“Ibu. Terima kasih untuk kesabaran dan perjuanganmu. Terima kasih untuk cintamu. Terima kasih untuk segalanya . Aku tahu kata terima kasih tak cukup menggambarkan rasa terimakasihku. Aku sayang ibu. Sehat selalu untukmu. Selamat Hari ibu. I love You”, tulis Gwen di postingan instagramnya. Dalam postingannya, ia membuat gambar ilustrasi berupa komik. Pada panel pertama Gwen menyerahkan sepucuk surat kepada ibunya, panel kedua Ibunya menerima surat tersebut. Panel ke tiga terlihat surat dengan memperlihatkan isi suratnya dan panel keempat Gwen berpelukan dengan ibunya.
Postingan karya yang diunggah di instagram tersebut merupakan salah tantangan softskill yang pertama di semester genap ini dalam rangka memperingati hari Ibu. “Anak anakku, Ibu adalah seorang yang paling pertama mempraktikkan prayatna maitri yaitu semangat menebar cinta kasih. Buktinya selama 9 bulan mengandung kalian, saat melahirkan rela toh pati (nyawa) dan memberikan darahnya untuk sang bayi melalui air susu ibu. Untuk itu kalian semua sebagai agen perubahan, saya tantang untuk berbuat apa? Persembahan apa yang akan kalian berikan kepada ibumu menjelang hari ibu? Buatlah surat cinta untuk ibumu. Boleh kamu bacakan, atau dikirim ke ibumu. Unggah tantangan ini semua di IG dan kirim linknya ke group ini”, tulis saya di group animasi. Sebuah tantangan yang bertujuan untuk mendekatkan diri anak dengan orang tuanya, karena ini juga bagian dari tugas kita sebagai guru untuk menciptakan ekosistem yang membahagiakan. Ekosistem psikologis yang harus dibentuk dan pertama kali yang perlu dibentuk adalah psikologi murid itu sendiri. Ketika murid dekat dengan orang tua dan memantik murid untuk berbakti kepada orang tuanya terlebih dahulu sebelum mengikuti pembelajaran di sekolah. Apalah artinya nilai 100 di bidang akademik, ketika attitude dan bakti kepada orang tuanya masih rendah?
“Ibu saya selalu bahagia saat melihat karya gambar saya. Meskipun saya jarang mengucapkan Selamat Hari Ibu, tetapi melalui karya ini, saya berharap bisa menyampaikan rasa terima kasih dan cinta yang mendalam kepada beliau”, ungkap Gwen usai memperlihatkan hasil postingan tantangan softskill di hari ibu.
“Untuk ibu. Terimakasih karena sudah merawat ku selama ini, terimakasih karena sudah bersedia untuk berada di di sisiku selama ini, terimakasih karena sudah menjadi sandaran ku saat aku merasa lelah. Terimakasih banyak atas semua kasih sayangmu”, ungkap Azka dalam tulisan di instagramnya.
“Selamat Hari Ibu! Hari ini kita merayakan kekuatan, kelembutan, dan kasih sayang yang tiada tara dari sosok yang begitu istimewa, ibu. Melalui setiap senyuman, pelukan hangat, dan kata-kata penyemangat, ibu membimbing kita melewati setiap tantangan hidup. Terima kasih, ibu, karena telah menjadi pilar kekuatan keluarga. Anda adalah sumber inspirasi yang tak pernah habis, memberikan cinta tanpa syarat sejak kita masih kecil hingga kita tumbuh dewasa. Semua pengorbanan dan dedikasi Anda tidak pernah luput dari pandangan kita. Hari ini, mari rayakan keberanian dan keteguhan hati ibu yang selalu hadir dalam setiap langkah kita. Sebuah penghargaan untuk semua ibu di dunia ini yang dengan tulus mencurahkan hati dan jiwa mereka untuk keluarga. Tak terbatas dalam kata-kata, cinta ibu adalah bahasa yang universal. Kirimkan pelukan dan ucapan terima kasih pada ibu Anda hari ini, dan jadikan setiap momen sebagai kesempatan untuk merayakan kebaikan dan kehangatan yang telah Anda rasakan berkat kehadiran beliau dalam hidup Anda”, ungkap Abel yang ia tuliskan di Intagram.
Ini adalah beberapa ungkapan cinta anak kepada ibunya di hari Ibu. Tidak semua ungkapan murid saya tuliskan di sini. Beberapa tulisan ini mewakili hasil tantangan soft skill yang pertama pada semester genap tahun 2023/2024 yang bertjuan menghaluskan rasa agar memiliki kepekaan yang tinggi untuk berbakti kepada ibunya.
Hari ibu diperingati setiap tanggal 22 Desember bukan sekedar mother day, namun di balik itu ada sejarah panjang tentang perjuangan wanita Indonesia yang berperan menuju kemerdekaan Indonesia. Gema Sumpah Pemuda dan lantunan lagu Indonesia Raya pada tanggal 28 Oktober 1928 menggugah semangat para pimpinan perkumpulan kaum perempuan untuk mempersatukan diri dalam suatu wadah yang mandiri. Atas prakarsa perempuan pejuang pergerakan kemerdekaan pada tanggal 22-25 Desember 1928 diselenggarakan Konggres Perempuan Indonesia yang pertama kali di Yogyakarta. Salah satu keputusannya adalah dibentuknya Organisasi Federasi yang mandiri dengan nama Perserikatan Perkumpulan Perempuan Indonesia yang menjali kesatuan semangat kaum perempuan bersama-sama kaum laki-laku berjuang meningkatkan harkat dan martabat bangsa yang merdeka. Berjuang bersama-sama kaum perempuan untuk meningkatkan harkat dan martabat perempuan Indonesia menjadi perempuan yang maju. Pada tahun 1938 Konggres Perempuan Indonesia III di Bandiung menyatakan bahwa tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu.