Video berikut merupakan Guyon Maton yang menampilkan tokoh Gareng, Petruk dan Bagong untuk menghibur para calon penggerak angkatan 9 Kota Semarang dalam kegiatan loka karya 7 pada sesi panen hasil belajar yang diselenggarakan di SMP Negeri 4 Semarang, Sabtu 27 April 2024. Bersyukur kami dari kelompok CGP Mas Karyanto mendapatkan kesemapatan untuk mengisi acara di awal sebelum sambutan dari BBGP. Kesempatan bagi saya yang memerankan sebagai Gareng untuk memberikan kritikan kepada calon guru penggerak. Satu minggu sebelumnya, script skenario Guyon Maton saya susun.
Bagong dan Petruk masuk panggung berjalan sambil menari dengan diiringi lagu “mas-mas Ojo dipleroki”,
Bagong : Kang Petruk, dewe iki wis meh lulus jadi Guru Penggerak lho. Iki lho kanca-kancane dewe dho kumpul menunggu kelulusan lho
Petruk : Gong ngomong-ngomong setelah jadi guru penggerak kamu mau ngapain
Bagong : Nek aku, ki Wis mesti jadi Kepala sekolah to kang, kita punya tiket gratis, tur saya kan punya orang dekat dan orang dalam
Petruk : Tiket gratis apaan? Wong ini aja dipermasalahkan sampai ke MK.
Kamu itu lho, sombongnya, baru jadi akan lulus jadi guru penggerak saja, keinginannya sundul langit
Bagong : Lha kalau kamu mau ngapain kang?
Petruk : Wow Nek aku Yo jelas………………….Mau istirahat dulu kok Gong. Kesel. Setiap hari harus mamthengi LMS, garap tugas, belum lagi dioyak oyak Fasil.. Apalagi fasil kita itu lho, seperti bank thitil saja. Belum lagi harus buat aksi nyata marahi puyeng. Saya mau istirahat sebentar
Bagong : Ojo seru-seru, Fasil kita rawuh lho. Itu Ada Bu Agil. Ngapunten gih Bu. Iki Kang Petruk kumo wani
Bagong : Ning aku gak percaya kalau istirahat sebentar,paling bablas.
Bagong : Kang Gareng di mana ya?
Adegan 2. Gareng datang dengan lagu Rewel dengan membawa karung.
Bagong : Kang Gareng kamu bawa apa to, guru penggerak kok bawa karung seperti pemulung
Gareng: Oo ini to. Ini sertifikat webinar kanggo ngisi nang PMM barang. Guru penggerak itu harus jadi pioner. Tapi aku Iki ngerti kabeh isi materinya. Ora kaya sing di syiarkan di tik tok kae. Meskipun online, tapi ora oon dan lain lain. Online tenan
Gareng: Iki nang ruangan kabeh, guru penggerak kabeh to. Tak kandani.
Ada Tiga tipe guru penggerak: Tipe pertama, Guru Penggerak yang tergerak karena Pandangan hidup
Bagong : kaya nganten anyar wae to?
Petruk : kok bisa Gong?
Bagong : Nek nganten anyar baru memandang saja sudah langsung hidup
Gareng : Ora ngono. Saru. Maksude dadi guru penggerak iki, ketika pandangan atau mindshetnya sudah growth sesuai filosofi Ki HajarDewantoro, maka langsung hidup, gas poll tergerak, bergerak, menggerakkan.
Petruk : Terus tipe yang kedua
Gareng : Tipe yang kedua adalah pegangan hidup.
Bagong : Seperti nganten wis 5 tahunan.
Petruk : Maksude?
Bagong : Nek nganten wis rada suwi, untuk hidup harus dipegang.
Petruk : saru
Gareng : Ora ngono. Pegangan hidup Iki kaya tipe Kowe-kowe kabeh. Hidup dan mau bergerak ketika dipegang, dithutuk oleh pemerintah, oleh atasan. Kuwi guru penggerak apa? Duwe pamrih, pengin dadi
kepala sekolah, dadi pengawas. Ora cetho
Bagong : wah aku dadi malu, Kang terus tipe yang ketiga?
Gareng : Tipe yang ketiga, Perjuangan Hidup Bagong : kaya pengantin wis tuwo.
Petruk : Kok Bisa?
Bagong : Agar bisa hidup saja butuh perjuangan keras
Petruk : Aku ora ngono. Buktine anakku yo 6
Bagong : Enem truk. Jos tenan
Gareng : ora ngono. Tipe ketiga ini jadi guru penggerak mergo kepekso, mergo diperintah kepala sekolah ben ketok sekolahe apik. Akhire untuk hidup dan bergerak saja harus berjuang mengatasi
permasalahannya sendiri yang masih fix mindset
Gareng : Wis ora usah kakean guyon, Ayo dewe ndereke bendarane. Bambang Janoko.
Bagong : Numpak apa?
Gareng : Kereta Kansen
Script tersebut sebagai pedoman bagi kami untuk pentas, dalam kenyataannya Petruk yang diperankan oleh Muhammad Safrudin guru Agama Islam SMP N 7 Semarang, Bagong yang diperankan oleh Karyanto Nugroho, guru SD Negeri Ngadirgo 03 selalu Pengajar Praktik dan saya Diyarko dari SMK N 11 Semarang yang memerankan Gareng melakukan improvisasi ketika di panggung.
Dari guyon maton tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa ada tiga tipe guru penggerak. Tipe pertama tergerak karena pegangan hidup. Tipe ini dimiliki oleh guru-guru yang sudah memiliki mindshet yang bertumbuh. Guru menjadi panggilan hidup untuk terus memanusiakan anak didiknya dengan menuntun segala kodrat yang dimiliki untuk mencapai kebahagiaan setinggi-tingginya. Tipe kedua guru penggerak yang tergerak karena pegangan hidup. Gurauan ini sebenarnya kritikan bahwa masih banyak guru penggerak yang tergerak ketika diperintah oleh atasan, bahkan tergerak karena ada pamrih ingin menjadi kepala sekolah ataupun pengawas. Tipe ketiga yang lebih parah, tergerak karena perjuangan hidup. Kritikan kepada guru penggerak yang masih belum selesai dengan masalahnya sendiri. Bagaimana mau bergerak, ketika mindsetnya saja masih fix.
Guru penggerak secara filosofi dan cara pelatihannya sudah sangat baik. Namun ketika semua guru belum dapat mengakses pelatihan ini, maka akan menciptakan kasta-kasta baru bagi guru. Ada kasta guru penggerak dan guru tidak penggerak, padahal sejatinya semua guru adalah guru penggerak. Sudahkah kita bergerak tanpa diperintah, sudahkah kita bergerak dengan panggilan hati? Hanya kita sendiri yang bisa menjawabnya.