“Perbuatan baik apa yang Anda lakukan hari ini?” Sebuah pertanyaan yang sengaja hari ini, 11 September 2023, saya kirimkan ke group kelas X melalui link https://padlet.com/diyarko77/buku-kebaikan-h1c7ymfp062jk270. Pertanyaan yang sederhana, namun jarang ditanyakan kepada anak didik, karena kita lebih fokus pada proses mengajar untuk menyampaikan materi dan dikejar oleh ketercapaian kurikulum. Pertanyaan yang sederhana ini jika dicermati akan memantik diri siswa sehingga mampu melakukan refleksi diri, sudahkah hari ini melakukan perbuatan baik? Bukan seberapa banyak perbuatan baik yang ia lakukan, namun perbuatan baik apa yang sudah dilakukan hari ini, meskipun bagi murid tersebut adalah hal kecil, namun bisa juga sangat berarti bagi orang lain.
Jika kita tengok kembali pada ajaran Ki Hajar Dewantara tentang keterkaitan antara olah pikir, olah rasa dan olah laku dengan nilai reflektif yang hendaknya dimiliki oleh seorang guru, maka cara yang inilah sebagai contoh nyata yang paling sederhana yang dapat dilakukan. Memantik siswa untuk mengingat hal kecil apa yang sudah dilakukan, dengan harapan akan memicu melakukan perbuatan baik selanjutnya.
Di dunia persekolahan, kadang kala kita sering memfokuskan diri kesalahan-kesalahan yang dilakukan murid dan seringkali diekspose, namun kita lupa bahwa hal-hal baiklah yang selayaknya diekspose agar membawa aura positif di lingkungan sekolah. Selama ini yang sering mendapatkan penghargaan adalah mereka yang memperoleh kejuaraan dan prestasi, sedangkan perbuatan-perbuatan baik yang mereka lakukan kurang mendapatkan perhatian untuk dihargai.
Hari ini saya bersyukur masih banyak murid yang menuliskan hal-hal baik yang ia lakukan hari ini.
Hal-hal kecil yang mereka lakukan akan berarti untuk orang lain. Semoga perbuatan baik mereka, menjadi berkah untuk semuanya. Benih-benih bodhicitta yang dimiliki sang murid akan terus mengalir. Bodhicitta merupakan benih ke-buddha-an yang dimiliki tiap manusia. Bodhicitta dapat juga dikatakan sebagai sikap mementingkan makhluk lain atau altruis. Kata ‘bodhicitta’ berasal dari bahasa Sansekerta, yang bisa diterjemahkan tiap katanya, yakni ‘bodhi’ dan ‘citta’. Bodhi artinya pencerahan, pengetahuan atau kebenaran, sedangkan citta bisa diartikan pikiran. Mengutip dari buku How to Be Happy (2008) karya Lama Zopa Rinpoche, bodhicitta berarti menumbuhkan kepedulian hati, yang mana bertekad untuk sepenuhnya memberi manfaat kepada makhluk lain (https://www.kompas.com). Well being menjadi point penting untuk terus dikembangkan pada murid, karena itulah sejatinya mendidik. Semoga menginspirasi.