Setelah Magang, Terus Ngapain?

Magang atau yang sering dikenal dengan praktik kerja lapangan merupakan kegiatan rutin yang dilakukan oleh SMK dengan menjalin kerjasama dengan dunia usaha dan industri untuk membekali maupun meningkatkan skill sesuai bidang keahlian serta softskill kebekerjaan. Ketika siswa mengikuti magang selama enam bulan di tempat yang bagus akan banyak perubahan dan peningkatan dari aspek skill maupun softskill yang mungkin tidak diperoleh di sekolah. Ada banyak softskill yang diperoleh di tempat magang seperti komunikasi dengan masyarakat, klien, karyawan maupun dengan pimpinan. Peningkatan aspek kedisiplinan juga akan meningkat seiring berjalannya kegiatan untuk menyelesaikan project-project riil yang sangat lekat dengan pencapaian target dan deadline. Dari situlah, siswa akan banyak belajar tentang arti pentingnya tanggungjawab dan kejujuran.  Di tempat magang inilah akan muncul budaya baru pada siswa.

Setelah berakhirnya kegiatan magang selama 6 bulan, siswa akan kembali sekolah. Budaya baru yang sudah melekat di tempat magang, berangsur-angsur luntur manakala budaya di sekolah tidak sejalan dengan budaya kerja di tempat magang.  Mereka akan kembali dengan tumpukan tugas dari setiap mata pelajaran yang siap menanti mereka. Ditambah dengan tidak adanya kolaborasi antar mata pelajaran, antara mata pelajaran umum dan produktif menambah beban yang berat bagi siswa. Tugas-tugas yang menumpuk itu belum tentu bermakna dan sesuai kebutuhan siswa, sehingga akan menambah daftar penyebab kejenuhan atau boring learning.

Realita ini mungkin tidak terjadinya ketika sekolah sudah memiliki budaya sekolah yang mapan. Sekembalinya anak dari tempat magang ke sekolah justru akan memperkuat budaya kerja di sekolah.

Kemarin, baru saja bertemu dengan orang tua dari Nafisa dan Thalita. Dalam perbincangan dan diskusi bersama dilaporkan bahwa anaknya yang mengikuti kegiatan magang di Animars Yogyakarta mengalami peningkatan drastis dalam pembuatan gambar ilustrasi, kemandirian, disiplin dan tanggungjawabnya. Hal serupa juga diungkapkan oleh pembimbing di Animars, Mas Rifan Binar, “Nggih pak. Sudah jauh melebihi ekspektasi pak. Bahkan dipuji pak Randi juga mereka”. Dalam diskusi dengan kedua orang tua tersebut menanyakan bagaimana kelanjutan kegiatan yang akan dilakukan oleh Nafisa dan Thalita. Hal ini memberi isyarat bahwa kedua orang tua tersebut menginginkan kegiatan yang terbaik yang lebih produktif. Mereka tidak mau budaya kerja yang sudah terbentuk menjadi luntur dan produktivitasnya menurun. 

Dalam forum diskusi tersebut, kami mengambil jalan terbaik untuk kedua anak tersebut yakni mendaftarkan dalam program project industri.  Portofolio hasil magang dikirim ke seorang Freelancer Fiver yang berada di Malang. Pagi ini saya merasa bahagia, karena mendapat kabar baik. Setelah mengirim portofolio dan data pendukung yang meyakinkan, akhirnya kedua anak tersebut diterima. Direncanakan pada awal Januari 2023 mereka akan mengerjakan project-project pembuatan pesanan klien melalui fiver.  Untuk menyiapkan project ini, dalam minggu ini mereka diminta untuk mengirim portofolio gambar gerak atau animasi. Semoga keduanya mendapatkan kelancaran dalam kegiatan project industri menyusul Bintang Raysa, Reynaldi, Adhwa, Serenade dan Skolastika yang sudah lebih dahulu mengerjakan project industri.

 

 

 

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *