Saya Mentoring Kapan?

“Permisi Pak Di, saya mentoring kapan?”, tanya Seren mewakili teman-temannya yang sudah magang. Kesadaran diri dan keinginan untuk berbagi pengalaman dari apa yang sudah dipelajari di industri kreatif sudah muncul pada anak didik di jurusan Animasi SMK N 11 Semarang. Pertanyaan Seren ini merupakan salah satu ungkapan dan bukti bahwa sekolah sudah mampu menciptakan sebuah budaya baru “berempati tanpa diminta”. Budaya ini membutuhkan waktu yang lama, sejak 2019 saya mengenal Gerakan Sekolah Menyenangkan yang terus diterapkan setahap demi setahap akhirnya mulai berbuah budaya tersebut. Mungkin setelah Seren melihat teman-temannya yang di kelas lain seperti Juan dan Salvia memberi mentoring tentang pembuatan modeling 3D dan pembuatan aset digital 2D, akhirnya Seren tergerak untuk ikut memberi mentor kepada adik-adiknya di kelas X.

Jumat, 14 Oktober 2022 akhirnya Seren dan kawan-kawannya yakni Skolastika, Karen, Prayogi dan Rizal mendapat jadwal untuk berbagi pengalaman di kelas X. Mereka dengan percaya diri berbagi pengalamannya di industri kreatif, memberikan penjelasan tentang pembuatan karya manual, bagaimana memberi arsiran yang bagus, membuat gambar yang proporsional. Suasana gembira yang mereka rasakan ketika bisa berbagi.

Skolastika dan Seren merupakan siswa kelas XI Animasi, di saat kelas X mengikuti magang di Pickolab dan di studio tersebut mendapat “gemblengan” yang luar biasa dari mentor di studio tersebut untuk membuat gambar sketsa secara manual dengan target waktu yang singkat dan cepat. Kondisi inilah yang mendasari mereka ketika akan membuat gambar digital. Pengalaman yang mereka peroleh akhirnya diajarkan kepada adik-adiknya di kelas X.

Karen yang terbiasa membuat karya-karya gambar ilustrasi ketika magang di Animars Yogyakarta sewaktu kela X, ia berbagi pengalamannya ke adik-adiknya. Suasana akrab terjalin melalui kegiatan mentoring ini, sehingga bulying tidak akan muncul di kelas.

Gisella Belvia salah satu siswa yang dimentori merasa senang dengan kegiatan ini. “Yang saya rasakan tentunya senang karena bisa dapat mentoring terlebih lagi oleh kakak kelas yang mahir dalam membuat 2D, banyak pelajaran yang saya bisa ambil pak, dalam membuat sketsa dan juga tadi kakak” sharing tentang bagaimana cara coloring agar mendapatkan hasil yang sempurna. Beberapa kakak juga mau mengajari kami cara membuat sketsa atau coloring maupun 2D di luar jam sekolah atau sepulang sekolah secara gratis Pak”, ungkap Gisela tentang mentoring tersebut.

Mentoring tidak hanya berbagi pengalaman, namun membangun komunitas yang lebih akrab antara kakak kelas dengan adik kelas. Suasana kebatinan yang hangat membuat mereka semakin berempati. Inilah warisan budaya yang harus terus dilestarikan menuju generasi yang well being.

 

 

 

Leave a Comment Cancel Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Exit mobile version