Ray Studio merupakan salah satu studio yang bergerak di bidang animasi di Kota Semarang yang memberikan kesempatan kepada siswa animasi SMK N 11 Semarang untuk mengikuti project industri. Sudah ada 3 siswa yang diberi kesempatan mengikuti kegiatan project industri. Mereka benar-benar diikutkan untuk mengerjakan project yang dilakukan dalam bidang industri kreatif. Mereka dilibatkan mengerjakan dari klien secara langsung, belajar menyelesaikan masalah riil yang belum tentu diperoleh di sekolah. Serenade dan Skolastika yang sejak kelas X melaksanakan magang di Pickolab dan di kelas XI mereka berlanjut mengikuti project riil. Bukan perkara mudah untuk melaksanakan program ini, karena paradigma lama masih saja membelenggu para guru sehingga cenderung menolak program ini. Masih banyak guru yang masih memandang bahwa belajar itu ya di sekolah, siswa presensi itu ya masuk sekolah. Intinya dunia persekolahan itu sebagai satu-satunya tempat siswa belajar, di satu sisi sekolah sendiri belum tentu memberikan kesempatan menyelesaikan masalah riil yang memang dibutuhkan siswa. Justru masuk sekolah itu hanya digunakan siswa untuk bisa bertemu teman-teman dan ketika materinya bukan sebagai kebutuhannya, menyebabkan siswa borring di kelas. Ketika siswa belajar memperdalam keilmuannya di industri masih dipertanyakan, “terus sekolahnya gimana?”. Ini yang masih saya dengar dari rekan-rekan guru.
Oke, sudut pandang guru sering kali berbeda dengan sudut pandang siswa. Seringkali guru mengajar menggunakan “sepatu guru”, bukan “sepatu siswa”, akibatnya terjadi “pemaksaan”. Belajar bukan karena kebutuhan, namun dipaksakan untuk pencapaian kompetensi yang tertuang di dalam rencana secara administratif. Apa sebenarnya yang dirasakan siswa ketika mengikuti project industri? Inilah ungkapan Serenade dan Skolastika yang selama ini mengikuti project industri.
“Saya mendapatkan banyak perkembangan dalam diri saya secara hard skill maupun soft skill. Hard skillnya adalah, saya lebih menguasai tehnik menggambar secara realis lebih baik dari sebelumnya, saya juga bisa membuat animasi, serta saya mampu membuat berbagai benda dan suasana menggunakan 3D modeller. Sedangkan soft skill yang saya dapatkan adalah saya mampu mengerjakan lebih cepat, saya juga di sini lebih komunikatif dan jujur, tak lupa saya menjadi seseorang yang tanggung jawab ketika diberikan project. Saya merasa puas akan sesuatu yang saya capai, mulai dari hard skill dan soft skill yang saya dapatkan”, ungkap Serenade.
“Pekerjaan yang saya kerjakan di tempat industri ini adalah sebagai illustrator, yang sering membuat illustrasi monster, animator, dan 3D modeller walaupun masih tahap pembelajaran”, ungkap Serenade lebih lanjut.
“Saya mengalami perubahan di style saya pak, lalu saya juga merasa senang dapat mengikuti project industri di ray studio. Pekerjaan yang saya lakukan disini antara lain membuat animasi yang dibutuhkan oleh client seperti animasi intro dan lainnya”, ungkap Skolastika.