“Passion Nafisa ini sudah terlihat sejak kecil”, ungkap ibunya. Saya masih ingat cerita ibunya bahwa sejak kecil Nafisa sering corat-coret tembok dan tidak pernah dimarahi oleh orang tuanya. “Anak yang cerewet, bisa jadi pembicara yang hebat di masa depan. Anak yang keras kepala bisa jadi seorang perwira yang tegas. Anak yang senang coret tembok bisa jadi seniman berpengaruh. Semua perilaku anak pandahlah sebagai potensi dan arahkanlah. Karena bergitulah tugas pokok orang tua”, tulis ibunya Nafisa di status WhatsApp, 13 Maret 2022 yang lalu. Potensi Nafisa mendapatkan ekosistem yang tepat dari keluarganya. Ibarat sebuah bunga, Nafisa berada di tempat lahan yang subur, tanahnya selalu gembur, diberi pupuk dan disiram dengan air. Jangan sampai salahkan bunga ketika tidak bisa mekar dengan indah, cukup gemburkan tanahnya, berilah pupuk dan siramilah tanaman itu dengan air secukupnya. Itulah tugas kita membentuk ekosistem yang menyenangkan bagi anak-anak kita.
Ketika masuk di jurusan Animasi SMK Negeri 11 Semarang kegiatan one day one project sudah ia ikuti dengan serius. Karena Nafisa memiliki potensi yang lebih, maka ia mendapatkan pengayaan. Ketika yang lainnya setiap hari menyelesaikan 1 gambar setiap harinya, Nafisa ini mendapatkan tantangan mengerjakan 2 gambar setiap hari. “Adil itu tidak harus sama”, itulah yang saya terapkan ketika memberikan challenge kepada anak didik yang memiliki keunikan masing-masing. Bagi Nafisa, ia perlu diberi tantangan yang lebih, dengan harapan potensinya akan melejit. Inilah sebenarnya makna pengayaan yang hakiki. Pengayaan bukan sekedar memberikan tugas lain setelah mengikuti ulangan yang sering dilakukan guru pada umumnya, justru pengayaan merupakan sebuah feedback atau respon yang melejitkan anak dengan memberikan tantangan yang lebih sehingga mampu mencapai versi terbaiknya masing-masing siswa. Pengayaan justru dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung.
Dampak positif dari kegiatan pengayaan ini adalah munculnya motivasi yang lebih dari Nafisa untuk membuat karya yang lebih optimal. Dari proses pengayaan ini, pada akhir semester semester ganjil di kelas X, Nafisa diterima magang karena portofolio karyanya dianggap memenuhi kelayakan dari PIKARA Studio. Ketika berjalan 2 bulan magang di PIKARA, saya mendapatkan tawaran untuk mengirim portolio siswa dari industri kreatif di Jakarta. Saya minta Nafisa untuk menyiapkan portofolionya dan ternyata dari portofolio tersebut ia dinyatakan lolos untuk mengikuti tes seleksi. Proses seleksi yang sangat ketat dari sisi waktu deadline. Dari 6 siswa yang mengikuti seleksi tahap 1, hanya Nafisa yang dinyatakan lolos mengikuti project industri. Tekanan dari industri yang sangat besar dari aspek kualitas dan kecepatan, dengan kritikan yang tajam dari industri menjadi cambuk untuk terus meningkatkan kualitas dan kecepatan dalam berkarya. Saat ini Nafisa sedang mengikuti project industri yang dibimbing langsung oleh Mr. Kcire dengan gaji 1,4 Juta per minggu. Semoga muncul Nafisa Nafisa lainya sehingga meskipun masih sekolah sudah memiliki penghasilan. Semoga menginspirasi.
Kereennn … Dan menginspirasi selalu