Pendekatan Berbasis Aset pada Pengambilan Keputusan

LEGENDA GATOTKACA | Tanah merah
https://awake777.wordpress.com/2012/08/18/legenda-gatotkaca/
Sadarkah bahwa selama ini lebih banyak menggunakan pendekatan kekurangan? Coba kalau kita renungkan kembali dan ingat-ingat lagi ketika menilai murid-murid kita. Kita sering berfokus pada kekurangannya. “Menurut saya, Si A kekurangan di bagian ini, si B kekurangan di bagian itu dan sebagainya”. Wajar ketika hal itu dilakukan secara terus menerus, justru yang muncul adalah aura negatif, kekecewaan dari murid-murid dan kekecewaan dari kita sebagai guru. Bahkan kita sering kali menyampaikan, sudah diajar berkali-kali kok hasilnya masih seperti ini terus, tidak ada kemajuan apa-apa. 
Pendekatan berbasis kekurangan/masalah (deficit-based approach) akan memusatkan perhatian kita pada apa yang mengganggu, apa yang kurang, dan apa yang tidak berfungsi dengan baik. Kita mengeluhkan banyak fasilitas sekolah yang tidak berfungsi baik, buku ajar yang tidak lengkap, atau sekolah yang tidak tidak memiliki laboratorium.  Kekurangan yang dimiliki  mendorong cara berpikir negatif sehingga fokus kita adalah bagaimana mengatasi semua kekurangan atau apa yang menghalangi tercapainya kesuksesan yang ingin diraih.  Semakin lama, secara tidak sadar kita menjadi seseorang yang  tidak nyaman dan curiga yang dapat menjadikan kita buta terhadap potensi dan peluang yang ada di sekitar. Energi negatif justru semakin menyebar, dampaknya adalah lelah di pikiran dan tenaga kita. Bagaimana jika pola pikir kita ubah menjadi pendekatan berbasis aset? Yuk kita belajar hal ini, semoga semakin menambah energi positif kita. 
Pendekatan berbasis aset (asset-based approach) adalah sebuah konsep yang dikembangkan oleh Dr. Kathryn Cramer, seorang ahli psikologi yang menekuni kekuatan berpikir positif untuk pengembangan diri.  Pendekatan ini merupakan cara praktis menemukenali hal-hal yang positif dalam kehidupan. Dengan menggunakan kekuatan sebagai tumpuan berpikir, kita diajak untuk memusatkan perhatian pada apa yang berjalan dengan baik, yang menjadi inspirasi, yang menjadi kekuatan ataupun potensi yang positif. Pendekatan berbasis aset (asset-based approach) yang dikembangkan oleh Dr. Kathryn Cramer merupakan suatu pendekatan yang berfokus pada mengidentifikasi dan memanfaatkan kekuatan, bakat, sumber daya, dan potensi yang dimiliki oleh individu atau komunitas untuk mencapai perubahan positif dan pemecahan masalah. Dr. Kathryn Cramer adalah seorang ilmuwan sosial yang terkenal karena karyanya dalam mempromosikan pendekatan berbasis aset dalam berbagai konteks, termasuk pengembangan masyarakat, pendidikan, dan kesehatan.
Beberapa prinsip utama dari pendekatan berbasis aset yang dikembangkan oleh Dr. Kathryn Cramer antara lain pendekatan berorientasi pada kekuatan, kolaboratif, sumber daya berbasis komunitas, multidimensi dan berorientasi pada pemecahan masalah.  Dalam pendekatan berbasis aset, kekuatannya menekankan pada pengidentifikasian dan pemanfaatan kekuatan, sumber daya, dan potensi yang dimiliki oleh individu atau komunitas, daripada hanya memperhatikan masalah atau kelemahan. Pendekatan ini akhirnya mendorong mendorong kolaborasi dan partisipasi aktif dari individu atau kelompok yang terlibat dalam proses perubahan atau pemecahan masalah. Hal ini memungkinkan setiap orang merasa didengar dan terlibat dalam menentukan arah dan solusi yang diambil. Dari hal ini justru kekuatan yang dimiliki oleh setiap individu yang beragam menjadi satu.  Pendekatan berbasis aset juga mengakui bahwa setiap komunitas memiliki kekayaan sumber daya dan potensi yang unik, yang dapat digunakan untuk memperbaiki kondisi dan mencapai tujuan bersama. Pendekatan ini juga memandang bahwa individu dan komunitas sebagai entitas yang kompleks, dan mengakui bahwa solusi yang efektif mungkin memerlukan pendekatan multidimensi yang memperhitungkan berbagai aspek kehidupan. Pendekatan ini membantu individu atau komunitas untuk merumuskan solusi yang berbasis pada kekuatan dan sumber daya yang dimiliki, dan untuk mengambil langkah-langkah konkret untuk mencapai tujuan mereka.
Melalui pendekatan berbasis aset yang dikembangkan oleh Dr. Kathryn Cramer, individu dan komunitas diberdayakan untuk mengidentifikasi dan memanfaatkan potensi yang ada dalam diri mereka dan lingkungan mereka, sehingga memungkinkan mereka untuk mencapai perubahan positif dan berkelanjutan. Pendekatan ini memiliki aplikasi yang luas dalam berbagai bidang, termasuk pengembangan masyarakat, pendidikan, kesehatan, dan pembangunan sosial. Jika kita hubungkan dengan pengambilan keputusan, maka disarankan bagi pemimpin pembelajar untuk menerapkan pendekatan berbasis aset untuk pertimbangan pengambilan keputusan. Pendekatan berbasis aset atau kekuatan dalam pengambilan keputusan mengarahkan perhatian pada potensi, sumber daya, dan kemampuan yang dimiliki individu atau kelompok untuk mengatasi tantangan dan mencapai tujuan. Ada beberapa prinsip utama  konteks pengambilan keputusan yaitu fokus pada kekuatan. Seorang pemimpin pembelajar akan megidentifikasi pada kekuatan, bakat, dan sumber daya yang dimiliki individu atau kelompok yang dipimpinnya, daripada hanya memperhatikan kelemahan atau masalah. Pemimpin dalam mengambil keputusan akan melibatkan orang lain. Kolaborasi dan Keterlibatan menjadi prinsip yang dijalankan sehingga memungkinkan individu atau kelompok untuk terlibat secara aktif dalam proses pengambilan keputusan, merasa didengar, dan memainkan peran aktif dalam menentukan arah dan solusi yang diambil. Pemimpin juga akan mendukung otonomi dan kemandirian. Pemimpin akan memberikan ruang bagi individu atau kelompok untuk mengambil kontrol atas kehidupan mereka sendiri, merasa memiliki kepemilikan terhadap keputusan yang diambil, dan mengembangkan kemandirian. Pemimpin akan mengakui bahwa setiap individu atau kelompok memiliki kekuatan dan sumber daya yang unik, dan bahwa solusi yang efektif mungkin memerlukan berbagai pendekatan multidimensi. Pemimpin juga akan mendorong pembentukan dan penguatan jaringan dukungan sosial yang memadai, termasuk keluarga, teman, komunitas, dan sumber daya profesional, untuk membantu individu atau kelompok mencapai tujuan mereka.
Pendekatan berbasis aset (asset-based approach) ketika diterapkan oleh pimpinan akan memberikan manfaat antara lain munculnya penguatan diri, solusi yang berkelanjutan, pengurangan stigma, peningkatan resiliensi dan keputusannya akan lebih berorientasi pada solusi.  Pendekaan ini memungkinkan individu atau kelompok untuk mengembangkan rasa harga diri, keyakinan diri, dan motivasi untuk mengatasi tantangan dan mencapai tujuan mereka. Dengan memanfaatkan kekuatan dan sumber daya yang dimiliki individu atau kelompok, solusi yang dihasilkan cenderung lebih berkelanjutan dan relevan dengan kebutuhan dan konteks mereka. Pendekatan ini akan membantu mengurangi stigma yang terkait dengan fokus pada masalah atau kelemahan, dan menggeser paradigma menjadi penghargaan terhadap keberagaman, kemampuan, dan potensi setiap individu. Pendekatan ini juga akan membantu individu atau kelompok untuk mengembangkan kemampuan adaptasi dan ketahanan terhadap tekanan atau tantangan yang dihadapi dalam kehidupan mereka. Pendekatan ini akan memungkinkan individu atau kelompok untuk merumuskan rencana tindakan yang berbasis pada kekuatan dan sumber daya yang dimiliki, dan untuk mengambil keputusan yang lebih berorientasi pada solusi daripada pada masalah. Dengan mengadopsi pendekatan berbasis aset dalam pengambilan keputusan, individu atau kelompok diarahkan untuk melihat potensi dan sumber daya yang ada, memungkinkan mereka untuk menghadapi tantangan dengan keyakinan dan daya tahan yang lebih besar, serta mencapai hasil yang lebih positif dan berkelanjutan. Yuk, kita bergeser dari pendekatan berbasis kekurangan menuju pada pendekatan berbasis kekuatan. Pasti bisa.

 

Leave a Comment Cancel Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Exit mobile version