan rekaman yang dibuat dengan gambar geraknya. Ia secara langsung belajar pula tentang public speaking.
Jika dilihat dari kurikulum, “Who Am I” ini tidak ada konten dan capaian yang harus dicapai di dalam kurikulum dasar-dasar animasi. Namun saya tetap memasukkan tantangan ini menjadi tantangan wajib, karena mengenal dirinya sendiri jauh lebih penting dan sebagai pondasi awal untuk masuk kepada tantangan-tantangan berikutnya. Ketika murid sudah mengetahui kekurangan dan kelebihannya, mengetahui tujuan hidupnya, maka murid akan belajar memanajemen diri. Hal-hal yang menjadi kelebihan akan terus dikembangkan dan yang menjadi kekurangan akan diminimalisasi. Semoga menginspirasi.