Tiga Pertanyaan Menuju Kesadaran Diri

Kegiatan Mentoring

Pagi ini, sebelum kelas saya serahkan kepada anak-anak kelas XI yang sudah selesai mengikuti magang untuk menunaikan tugas moralnya yaitu memberikan mentoring kepada adik-adiknya di kelas X, saya memberikan tiga pertanyaan. Tiga pertanyaan tersebut termasuk power question yang membawa pada kesadaran diri siswa agar kembali kepada  mimpi besar siswa. Dari tiga pertanyaan tersebut diharapkan peserta didik memiliki energi baru agar bisa fokus pada proses mendekatkan diri ke cita-citanya.

Pertanyaan pertama yang saya ajukan kepada anak didik, “Perubahan apa yang sudah kalian lakukan selama beberapa bulan ini dalam rangka mencapai mimpi-mimpi besarmu?”. Pertanyaan kedua, “Seberapa efektifkah, perubahan yang dilakukan kalian?, apabila belum efektif apa yang membuat kurang efektif?”. Pertanyaan ketiga, “Perubahan realistis apa yang akan dilakukan selama satu bulan ke depan?”. “Andakaikan kalian berada pada tanggal 17 November 2022, perubahan seperti apa yang dicapai saat itu, apa yang dirasakan, yang dilihat?” Peserta didik mendapatkan kesempatan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dan dikirim ke nomor whatsapp saya.

Giwang salah satu siswa kelas X Animasi, memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang saya ajukan. “Pada tahun 2022 merupakan tahun terbaik bagi saya, suasana baru, beradaptasi dengan lingkungan yang baru, dan juga merupakan tahun dimana saya memulai sesuatu hal besar yang sejalan dengan apa yang saya cita citakan. Impian saya untuk bersekolah seni menjadi kenyataan yang saya jalani sekarang. Berbulan-bulan saya habiskan dengan menggambar, membuat karya karya kreatif. Saya banyak menemukan berbagai pelajaran baru dalam hal menggambar, memulai mendesain 3D di laptop, menggambar digital yang merupakan pencapaian besar bagi diri saya. Menulis juga menjadi salah satu karya yang sering saya buat dan hal yang paling saya banggakan adalah saya sudah memiliki platform menulis saya, dimulai dari menulis diary tentang keseharian, tentang perasaan yang saya rasakan, sesuatu yang saya sukai dan tidak. beberapa bulan terakhir saya belajar untuk terus berkarya tanpa berharap disukai dan juga belajar untuk terus bersyukur atas apa yang sudah saya miliki. Berkembang kreativitas dalam membuat suatu karya terlihat jelas dalam karya yang saya buat. Dalam tulisan bahasa yang saya gunakan semakin berkembang, dalam membuat ilustrasi saya sudah menemukan ciri khas yang ingin saya gapai. Efektif 70% karena setengah dari itu rasa malas dan rasa gelisah masih melekat di benak saya, sehingga sampai sekarang dalam membuat karya bebas saya masih belum merasa berkembang. Kesadaran akan menurunnya kualitas semangat saya akan saya perbaiki, saya akan berusaha untuk produktif dalam segala hal. Saya berharap satu bulan ke depan saya sudah memiliki karya cerpen dengan ilustrasi yang detail. Dan untuk kedepannya saya akan berusaha dapat membagi waktu dengan baik”. Dari pantikan tiga pertanyaan tersebut, dapat diketahui bahwa ada sebuah kesadaran diri untuk melakukan hal yang lebih baik dari seorang anak yang bernama Giwang untuk menggapai mimpinya sebagai seorang kreator di bidang industri kreatif dan dunia tulis menulis.

Risky Febrianto menyampaikan hal yang serupa. “Hal yang saya sudah saya lakukan demi mencapai tujuan saya, dalam sebulan ini saya menggambar sketsa walaupun belum bagus dan gambar sketsa, serta saya merasakan gambar gambar yang dipajang saat pergelaran karya karya lukisan sehingga memberikan inspirasi. Saya merasa kurang efektif karena saya ragu dalam mengerjakan sketsa karena inspirasi hanya terpaku pada satu pandangan dan tidak memahami makna sebenarnya. Dalam lukisan efektifitas saya dalam melakukan perubahan ini sekitar 20%. Dalam satu bulan ini. saya ingin membuat gambar digital seperti adobe ilustrator mungkin kalau belum bisa mungkin medibang, saya ingin membuat lukisan bagus”.

Kesya Esra menyampaikan bahwa “Hal yang sudah saya lakukan pada bulan ini yaitu saya mengerjakan challenge 6,3,7 dan menggambar beberapa karya bebas namun karynya bebas itu belum saya kirim, untuk memenuhi tugas-tugas saya karena itu menjadi awal dari perjalanan dan pengalaman saya untuk menggapai mimpi saya yaitu menjadi ilustrator. Selama ini perubahan yang saya lakukan belum begitu efektif karena kadang saya masih sering menunda-nunda waktu untuk mengerjakan tugas dan akhirnya malas untuk mengerjakan tugas-tugas itu. Saya juga masih malas membuat karya bebas karena saya bingung harus menggambar apa dan harus memulai dari mana. Dalam satu bulan ke depan saya akan melakukan perubahan dari gambar saya di bulan ini menjadi sesuatu yang membanggakan orang tua saya yaitu saya akan membuat karya berupa gambar karakter dan ilustrasi yang saat ini saya belom bisa membuat karya itu”.

Kanza menyampaikan jawaban dari ketiga pertanyaan sebagai berikut. “Hal yang terjadi pada diri saya bulan ini, saya mulai menata banyak hal yang akan saya lakukan.. seperti mengurangi kegiatan yang sekiranya kurang menguntungkan bagi saya, saya ingin mulai membiasakan diri agar semua berjalan sesuai perencanaan saya dan tidak berantakan. Saya mulai mengatur diri agar mengirim karya bebas minimal seminggu sekali, atau jika bisa saya ingin membuat lebih. Saya juga mulai mengatur kegiatan luar seperti tekwondo, karena itu salah satu mimpi saya agar bisa menjadi atlet yang baik. Akhir akhir ini saya juga berlatih menggunakan pentablet agar mulai terbiasa membuat digital dengan pen tablet. Sekiranya ini adalah langkah awal yang saya buat bulan ini.  Saat saya mencoba melakukannya hari sabtu dan minggu kemarin, saya merasakan hasil yang lebih baik daripada saat saya tidak mengatur perencanaan terlebih dahulu. Lebih banyak waktu yang bisa saya gunakan untuk hal lainnya. Seperti berbincang dengan keluarga lebih baik dan waktu untuk menata kamar, membuat seketsa baru dan beberapa hal lainya. Rencana perubahan selama satu bulan ke depan adalah meningkatkan skill 2D saya dalam bentuk digital, dan mengembangkan pewarnaan pada karakter yang saya gambar. Lebih banyak berkomunikasi dan meminta arahan kepada ibu saya mengenai perkembangan saya dalam bidang gambar dan lainya”.

Beberapa jawaban peserta didik terhadap tiga pertanyaan di atas menggambarkan bahwa kesadaran diri peserta didik terbentuk sehingga mereka akan tetap fokus pada pencapaian mimpi-mimpi besarnya. Sebuah usaha yang dilakukan oleh peserta didik mengalami pasang surut. Kadang kala memiliki semangat yang baik, kadang kala mengalami penurunan sehingga kemalasan yang lebih mendominasi. Peran guru adalah memberikan pantikan, ibarat sebuah api akan muncul ketika dipantik dengan gesekan dua benda. Power question tersebut sebagai alat pemantik agar siswa selalu ingat tentang mimpi besarnya dan usaha-usaha yang harus dilakukan tanpa harus guru memberikan nasihat ataupun menyuruh, bahkan melarang dan memarahi.

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *